Lost

5.8K 508 54
                                    




Uhuk uhuk!


" Hah! Thanks God! Are you okey?"



Sayup-sayup Renjun bisa mendengar seruan di dekatnya membuat pemuda itu memaksakan matanya agar sepenuhnya membuka, Renjun mengernyit ketika cahaya matahari terik menyilaukan pandangannya. Renjun berusaha bangkit duduk, tapi tubuhnya menyentak sakit hingga ia kembali terkapar.



Renjun menatap sekeliling, birunya langit setara dengan birunya laut yang membentang luas di depannya. Teriknya matahari menyengat memerihkan kulit. Ia kembali terbatuk, tubuhnya melengkung mengeluarkan air yang masih tersisa dari mulutnya.



" You're drinking too much water."




Renjun menoleh ke seorang pemuda bersurai blonde yang tengah berlutut di sampingnya itu. Dada Renjun teramat sakit sekarang, sepertinya pemuda itu baru saja memberikan CPR kepadanya.




" Eodiga..."




" Ah astaga. Kau orang Korea?" Kejut si pemuda. Renjun hanya menatap sayu si pemuda bersurai blonde yang ternyata bisa berbahasa Korea itu.





" Kita? Sekarang? Entahlah. Aku juga tidak tau." Pemuda bersurai blonde itu kembali menjawab, wajahnya tampak baret dan lebam disana sini. Longcoat dan pakaian yang di kenakannya tampak sangat kotor di penuhi pasir pantai.





" Haus.." Hanya itu yang sanggup di ucapkan Renjun. Pemuda asing itu tersentak sesaat sebelum bergegas meraih ransel tahan air yang tergeletak di sebelahnya dan mengeluarkan sebotol air mineral dari sana. Dan membantu meminumkan air itu kepada Renjun.





" Sshh. Sakit." Ringis Renjun meraba pinggangnya yang mendadak terasa sangat sakit.



Pemuda asing itu dengan sigap segera memeriksa pinggang Renjun dan terlihat terkejut setelahnya.




" Ada pecahan kaca di pinggangmu." Pemuda itu sejenak menyeka peluhnya." Disini sangat panas. Apa kau bisa berdiri?"




Renjun mengangguk perlahan sembari mengernyit kesakitan.



" A-aku bisa."





" Aku yakin kau tidak akan sanggup berdiri." Ujar si pemuda setelah melihat bagaimana usaha Renjun untuk hanya sekedar menggerakan tubuhnya. Pemuda itu meraih ranselnya, setelah itu secara mengejutkan ia mengangkat tubuh Renjun ke dalam gendongannya.



" Sudahlah jangan protes." Pemuda itu segera menyela saat Renjun hendak membuka mulutnya. Renjun yang kehilangan banyak tenaganya itu pun memilih diam dan membiarkan pemuda asing itu membawanya ke bawah sebuah batang pohon yang cukup rindang. Dengan hati-hati ia membaringkan Renjun di atas pasir pantai yang lembut.




Pemuda itu cekatan mengeluarkan first aid kid dari dalam tasnya lalu mensejajarkan beberapa botol di dekatnya.




" Ini akan sangat sakit. Tapi bertahanlah." Ujarnya cepat. Renjun menatapnya tidak mengerti. Tapi tubuhnya terlalu lemah untuk bertanya lebih lanjut.



Pemuda itu menyibak baju yang di kenakan Renjun di bagian pinggangnya. Menampakan pecahan kaca yang tidak terlalu besar tengah menancap disana. Renjun menatap pecahan kaca itu jeri. Akhirnya ia tau apa yang akan pemuda itu lakukan. Pemuda itu akan mengeluarkan kaca yang tertancap di pinggangnya itu.



" Bertahanlah." Ucapnya yang telah menyiramkan alkohol di atas permukaan kulitnya. Renjun menggigit bibirnya takut. Wajah pucatnya semakin pucat.






Jaemren Oneshoot CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang