Edisi Ramadhan

3.9K 390 24
                                    



" Yah, tolong itu Jisung dan Chenle di bangunin dulu. Sebentar lagi masakannya kelar."

Jaemin yang masih setengah mengantuk mengiyakan permintaan sang istri yang tengah berkutat dengan wajan dan spatula dan di tungku kompor satunya panci yang berisi tongseng daging ayam yang aromanya yang menggugah selera memenuhi seluruh ruangan.

Jaemin berjalan agak terhuyung menuju kamar kedua anaknya di lantai atas. Membuka dengan mudah pintu kamar anaknya yang semalam di wanti-wanti Renjun agar tidak di kunci, menampilkan kedua anaknya yang masih terlelap dengan posisi yang aneh. Jisung yang bergelung seperti ulat kaki seribu di ranjang mini dengan sprey bermotif transformer dan Chenle yang tidur dengan posisi tengkurap dengan kepala persis di pinggiran ranjang dengan sprey motif anime slum dunk dengan bantal dan selimut yang jatuh bertebaran di lantai.

Jaemin menuju ranjang yang tertua, meskipun akan sangat sulit membangunkan anak bersuara lumba-lumba itu tentu saja.

" Le, Lele, bangun Le. Sahur."Jaemin mulai mengguncang tubuh Chenle, si anak tertua. Akan tetapi jangankan bangun, bergerak saja si sulung itu enggan.

" Lee. Bangun Le. Ini hari pertama sahur, ayo." Kali ini Jaemin mengguncang tubuh anaknya lebih kencang. Alhasil membuat si anak sulung berhasil menggeliat. Namun hanya itu, si anak kembali tertidur pulas membuat Jaemin frustasi.


Kini Jaemin beralih ke ranjang si bungsu setelah berkali-kali tidak berhasil membangunkan si kakak tertua.

" Cung, bangun nak. Mama masak telor ceplok kesukaan Icung. Ayo bangun, kita sahur bareng." Jaemin menggoyangkan tubuh putra kedua nya. Jisung langsung menggeliat dan sebelah matanya perlahan terbuka, sedikit saja. Setelah itu Jisung kembali terpejam.

" Haih anak ini. Cungg. Bangun, ayo sahurrr!" Seru Jaemin, kembali mengguncang tubuh Jisung yang kali ini tangannya di tepis Jisung tanpa mau terbangun.



" Ayahh, berisik."

Jaemin menoleh cepat mendengar suara serak dari ranjang seberang tempat anak sulungnya berada. Jaemin mengerang saat di lihatnya mata Chenle masih setia terpejam.

" Ayah nggak akan tanggung jawab kalau bunda kalian yang bakalan bangunin ya." Setelah mengucapkan itu Jaemin keluar dari kamar anak-anaknya dengan kantuk yang seratus persen sirna. Bergegas menuruni tangga dan menuju ruang makan sekaligus dapur itu.

Renjun yang tengah menata piring menatap Jaemin yang sepertinya gagal menjalankan misi membangunkan anak mereka.

" Mereka gamau di bangunin bund. Malah ngatain ayah berisik." Keluh Jaemin sembari duduk di kursi meja makan lalu meraih cangkir berisi kopi hitam dan menyeruput kopi hitam yang di sediakan istrinya itu perlahan.

Renjun menghela nafas lelah sembari menanggalkan apronnya.

" Yaudah biar aku aja yang bangunin." Ujar Renjun sembari melangkah cepat menuju kamar kedua putranya itu.


Beberapa menit kemudian Jaemin mendengarkan teriakan-teriakan nyaring dari sang istri untuk membangunkan anak-anak mereka. Dan beberapa menit setelahnya Renjun kembali di ikuti kedua anaknya yang berwajah bantal dengan mata yang terpejam sesekali di karnakan baru duapuluh persen terbangun dari tidurnya.

Renjun duduk di sebelah Jaemin sembari mengawasi kedua anaknya yang tengah menarik kursi dan berusaha duduk di seberangnya.

Jaemin yang tersenyum melihat tingkah kedua jagoannya itu kini mengangsurkan 2 gelas susu putih yang sebelumnya telah di sediakan sang istri.

" Ayo minum dulu susunya, biar ngantuknya hilang." Ujar Jaemin masih dengan senyumnya.


" Bunda bikin Icung kaget tau." Rengut Jisung sembari menarik gelas susunya. Sedangkan Chenle kembali terkantuk-kantuk.


" Lele! Bangun! Atau cuci muka sana di washtafel!" Seru Renjun galak membuat Chenle terperanjat dan reflek turun dari kursinya menuju washtafel yang berada tidak jauh di dekatnya.

Setelah mereka semua lengkap di meja makan, Renjun memaksa Chenle untuk memimpin doa untuk niat sahur yang di kerjakan setengah hati oleh sang anak. Setelah itu keluarga Na menikmati makan sahur perdananya di tahun ini.


" Icung beneran kuat puasa kan nantinya?" Tanya Jaemin di sela-sela acara makannya. Jisung menatapnya ragu, lalu beralih menatap Renjun lalu kembali menatap Jaemin.

" Bunda bilang kalau Icung harus puasa ayah." Jawabnya.

" Iyalah kamu harus puasa. Tahun kemaren aja saat abang seusia kamu abang juga puasa." Ujar Chenle sembari menyendokkan nasinya.

Jaemin tersenyum geli mendengar ucapan Chenle, karna tahun lalu Chenle hanya melakukan puasa setengah-setengah hari. Tapi biarlah, biar Jisung tidak menolak untuk melakukan puasa tahun ini. Semalam Renjun sudah wanti-wanti juga kepada Chenle bahwa ia tidak bisa lagi melakukan puasa setengah hari.


" Puasa asik ya bang?" Tanya Jisung polos membuat Chenle terdiam sesaat sembari menatap kedua orangtuanya.


" Nngg itu, ya enak, ayah ngasih duit jajan lebih saat lebaran karna abang ikut puasa." Akhirnya Chenle menemukan jawabannya membuat Jisung terlihat antusias.

" Benaran yah?" Tanya Jisung semangat.


" Iya. Makanya Icung harus semangat puasanya, biar nanti di kasih hadiah sama ayah." Renjun yang menjawab kali ini. Jisung kembali melonjak.

" Transformer, Yah??!" Tanya Jisung dengan mata berbinar-binar menatap ayahnya.

" Eh Lele juga dapat hadiah kan??" Chenle ikut menginterupsi.

" Iya semuanya akan dapat hadiah. Ayo habisin makanannya, keburu imsak nanti." Lerai Renjun. Sedangkan Jaemin hanya senyum-senyum di tempatnya.

" Iya buunn!" Jawab kedua anaknya serentak lalu kembali menyuap nasi ke mulut masing-masing, lebih bersemangat.

" Ingat ya. Kalau puasa itu tidak boleh makan dan minum----"

" Eh?! Nanti kita mati gimana bun?" Jisung buru-buru memotong.

" Tentu saja tidak nak---"


" Nggak mungkinlah, kan saat adzan magrib kita udah boleh makan." Kali ini Chenle memotong penjelasan Jaemin. Membuat Jisung kini mengangguk-angguk. Entah anak itu paham apa tidak.

" Eh kalau Icung pup, masih boleh puasa ngga bun?"

Jaemin terkekeh dan Renjun tersenyum.

" Tentu saja anakku." Jawab Renjun dengan nada lembutnya yang langka.




End..

First time AU lokal dengan bahasa non baku. Hehe. Edisi khusus buat ramadhan nih.

Jaemren Oneshoot CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang