Belajar jadi bunda

2K 154 5
                                    

Arumi bangun saat azan subuh di hp Andri berbunyi. Tak lama azan subuh di masjid dekat rumah mereka terdengar.

"Mas bangun. "Pinta Arumi sembari menguncir rambutnya.

"Subuh? "Gumam Andri tanpa membuka matanya.

"Iya, bangun dulu. "Ujar Arumi sembari keluar kamar untuk mandi sebelum sholat subuh.

Setelah mandi dilihatnya Nena masih terlelap.

Arumi kembali ke kamarnya.

"Mas bangun, subuh dulu. "Ujar Arumi lagi.

Andri hanya mengeliat tanpa mau bangun.

"Kalo mas ntar dihisab dan subuhnya kesiangan aku enggak ikut nanggung dosanya ya. "Ucap Arumi sebelum memulai sholat subuhnya.

Setelah Arumi sholat Andri bangun dan menunaikan sholatnya sementara Arumi mulai menyapu rumahnya.

Andri membangunkan Nena agar gadis kecilnya juga sholat.

"Nda, kamu masak aja biar aku yang ngepel. "

Arumi menuruti ucapan Andri. Dia membawa keranjang kotor dari kamarnya dan kamar Nena untuk kemudian baju-baju kotor dia masukkan ke mesin cuci.

Setelah itu Arumi mulai menanak nasi dan memasak sarapan. Karena ini hari Minggu maka mereka lebih punya banyak waktu di rumah.

"Ndaaa laper. "Rengek Nena saat terbangun dan Arumi masih masak.

"Iya, mandi dulu cantik. Abis itu kita sarapan. "Jawab Arumi sambil terus memasak.

Nena diam. Kenapa ibu sambungnya selalu tidak mau menatapnya ketika berbicara? Tidak seperti papanya.

"Ndaaa. "Panggil Nena lagi. Dia sudah duduk di sofa depan tv.

"Ya? "

Sekali lagi Arumi menjawab tanpa menoleh.

Andri yang baru saja masuk rumah melihat itu.
Nena tertunduk. Dia merasa Arumi tidak memperhatikannya.

"Nda, liat Nena dong kalo ngomong. "Tegur Andri halus. Dia tidak ingin Arumi tersinggung.

Arumi akhirnya mematikan kompor dan menghampiri keduanya.

"Kenapa mas? "Tanya Arumi memperjelas ucapan Andri tadi.

"Kalo ngomong, liat orangnya. "Jawab Andri mengulangi tegurannya.

"Ya kan aku tadi masih masak jadi.... "

"Nda, tolong. "

"Nena mau mandi. "Potong Nena dengan perdebatan kedua orangtuanya.

"Papa siapin airnya dulu. "Sahut Andri namun dibalas gelengan oleh Nena.

"Tuh kan jadi ngambek. "Gerutu Andri saat Nena sudah masuk kamar mandi.

"Hah? Kok bisa? "Tanya Arumi tidak mengerti.

"Dia terbiasa ngomong sama orang ya harus natap dia. Kalo enggak dia merasa diabaikan. "Jawab Andri sedikit kesal.

Sejak semalam dia melihat Arumi selalu sibuk sendiri ketika Nena mengajaknya mengobrol.

"Ya maaf, aku gak tau. "Jawab Arumi sembari kembali ke dapur.

"Harusnya kamu paham ketika menikahi aku kamu juga menjadi ibu. "
Ucapan Andri serasa membuat emosi Arumi sedikit naik.

"Ya harusnya kamu kasih aku waktu dong. "Jawab Arumi dengan nada sedikit tinggi.

Klek!

Perdebatan mereka terhenti ketika pintu kamar mandi terbuka.

Pagar Ayu ArunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang