You

1.1K 109 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

.


" Jaeminnya ada?"

Jeno dan Haechan menoleh, menatap seorang guru berbadan mungil yang entah sejak kapan berdiri di ambang pintu menatap mereka dengan tatapan menunggu jawaban.

" Yailah bocil nyamper mulu heran. Masih pagi ini." Seloroh Haechan namun tepukan keras Jeno di lengannya membuat si guru bahasa mendelik.


" Itu Jaeminnya disana. Lagi ngeprint RPL." Ujar Jeno sembari menunjuk Jaemin yang berada di pojokan ruangan, tengah serius menatap komputer di depannya.


" Makasi ya Jeno. Permisi."


" Oik cil.. Ren. Renjun! Gue ga di bilang makasih juga gi-- Akhh! Sakit anjir!" Haechan meringis kala telapak tangan lebar Jeno kini mendarat di pahanya.


Sementara itu dengan Renjun.


" Jaem?"

Jaemin segera menoleh mendengar suara halus itu. Wajahnya yang semula suntuk berubah menjadi cerah melihat siapa yang datang.


" Udah dateng?"

Renjun mengangguk. " Huum. Kamu udah selesai?" Tanya Renjun sembari menatap lembaran kertas di mesin printer yang terletak di sebelah komputer.

" Udah. Mau sarapan sekarang?" Tanya Jaemin, Renjun mengangguk membuat si pemuda perlahan berdiri.


" Nanti temenin ke alfa depan ya, mau beli air mineral." Ujar Renjun lagi saat Jaemin memberesi kertas-kertas RPLnya. Pemuda itu menoleh.


" Kenapa ga beli air mineral di kantin aja?" Tanyanya terheran.



" Engga. Biar sekalian ngadem."


" Di ruangan guru bukannya pake ac?"


" AC belakang mati. Jadi dinginnya ga nyampe ke mejaku." Jawab Renjun lagi. Akhirnya Jaemin mengangguk.


Jaemren Oneshoot CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang