"Halo, siapa disana? Aku ya? Bagaimana tahunmu? Aku yang adalah kau tidak akan bertanya mengenai bagaimana harimu. Terlalu klasik dan sering ditanyakan orang. Ah masih sama ya. Kasian, ah tidak 'kamu pasti bahagia, kamu beruntung.' Ya, tetap dengarkan mereka supaya mereka terlihat bodoh"
***
"XiBei dan Xing Company Sepakat Memutus Kerjasama Perusahaan"
"Xing Company Kehilangan Dua Perusahaan Besarnya"
"Baru Memimpin Dalam Waktu Singkat, CEO Wen Tidak Kompeten?"
"Disebut Tujuan XiBei, MN Co Semakin Besar?
Pagi hari ini Joshua terlihat sibuk membaca sesuatu dalam portal berita yang menyebutkan Xing, XiBei, dan An-Metch yang mana hal ini belum diputuskan untuk menjadi konsumsi publik, dalam artian berita mengenai pelepasan anak perusahaan ini bocor tanpa kehendak perusahaan.
Beberapa kali membaca artikel berbeda dengan topik yang masih sama, ponsel miliknya berdering, seseorang menghubunginya di pagi hari – pukul 6 pagi.
"Ya?"
"Halo... artikel-artikel yang kau minta sudah di publish." Jawab seseorang yang menghubungi Joshua.
"Yup, sudah ku baca. Mengenai kompensasi, mari menunggu pihak Xing dan beberapa perusahaan yang disebut dalam artikel" ucap Joshua dengannya.
Menutup percakapan, Joshua terlihat puas dengan hasil kerja orang tersebut. Lihatlah baru dipublish pukul 6 pagi tepat, beberapa menit sebelumnya. Namun, tercatat sudah lebih dari 500 komentar di beberapa artikel. Dengan begini entah apakah Xing dan Wen Junhui tetap tenang di tempatnya.
Perlu diketahui bahwa meskipun Joshua merupakan salah satu staff eksekutif dari Xing Company – setidaknya sampai 2 hari kebelakang, sebelum perintah hukuman dari Wen Junhui kemarin, juga kaki tangan CEO tersebut, ada banyak hal yang tidak Wen Junhui tahu mengenai apa yang dilakukannya. Lebih tepatnya pria tersebut tidak cukup peduli apa yang bawahannya lakukan. Yang membuatnya lagi-lagi diuntungkan kali ini ialah Wen Junhui terlihat tidak tahu menahu mengenai dirinya, apa yang dirinya lakukan, atau sekedar mencari orang-orang yang menerbitkan banyak artikel negatif mengenai dirinya.
"Lets see, the game is begin" ucap Joshua dengan monolog singkatnya, dengan laptop terbuka menunjukkan headline artikel pagi ini.
***
Jendela besar apartemen mewah dengan pemandangan langsung mengarah kearah tower gedung-gedung tinggi bak pencakar langit, yang sudah dapat dipastikan pemilik para businessman kota terbuka amat lebar dengan gorden besar nan panjang yang enggan menutupi kaca-kaca bening tersebut. Tak jauh dari sana, terlihat seseorang tengah duduk dengan tangan di dagu, membaca lamat-lamat sesuatu yang berada di depannya. Berbeda dengan hari biasa, terlihat kacamata berbingkai keemasan bertengger cantik di atas hidung mancungnya. Sebuah perpaduan sempurna di pagi hari yang cerah. Sayang, hal tersebut berbanding terbalik dengan apa yang tengah ia kerjakan. Bukan sekedar membaca rangkaian kata dalam novel remaja, atau memainkan jari panjangnya dalam setiap huruf yang muncul dalam layar.
Pukul 6 pagi, waktu yang amat cepat bagi seseorang untuk mengirimkan artikel bisnis dari konflik perusahaan-perusahaan besar. Siapa yang mau membaca berita berat sepagi ini yang tidak semua orang paham akan topik tersebut. Normalnya begitu. Namun, sepertinya berita ini mulai mendapat perhatian dari masyarakat umum terlepas mereka memahami situasinya atau tidak. Mungkin salah satu yang dapat mereka pahami dengan mudah ialah "CEO muda pujaan mereka mendapat kecaman terhadap perusahannya sendiri" atau semudah mengatakan "CEO tersebut terancam gagal dan bangkrut"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Break My Trust [Junhao]
Fanfiction[JUNHAO Story] "Trusting someone is something that I rarely or never do. But i tried it for you, I did. Only at the end did it make me think that it was a mistake."