"Jangan banyak-banyak bawa bajunya kak. Udah penuh itu tasnya. "Protes Arumi saat Nena masih saja menjejalkan baju-baju ke tas ransel yang akan menjadi wadah bajunya.
Mereka akan berlibur selama 3 hari sembari mengantar kedua adik Andri kembali kuliah.
"Tapi Nena mau baju ini ndaaa. "Rengek Nena sembari menunjuk satu sweater berwarna merah.
"Yaudah yang kakak enggak suka ditinggal aja. Nanti kalo memang kurang kita beli aja baju disana kak. "Saran Arumi akan permintaan Nena.
Nena akhirnya mengangguk. Setelah selesai membantu Nena packing Arumi ke kamarnya.
"Kakak mandi dulu ya. Bunda mau ke kamar. "
"Oke nda. "Jawab Nena dan beranjak mengambil handuknya.
Arumi masuk kamar. Andri sudah menata baju mereka dalam tas jinjing.
"Mending bawa koper aja gak sih mas? "Tanya Arumi sembari memandang koper yang Andri tata diatas lemari.
"Gak usah nda. Kan cuma bentar. Lagian juga ditaruh di mobil jadi kita enggak keberatan bawanya. "Tolak Andri halus tanpa menoleh.
Dia masih fokus dengan pekerjaannya.
Arumi mengangguk dan mulai menata baju dan keperluan Kafka yang sudah berusia 6 bulan.
Kafka ada di rumah ibu mertua Arumi, Laras setelah tadi pagi ikut Laras yang selesai jalan pagi.
"Bajunya adek siapin nda. Biar enggak pake baju yang tadi. "Pinta Andri sembari menelepon ibunya.
"Iya. "
Setelah selesai bersiap Arumi kembali ke kamar Nena untuk melihat apakah putrinya itu sudah siap.
"Cantik sekali anak bunda. "Puji Arumi karena Nena mengenakan baju bergambar kartun yang membuatnya terlihat semakin imut.
Nena tersenyum lebar.
"Terima kasih bunda sayang. "Jawab Nena dan memberikan sisir kepada Arumi.
Arumi menyisir rambut Nena pelan.
"Nda kita sarapan di tempat ibu aja. Terus adek juga udah mandi disana. "Ujar Andri sembari masuk kamar Nena dengan membawa handuk.
"Iya. Mas mandi dulu. Dan itu handuk aku mas. "Protes Arumi saat Andri membawa handuknya.
"Halah gak papa. "Jawab Andri seenaknya.
Arumi menghela nafas sebal.
"Kakak kalo udah laper makan roti dulu? "Tawar Arumi kepada Nena.
Nena menggeleng.
"Nanti aja nda. Kakak mau nonton tv aja ya nda? "Tanya Nena yang sudah rapi.
Arumi mengangguk. Keduanya keluar kamar Nena. Arumi kembali ke kamarnya dan mengambil handuk baru untuknya.
Mana mau Arumi memakai handuk bekas orang lain. Meskipun itu suaminya sendiri.
Setelah Andri mandi kini giliran Arumi yang mandi. Kemudian dia bersiap dan berdandan untuk perjalanan panjang hari ini.
"Loh kok papa malah minum kopi? "Tanya Arumi tak mengerti. Andri malah menuang kopi ke dalam cangkir.
"Hehe. Biar enggak ngantuk nda. "Jawab Andri tak merasa bersalah.
"Tapi kan kita udah harus ke rumah ibu mas. Ini ibu barusan wa ke aku. "Jawab Arumi sembari menyodorkan handphonenya.
"Waduh gimana ini nda? "Tanya Andri sedikit panik.
"Yaudah, mas masukin aja semua tas ke bagasi. Ini biar aku masukin ke botol termos. "Jawab Arumi dan mulai mencari botol termos di tumpukan perkakas dapurnya.
Setelah menemukan apa yang dicari Arumi segera menuangkan kopi kedalamnya.
"Nda udah? Ayo berangkat. Tas sama hp kamu udah aku masukin mobil juga. "Ajak Andri sembari mengunci pintu belakang.
Arumi dan Andri berjalan berdua ke pintu depan sementara Nena sudah di mobil.
Cup!
Andri mengecup pipi Arumi.
"Apasih mas. Udah ditunggu loh ini. "Protes Arumi akan kelakuan suaminya.
Andri semakin membandel. Dia menciumi rambut Arumi berkali-kali sebelum mereka keluar rumah dan Andri mengunci pintu depan.
Setelah semua terkunci Andri mengemudikan mobilnya ke rumah ibunya.
...
"Eh Kafka digendong siapa ini? "Tanya Arumi saat Kafka sudah menyambutnya dengan baju rapi dan ada dalam gendongan Arga. Adik bungsu Andri.
"Ganteng kan mbak? Aku loh yang tadi pasangin baju Kafka. "Ujar Arga membanggakan dirinya.
"Pinter juga kamu dek urusan beginian. Udah siap? "Tanya Arumi dan dijawab kekehan dari Arga.
"Belum lah mbak. Kuliah aja masih semester lima. Bisa ditimpuk bapak aku kalo macem-macem. "Jawab Arga sembari dagunya menunjuk pada Bagas yang sedang mengecek mobil bersama Gilang.
"Ayo makan dulu semuanya. Nanti kesiangan kita. "Seru Laras dari pintu memanggil semua keluarganya yang malah berkumpul di depan rumah.
"Sini Kafka biar sama mbak. "Pinta Arumi. Arga mengalihkan Kafka kepada Arumi.
"Om sarapan dulu ya Kafka. Ntar kita main lagi. "Ucap Arga sembari mengecupi pipi Kafka.
Kafka malah tergelak dengan perlakuan omnya.
Setelah sarapan semuanya bersiap untuk berangkat. Nena ikut di mobil Mbah kakungnya sehingga mobil Andri hanya terisi Andri, Arumi dan Kafka.
"Udah siap semuanya? Gak ada yang ketinggalan? "Tanya Andri dan dijawab anggukan Arumi.
Andri melajukan mobilnya di belakang mobil Bagas yang dikendarai oleh Gilang.
Kampus Arga memang jauh dari rumah. Rencananya mereka akan tiba disana saat malam hari karena hampir 10 jam perjalanan dari kediaman mereka.
"Nda minta tolong kopi. "Pinta Andri dan Arumi mengambilkan botol berisi kopi dan membukanya sebelum memberikan kepada Andri.
Setelah meneguk sebentar Andri mengangsurkan kembali kepada Arumi.
"Terima kasih sayangku. "Jawaban Andri sontak membuat pipi Arumi memerah.
Perjalanan dihiasi dengan percakapan antara Arumi dan Andri. Sesekali mereka akan menggoda Kafka jika bayi gembul itu tidak tidur. Arumi juga membawakan bubur bayi untuk Kafka agar Kafka tetap kenyang sepanjang perjalanan.
Mereka 3 kali beristirahat untuk sholat dan makan siang. Dan benar saja, malam hari mereka baru tiba di kota tempat Arga berkuliah. Mereka semua langsung ke hotel sebelum besok akan berjalan-jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pagar Ayu Aruna
General Fiction(TAMAT) Bukan, ini bukan cerita tentang Aruna. Tapi tentang Arumi, kakak perempuan Aruna. Tentang Arumi dan Andri