Haechan yang semula santai berubah gelisah menatap Renjun yang tercenung sesaat tak berkata-kata.
" Hentikan mereka untuk beberapa waktu. Saya ingin berbicara dengan Huang Sajangnim dan Dokter Lee." Suara berat penuh perintah keluar dari mulut Letnan Satu Na Jaemin. Suara penuh wibawa itu mengagetkan semua yang berada di ruangan rawat inap itu. Tak menyangka jika pasien tentara yang sebelumnya bertutur lemah penuh luka itu bisa mengeluarkan aura sedemikian rupa.
Sang Kepala keamanan menatap Renjun bingung karna baru saja di perintah oleh seseorang yang bukan atasannya. Namun sang atasan itu sendiri mengangguk setelah berdiam diri cukup lama membuat sang kepala keamanan tanpa banyak bertanya segera keluar dan menunaikan tugasnya.
" Kau yakin Renjun-ah? Kau bisa saja mendapatkan masalah karna ini." Dokter Haechan berbisik, namun sang direktur utama itu malah mengabaikan kekhawatiran sang sahabat.
" Anda ingin membicarakan apa Letnan?"
Jaemin menatap sang CEO dengan raut penuh penghargaan.
" Maaf jika saya lancang ingin meminta bantuan anda, Sajangnim. Saya sama sekali tidak takut di pukuli atau disiksa. Tapi Kolonel itu mengancam membunuh keluarga saya. Dengan fakta saya telah melarikan diri dari penyekapan, tak pelak lagi jika mereka mengincar kedua orangtua saya. Bisakah..."
Jaemin ragu sejenak, tapi demi di lihatnya Renjun tetap mendengarkannya dengan sungguh-sungguh, akhirnya tanpa keraguan sang prajurit muda itu melanjutkan.
".... Bisakah Sajangnim mengirimkan beberapa polisi militer ke rumah orangtua saya di Jeonju untuk memastikan keselamatannya dan menghubungi seseorang yang saya percayai untuk mengambilkan rekaman itu di markas serta menghubungi polisi militer untuk melindungi saya dan melaporkan kejahatan kolonel itu?"
" Kau meminta terlalu banyak, Letnan."
•
•
•" Sajangnim, seseorang ingin menemui anda."
Renjun yang sedang memeriksa sebuah berkas menoleh ke arah sekretarisnya, lalu mengangguk mempersilahkan. Sekretaris itu segera berlalu dan semenit kemudian, seseorang berpakaian militer lengkap masuk mengucapkan salam.
Renjun mengangkat kepalanya sedikit lantas membalas sapaan sang tamu dengan wajah ramah. Renjun segera berdiri dan berjalan ke arah sofa sembari mengkode sang tamu untuk mengikutinya.
Mereka duduk berhadapan.
" Jadi ada apa Letnan?"
Seseorang itu, Na Jaemin tersenyum lebar.
" Letnan aniya, kapten, Sajangnim." Ujarnya sembari menepuk pelan dadanya. Renjun tersenyum geli.
" Kau mendapatkan kenaikan pangkat begitu cepat."
" Ah itu tentu saja berkat bantuan Sajangnim. Jika sajangnim tidak bermurah hati membantuku, entah apa jadinya."
Renjun mendengus.
" Bahkan kau baru menemuiku sekarang setelah kejadian itu. Benar-benar tidak sopan hanya menghubungiku dengan pesan-pesan singkat dan telpon."
Jaemin terkekeh pelan. Merasa sangat lucu melihat bagaimana sang direktur muda itu terlihat marah.
" Oh ayolah Sajangnim. Anda tentu tau kalau saya harus mengerjakan laporan setebal kitab suci karna kejadian itu. Saya harus mengurus ini dan itu, sibuk sekali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemren Oneshoot Collection
FanfictionWelcome to : 7th My Jaemren Oneshoot Collection Bxb jaemren ONESHOOT/multichapter Halo Jaemren in da haus😂 December 12, 2019 02:26