Arumi menghempaskan tubuhnya kesal. Dasar Aruna! Sejak hari pertama wanita itu dilahirkan selalu saja menyusahkan Arumi.
Arumi menghidupkan water heater.
"Mbak... "
Arumi menoleh.
Aruna dengan senyum tengilnya masuk kamar Arumi.
"Ayolah mbak, aku gak tau lagi mau minta tolong ke siapa. "
"Enggak Runa, aku malas. "Jawab Arumi sembari memilih baju yang akan dia pakai setelah mandi.
"Mbak, kita cuma dua bersaudari mbak. Kalo mbak gak bantu aku gimana nasibku? "
Arumi menghela nafas kasar. Dia dan Aruna hanya berbeda 2 tahun. Besok Aruna akan menikah. Sementara dia? Masih saja sendiri.
"Kamu tau, sedari tadi Bude Sita sudah terus menanyakan kenapa kamu melangkahiku. Untung saja Tante Alma masih mau membantuku. Aku gak mau semakin terlihat menyedihkan Runa. "Jawab Arumi sembari masuk ke kamar mandi yang ada didalam kamarnya.
Aruna terdiam.
Pengkhianatan mantan pacar Arumi membuat wanita itu mati rasa. Dia banyak bergaul dengan pria namun saat mereka mulai menyatakan perasaannya Arumi perlahan pergi. Hingga saat ini, diusianya yang beranjak 27 tahun Arumi masih fokus dengan karirnya saja.
Seharusnya Dewi, anak dari Tante Alma yang akan menjadi pagar ayunya bersama dengan Fifi, teman terbaik Aruna. Sayangnya Dewi tiba-tiba tidak bisa pulang karena penerbangannya delay sampai besok sore. Sementara acara pernikahannya adalah pagi hari.
Aruna masih ada di kamar Arumi sampai kakak perempuannya itu keluar kamar mandi.
"Masih disini? "Tanya Arumi tanpa menoleh. Tangannya masih lihai untuk membuka water heater dan menuangkan teh hangat untuknya.
"Aku mau. "Celetuk Aruna dan membuat Arumi mengambil cangkir lagi untuk adiknya.
Arumi menyodorkan secangkir teh hangat pada Aruna.
"Mbak, aku janji akan turutin semua mau mbak asal besok mbak mau bantu aku. "
Tak seperti Arumi yang memiliki pergaulan luas, Aruna cenderung menutup diri apalagi dari lawan jenis.
"Mbak. "
Panggil Aruna lagi menyadarkan Arumi dari lamunannya.
"Yasudah. Siapkan kebayanya. Besok jam 5 harus udah ada di kamar mbak. "Ucap Arumi sembari menelepon MUA yang akan merias wajahnya besok.
"Siap mbak. Makasih banyak. "Ujar Aruna dan mencubit pipi Arumi.
"Iyuh jijik. "Keluh Arumi seraya memegangi pipinya.
Arumi sangat geli jika ada orang lain menyentuh tubuhnya.
Arumi merenungkan nasibnya esok hari. Dia harus menyiapkan mental saat seluruh keluarganya akan menatapnya dengan tatapan kasihan. Dilangkahi oleh adik perempuan bahkan dia menjadi pagar ayu adiknya.
...
Akad nikah dan Upacara pernikahan Aruna berjalan lancar. Arumi bisa menghembuskan nafas lega karena tugasnya telah usai.
"Mbak Arumi. "
Arumi menoleh. Adik iparnya, Dhani.
"Kenalkan mbak, ini atasanku, Pak Andri. "Ucap Dhani sembari mengenalkan pria yang ada disampingnya.
Aruna masih berganti pakaian rupanya.
Arumi mengalami pria didepannya sembari menyebutkan namanya lirih.
Dhani mengajak pria bernama Andri itu untuk duduk satu meja dengan Arumi yang memang tadi duduk sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pagar Ayu Aruna
General Fiction(TAMAT) Bukan, ini bukan cerita tentang Aruna. Tapi tentang Arumi, kakak perempuan Aruna. Tentang Arumi dan Andri