Istilah kepala batu barangkali sudah sangat familiar kita dengar. Atau mungkin juga, kita sendiri yang pernah dijuluki kepala batu.
Kepala batu atau juga sering disebut keras kepala merupakan salah satu watak atau sifat bawaan seseorang yang dapat mempengaruhi sikap dan pola pikir. Banyak orang yang mengatakan, jika watak atau karakter seseorang tidak akan bisa diubah. Persepsi tersebut tidaklah benar seratus persen. Watak seseorang bisa saja diubah asalkan ada kemauan. Apalagi merubah karakter yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Seperti keras kepala atau kepala batu.
Orang yang memiliki watak keras kepala atau kepala batu biasanya disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, karakter atau sifat bawaan dari lahir yang sudah melekat pada dirinya. Orang dengan karakter keras kepala biasanya akan lebih sensitif, mudah tersinggung. Kedua, adanya keinginan untuk mendapatkan hadiah (reward) dari sikapnya tersebut. Contoh, seorang anak yang bersikeras tidak mau menuruti perintah orang tuanya untuk tidur lebih awal, dengan tujuan agar bisa menonton TV lebih lama atau bermain game. Ketiga, karena faktor balas dendam. Ada beberapa orang yang bersikap keras kepala hanya kepada pihak-pihak tertentu saja. Biasanya, orang yang bersikap seperti ini muncul sebagai bentuk balas dendam yang pasif-agresif. Atau bahasa sederhananya orang yang munafik. Di depan orang lain baik, sedangkan di depan orang yang berbeda, tidak demikian.
Adapun hal-hal yang dapat dilakukan untuk sedikit meredam sifat keras kepala antara lain: berusahalah mendengarkan pendapat orang lain meskipun berbeda dengan pendapat kita sendiri, bersikap menerima segala kemungkinan yang terjadi jika tidak sama dengan rencana awal, berani mengakui kesalahan, dan yang terakhir belajar berdamai dengan keadaan demi ketentraman bersama.
Senantiasa bersikap keras kepala, bukanlah cara untuk memperoleh kemenangan dalam beradu argumen dengan orang lain.
Nah, apakah Anda masih mau dijuluki si kepala batu?Semoga bermanfaat!
(Mataram, 10 Juni 2021)
KAMU SEDANG MEMBACA
Artikel Ramputan
Random"Artikel Ramputan" ini saya tulis dalam rangka mengikuti tantangan "30 Hari Konsisten Menulis". Kata "Ramputan" saya ambil dari bahasa daerah asal saya, daerah Lombok yaitu bahasa Sasak. Dalam bahasa Indonesia biasanya disebut sayur asem. Di mana se...