Jaemin mempercepat langkahnya ketika melihat sesosok tubuh mungil berdiri dengan cemas di pinggir trotoar di depan sebuah rumah bertingkat 5 dengan aksara Hanzi yang artinya ' Moralitas ' yang menempel di bagian tingkat 4 rumah itu.
Jaemin mempercepat langkahnya ketika pemuda itu kini melihatnya. Pemuda itu mengangkat tangannya sekilas membuat Jaemin tersenyum lalu membalas lambaian tangannya.
Setelah mereka saling berhadapan.
" H-hai--- Ah sebentar. Kenapa ini canggung sekali." Keluh Jaemin sembari menggaruk kepalanya. Pemuda mungil yang ada di hadapannya tertawa pelan, karna sesungguhnya, ia sendiri juga di landa perasaan canggung yang sama.
" Akhirnya kita bertemu, Jaemin-ah." Ujar pemuda yang lebih pendek, berusaha untuk membuat pertemuan pertama mereka menjadi lebih baik. Jaemin tersenyum menanggapi.
" Maja, akhirnya kita bisa bertemu, Renjunie." Balas Jaemin berusaha rileks. Tapi." Ahh. Apa lagi yang harus ku katakan?" Ujarnya.
" Ayo masuk, kedua kakak kembarku sedari tadi mengawasi kita."
Jaemin mengikuti arah telunjuk Renjun. Dan benar saja, 2 orang pemuda kini tengah menelisik menatapnya dengan tatapan tajam dari jendela lantai 2.
'Ah sial. Belum apa-apa aku sudah mulas duluan.' batin Jaemin ketika matanya bersirobok dengan mata salah satu kakak kembar Renjun itu.
*
*
*Jaemin menelan ludahnya gugup ketika ke empat pasang mata kini menatapnya intens. Dari ujung kaki hingga ujung kepala, menatap tajam dirinya seakan-akan siap menguliti kulit tubuhnya kapan saja.
" Jadi kau yang namanya Na Jaemin?" Tanya yang tertinggi di antara ke empat kakak laki-laki Renjun, Jaemin tau dia, namanya Lucas.
Jaemin mengangguk sopan.
" Iya, saya Na Jaemin." Jawab Jaemin berusaha setenang mungkin. Lucas kini saling lirik dengan kembarannya, namanya Hendery.
" Kau tau kan, adik kecil kami sebelumnya belum pernah berpacaran? Kenapa kau memacarinya?" Tanya Hendery yang di hadiahi pelototan kakak pertama Renjun, namanya Kun.
" Kau jauh-jauh datang dari Korea ke Jilin untuk menemui Renjun?" Tanya Kun membuat pertanyaan Hendery tadi terabaikan. Jaemin kembali mengangguk.
" Sangat lama jika harus menunggu Renjun untuk kembali ke Korea. Sedangkan hubungan kami baru berjalan satu minggu. Aku belum pernah sekalipun bertemu dengan Renjun, jadi ku putuskan untuk menemuinya sekarang." Jawab Jaemin panjang lebar.
" Jangan terlalu keras kepadanya anak-anak."
Jaemin dan ke empat kakak Renjun itu menoleh ke arah Renjun yang datang bersama babanya. Jaemin tersenyum sungkan.
" Baba akan pergi. Ingat. Jangan takut-takuti anak orang." Peringat Zitao, baba Renjun. Setelah mengusak dan mencium kening Renjun, kepala keluarga Huang itu berbalik menuju ke arah lift.
Renjun ikut bergabung dengan mereka. Ia duduk di antara Lucas Dan Hendery.
" Kalian membicarakan apa? Eh, Jaem, di minum dulu minumannya." Ujar Renjun ketika melihat isi gelas Jaemin yang tidak berkurang sama sekali. Jaemin mengangguk sembari tersenyum kaku.
" Kalian membahas apa?" Ulang Renjun.
" Sudahlah anak kecil diam saja." Sahut Lucas membuat Renjun kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemren Oneshoot Collection
FanfictionWelcome to : 7th My Jaemren Oneshoot Collection Bxb jaemren ONESHOOT/multichapter Halo Jaemren in da haus😂 December 12, 2019 02:26