4 oneshoot yang akan publish sudah pernah publish di satu akun, tapi karna aku bukan author lagi disana, ku tarik lagi karyaku.
Kalau yang belum pernah baca syukurlah. Selamat menikmati😊--------------^^^^--------------
" Berhentilah menangis seperti orang bodoh."
" Ya kau benar. Aku sangatlah bodoh."
****
Bel berbunyi menandakan berakhirnya segala aktivitas belajar mengajar yang ada di kelas ini. Sebagian dari temanku melonjak bahagia karna telah sangat muak berada di ruangan berhawa pengap di iringi celotehan guru muda dengan nada suara centil yang di buat-buat itu.
" Huahh akhirnyaa." Desahku sembari sedikit menggeliat. Haechan yang tengah membereskan perkakas alat lukisnya menoleh dengan smirk di wajahnya.
" Apa sekolah ini seperti neraka bagimu?" Godanya sembari memasukkan kanvas ke bag khusus melukisnya. Aku mendengus geli.
" Tentu saja kau tau bahwa kasurku jauh lebih menyenangkan daripada kursi kayu butut ini." Ucapku riang lalu memasukkan sebuah novel yang masih separuh ku baca itu ke dalam tas putih Moominku. Lalu dengan segera menyampirkan tas itu ke pundakku dan bergerak hendak melangkah meninggalkan meja yang baru setengah tahun ku huni bersama Haechan ini.
" Tunggu sebentar Injunie!" Haechan berseru sembari bergegas menyampirkan tas hitam mengkilat kesayangannya itu di bahunya dan meraih ponselnya di atas meja.
" Ayo!" Ajaknya mendahuluiku. Aku melangkah dengan malas di belakangnya yang terlihat penuh energi sembari mengecek ponselnya.
Baru saja kami melewati pintu, Haechan tiba-tiba menghentikan langkahnya dan langsung berbalik menghadap kearahku dengan ekspresi terkejutnya.
" Wae? Waeyo?" Tanyaku malas.
" Kau tidak mengecek ponselmu? Kau tau, kekasihmu memborbardirku dengan banyak sekali pesan. Segera cek ponselmu, dan maaf sepertinya aku tidak bisa pulang bersamamu."
Setelah mengatakan itu Haechan langsung bergegas meninggalkanku sebelum aku sempat protes.
" Dasar aneh. Aku memang tidak pernah pulang bersamanya kok." Gerutuku. Lalu segera mengeluarkan ponselku ketika teringat perkataan Haechan.
Memang benar sedari tadi aku tidak menyentuh ponselku untuk membalas pesan dari kekasihku dan lebih memilih membaca novel yang baru saja ku pinjam dari perpustakaan daripada aku harus mati bosan mendengar ocehan guru centil itu.
Aku tersenyum gemas menatap ponselku ketika ku nyalakan data selulernya, puluhan notifikasi ku terima dari pemilik nama kontak 'Pacar' itu. Kekasihku itu memang akan selalu melakukan spam chat di setiap dia mempunyai kesempatan.
Setelah getaran notifikasinya reda aku segera memasuki roomchat kami. Aku merengut karna pacarku ini melakukan spam dengan stiker-stiker aneh yang entah darimana di dapatkannya lalu setelah itu pesan chat yang berisi, kamu dimana? Sudah pulang? Atau apa yang kamu lakukan?
Aku tersenyum simpul lalu membalas chatnya dengan mengatakan aku baru saja keluar dari kelasku dan akan segera pulang.
Aku tersenyum kembali ketika dia begitu cepat membaca chatku. Lalu dengan langkah santai aku beranjak hendak turun ke lantai satu karna kelasku berada di lantai 2 gedung ini.
Sesampainya di anak tangga paling bawah aku mengecek ponselku sekali lagi dan tidak ku dapati satupun balasan darinya. Hanya di baca saja.
' Apa dia marah kepadaku?' Fikirku. Tapi aku teringat sesuatu lalu segera menelpon kakek untuk segera menjemputku. Sekedar informasi saja, aku tinggal bersama kakek dan nenekku. Orangtuaku? Mereka tentu saja masih ada, ah maksudku ayah kandungku masih ada, ibuku? Aku mempunyai ibu tiri. Jangan tanya kemana ibu kandungku. Beliau telah bahagia disisi Yang Maha Kuasa. Orangtuaku masih satu kota denganku, tapi aku lebih nyaman tinggal bersama kakek dan nenekku karna mereka sangat memanjakanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemren Oneshoot Collection
FanfictionWelcome to : 7th My Jaemren Oneshoot Collection Bxb jaemren ONESHOOT/multichapter Halo Jaemren in da haus😂 December 12, 2019 02:26