"Mas geli ih. Pindah dulu. "Keluh Arumi karena Andri sedari tadi duduk di pangkuannya sembari mengelus perutnya yang masih datar.
Andri menggeleng.
"Nanti aja, mas masih nyaman gini. "
Arumi mendengus sebal. Iya dia nyaman tapi Arumi geli."Bundaaaa. "Pekik Nena sembari memeluk bundanya.
Arumi berjengkit sebentar kemudian menatap Nena.
"Kenapa cantik? "
Nena memamerkan deretan giginya."Adek Nena cowok apa cewek nda? Cowok aja ya nda. Biar nanti enggak rebutan mainan sama Nena. "
"Kalau cowok gimana? "Sahut Andri yang masih rebahan.
Nena menatap papanya.
"Kalo cowok Nena mau adik lagi yang cewek. ""Eh, kan ada adik dari Tante Runa juga sayang. "Sela Arumi kepada putrinya.
Nena menoleh. Benar juga.
"Eh iya bund. Nena kan mau punya dua adik. "
Arumi mengusap kepala putrinya dengan sayang. Tidak menyangka di usianya yang sekarang dia sudah punya putri sebesar ini.
Andri menatap jam dinding yang terpasang.
"Kakak tidur dulu. Udah malem. "
Iya, Nena mulai dibiasakan untuk dipanggil kakak."Ya papa. "Nena masuk kamar diikuti Andri sementara Arumi membersihkan bekas makan mereka.
Setelah menidurkan Nena Andri kembali ke kamarnya bersama Arumi.
Arumi segera merebahkan dirinya di tempat tidur.
"Nda, makasih ya. Sudah bertahan sampai detik ini. Dan sampai seumur hidup. "Bisik Andri sembari menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Arumi yang sudah berbaring.
"Ih geliii. "Protes Arumi dengan ulah suaminya. Andri tergelak.
Andri mengecupi kening Arumi bertubi-tubi.
Arumi mencoba keluar dari pelukan Andri."Terima kasih sudah sabar sama aku mas. "Bisik Arumi balik.
Andri tersenyum. Akhirnya dia dapat memeluk dengan bebas kakak ipar Dhani ini. Mengingat dulu Arumi sempat menolaknya.
...
"Ndaaaa seragamku belum disiapin. "Ujar Nena sembari keluar kamar. Arumi yang sudah siap dengan baju kerjanya menghampiri Nena.
"Sebentar ya kak. Bunda cek dulu. Kemarin laundrynya belum bunda rapihin. "Jawab Arumi sembari melangkah ke meja yang ada didepan kamar Nena.
Arumi memang terbiasa untuk mengirimkan baju kering mereka ke laundry untuk disetrika.
Tidak ada juga baju seragam putrinya.
"Kakak bawa pulang kan seragamnya? "Tanya Arumi dan dijawab anggukan Nena.
"Kayaknya kakak bawa pulang nda. "
Arumi mengecek catatan laundry. Tidak ada seragam Nena.
"Ada apa nda? "Tanya Andri melihat Arumi dan Nena berdiri di pintu kamar Nena.
"Baju seragam kakak dimana pa? "Tanya Nena balik.
Arumi masuk kamar Nena. Benar saja. Baju seragam Nena masih ada di gantungan. Pasti lupa ditaruh di tempat cucian. Salahnya juga kemarin lupa mengecek baju seragam miliknya dan milik Nena.
"Kakak pake baju yang lama ya. Bajunya masih kotor ini. "Ucap Arumi sembari membawa baju Nena ke tempat cucian.
Beruntung masih ada baju Nena tahun kemarin saat dia TK tahun pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pagar Ayu Aruna
General Fiction(TAMAT) Bukan, ini bukan cerita tentang Aruna. Tapi tentang Arumi, kakak perempuan Aruna. Tentang Arumi dan Andri