Rumah minimalis Candra dan Ratih terlihat sibuk. Hari ini adalah waktu arisan bulanan yang diselenggarakan oleh keluarga Ratih. Semua anak, menantu dan cucu sudah berkumpul dari pagi.
"Mah ini cateringnya udah dateng. "Seru Aruna dari teras rumah sembari menggendong Kania, putrinya yang berusia 7 bulan.
"Iya, langsung ditata aja. "Sahut Ratih yang masih membersihkan rumah bersama Arumi. Sementara itu Candra, Andri dan Dhani membantu memasang tenda di depan.
"Kak, Kafka kemana? "Tanya Ratih karena daritadi Arumi membantunya.
"Di kamar sama Nena bu. Anteng dia. "
Arumi dan Ratih segera menyelesaikan pekerjaan mereka. Pukul 10 para saudara mulai berdatangan.
"Mas, minta tolong gendong Kafka dulu ya. Aku mau benerin cepol rambutnya kakak dulu. "Ucap Arumi saat melihat rambut Nena diikat seenaknya.
Andri menggendong Kafka dan mencoba berbaur dengan keluarga besar istrinya.
Andri tak merasa kesulitan. Apalagi mereka sudah beberapa kali bertemu.
"Sini mas mbah mau gendong cucu yang ganteng ini. "Pinta Mbah Putri Arumi. Sementara Kania ada dalam gendongan Mbah kakung.
Sementara itu Arumi sudah selesai merapikan rambut Nena.
"Bunda, Nena mau itu. "Tunjuk Nena pada es buah yang tertata di depan.
"Iya, ayo bunda ambilin. "Jawab Arumi sembari menggandeng Nena mendekati es buah.
"Yay. Terima kasih nda. "
Arumi menemani Nena yang makan es buah dan duduk disamping bude-bude dan sepupunya. Ada juga Ratih disana. Sementara Aruna memilih bergabung bersama para pria dan juga mbah kakung dan mbah putri.
"Arumi, putrimu usia berapa? "Tanya Bude Sita membuka pembicaraan.
"Umur 6 tahun bude. Mau SD ya kak? "
Nena mengangguk dengan mulut penuh es buah.
"Udah gede ya. Di sekolahin di SD yang sama anaknya Ariska aja. Ada ngajinya sekalian. Full day gitu sampai Jumat. "Saran Bude Sita.
Ariska adalah sepupu Arumi yang juga putri Bude Sita.
"Oh iya bude? Itu dimana? "Tanya Arumi antusias.
"Deket sini juga. Sek bentar tak panggil Ariska. "
Bude Sita memanggil Ariska yang masih menyuapi anak keduanya.
"Wes ngobrol aja sama Ariska. Biar enak. "
Arumi mengangguk dan mulai menanyakan beberapa hal kepada Ariska tentang sekolah putra Ariska.
..."Mas... "
"Hmmm. "
Arumi menoleh. Andri masih tak mau membuka mata.
"Aku tadi abis ngomong sama Mbak Ariska. Anaknya Mbak Ariska... "
"Istrinya Mas Fajar? "
Arumi mengangguk.
"Kok Mas tau? "
"Tadi aku ngobrol sama Mas Fajar. Aku kayaknya pengen masukin Nena di sekolah yang sama kayak anaknya Mas Fajar deh nda. "
Arumi menatap Andri kesal. Sekaligus lega jadi dia tak perlu menjelaskan terlalu banyak.
"Itu juga yang mau aku omongin ke mas. Nanti kita survey ya? Aku ada nomer gurunya kok dari Mbak Ariska kalo mau tanya-tanya. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Pagar Ayu Aruna
General Fiction(TAMAT) Bukan, ini bukan cerita tentang Aruna. Tapi tentang Arumi, kakak perempuan Aruna. Tentang Arumi dan Andri