Lost ( End )

3.5K 377 55
                                    



Jaemin terbangun ketika mendengar suara igauan Renjun. Pemuda itu segera bangkit dan beringsut mendekati Renjun yang tertidur tidak jauh darinya. Di luar sana hujan masih deras meskipun tidak lagi di sertai angin kencang seperti sebelumnya.



" Renjuna? Ya Huang Renjun? gwenchana?"



Pemuda itu tak menjawab, hanya suara erangannya saja yang terdengar di dalam kegelapan.



" Renjun-ah-"




Renjun terus saja meracau dengan tubuh gemetar. Tangan Jaemin terulur untuk memeriksa suhu tubuh Renjun. Seketika pemuda itu tersentak kaget ketika tangannya bersentuhan langsung dengan pipi si pemuda Huang. Tangannya seperti menyentuh sebongkah balok es.



" Gawat." Desis Jaemin. Tanpa berfikir panjang Jaemin segera melepas baju kaus yang ia kenakan lalu mengambil Coat yang menyelimuti tubuh dingin Renjun yang tengah meringkuk seperti janin. Jaemin segera meraih tubuh si pemuda Huang dan tanpa ragu melepas baju kaus tipisnya.



Jaemin segera menarik tubuh Renjun dengan membawanya bersandar ke sudut pondok dengan Jaemin memeluk tubuh setengah telanjang pemuda itu dari belakang. Jaemin segera menyelimuti kembali tubuh Renjun dengan coatnya, lalu membalut kaki Renjun erat dengan baju kaos yang ada.



Setelah tubuh Renjun tertutup rapat, Jaemin mengeratkan pelukannya di tubuh Renjun agar panas tubuhnya tersalurkan ke tubuh sedingin es Renjun yang tengah mengalami hipotermia. Jaemin dengan telaten menggosok-gosokkan tangan Renjun dan juga anggota tubuhnya yang bisa Jaemin raih agar suhu tubuhnya bisa kembali.




Setelah setengah jam berjuang, akhirnya racauan Renjun di gantikan dengkuran halus yang keluar dari mulut si pemuda manis.



Jaemin menghela nafas lega. Renjun berhasil menghadapi masa kritisnya. Malam ini terasa sangat panjang bagi Jaemin yang mendadak merindukan pagi.




¤
¤
¤
¤
¤



Jaemin terbangun ketika merasa seluruh tubuhnya mati rasa. Saat ia hendak bergerak, seseorang yang dari semalam menempel di tubuhnya juga perlahan bergerak menggeliat.



"  Ugh tubuhku sakit semua." Lirih Renjun sembari menggeliat membuat coat yang menjadi selimutnya tergeser menampilkan tubuh setengah telanjangnya. Renjun menunduk ketika merasakan angin dingin langsung menyapa kulitnya.



Renjun melotot kaget melihat dada telanjangnya.



" Aaaggh! Apa yang terjadi?!" Serunya sembari kembali menutupi tubuhnya dengan longcoat milik Jaemin. Dan di saat itulah ia tersadar dan merasakan tangan seseorang yang tengah melingkar di perutnya dan juga hangatnya kulit seseorang yang tengah ia jadikan tempat bersandar.



" Bisakah kamu menyingkir, seluruh tubuhku mati rasa." Suara berat khas bangun tidur yang menyapa telinga kanannya itu hampir membuat Renjun terlompat jika saja tubuhnya tak sedang di peluk.



Renjun segera menoleh cepat dan hidungnya langsung bersinggungan dengan bibir Jaemin yang matanya tetlihat masih berat itu.




" Ya! Apa yang kau lakukan?!" Seru Renjun sembari melepaskan pelukan tangan Jaemin di perutnya lalu segera merangkak menjauh, menutupi bagian ini dan itu dari tubuhnya.



Pemuda itu melotot horor ke arah Jaemin yang tengah berusaha menggeliat menghilangkan pegal dan mati rasanya. Wajah Renjun seketika memanas menatap tubuh penuh otot pemuda Na itu.




Jaemren Oneshoot CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang