"Bundaaaa. "Panggil Nena karena tak melihat bundanya. Biasanya saat dia pulang dari TK dengan diantar becak langganan Mbah putrinya, bundanya akan menyambutnya dan mengucapkan terima kasih pada tukang becak.
"Dibuka aja pintunya dek. Bunda paling dibelakang. "Ujar tukang becak yang masih berada di depan rumah Andri. Memang tukang becak tersebut terbiasa menunggu sampai salah satu orang tua Nena akan keluar. Memastikan Nena baik-baik saja.
Nena mengikuti saran dari tukang becaknya dan dia langsung terpekik saat melihat bundanya mengerang kesakitan di depan kamar mandi.
"Telepon papa kak. Hp bunda di kamar. "Ujar Arumi terengah karena dia sudah mengalami kontraksi.
Nena langsung berlari ke kamar dan memberikan hp kepada bundanya yang tidak bisa berdiri karena tadi memutuskan untuk duduk di lantai saat kontraksinya terjadi.
"Pak, minta tolong panggil Mbah Putri yaa. Bunda sakit. "
Pinta Nena kepada tukang becak yang masih menunggu. Tukang becak yang sudah tau bahwa bunda Nena hamil segera membawa becaknya ke rumah Laras.
"Mas aku kontraksi hebat. Tolong cepat pulang. "
Hanya itu yang bisa dikatakan Arumi.
Laras datang bersama Bagas dengan mobil yang disetiri oleh Arga, putra bungsunya.
"Arumi astaga, ayo Mama bantu kamu berdiri dulu. " Laras segera membantu Arumi untuk berdiri dan kembali duduk di sofa.
"Mam gimana? "Tanya Bagas setelah memarkir mobil. Arga meminta Nena berganti baju dulu sembari menunggu keputusan kedua orangtuanya.
"Kontraksinya Arumi jedanya udah dikit pa. Ayo dibawa ke rumah sakit. Ga, telepon Andri bilang langsung ke rumah sakit aja. "Instruksi Laras membuat semuanya segera bergerak.
Arumi diantar keluarga suaminya segera menuju rumah sakit yang diminta Laras. Sekarang Arumi bersama dengan Laras ada di ruang pemeriksaan. Saat diderek ke ruang pemeriksaan ketubannya sudah pecah.
Dokter yang berjaga segera membantu kelahiran Arumi.
Sementara itu diluar sudah datang kedua orang tua Arumi yang baru sampai dari kantor karena telepon dari Andri. Saat ini Andri dan Dhani sedang menuju rumah sakit.
2 jam lamanya proses melahirkan berlangsung hingga akhirnya terdengar suara tangisan bayi.
"Alhamdulillah yah, cucu kita. "Lirih Ratih disela dzikirnya. Dia memeluk suaminya erat. Candra juga ikut bersyukur.
"Alhamdulillah pak Candra, cucu kita sudah lahir. "Ucap Bagas sembari menyalami Candra.
"Alhamdulillah pak, semoga baik-baik saja.
"Om, adik Nena udah lahir ya? "Tanya Nena dengan mulut penuh coklat yang tadi disuapkan oleh Arga.
"Iya, adiknya Nena udah lahir. "Jawab Arga.
Andri dan Dhani datang dengan berlari.
"Gimana? "Tanya Andri kepada semuanya.
"Alhamdulillah mas, bayinya sudah lahir. "Jawab Ratih kepada menantunya. Bagas memeluk putranya singkat. Memberikan selamat.
"Alhamdulillah. "Lirih Andri pelan. Dhani beranjak menjauh untuk menghubungi Aruna.
Pintu ruangan terbuka.
"Dri, masuk dulu. Kamu adzanin putramu. "Ujar Laras yang keluar ruangan.
"Gimana jeng kondisinya? "Tanya Ratih tak sabar.
"Alhamdulillah jeng, bayinya sehat, normal. Arumi juga kuat. Abis ini dibawa keluar sama susternya. "Jawab Laras dan memeluk Ratih. Keduanya bersyukur persalinan Arumi lancar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pagar Ayu Aruna
General Fiction(TAMAT) Bukan, ini bukan cerita tentang Aruna. Tapi tentang Arumi, kakak perempuan Aruna. Tentang Arumi dan Andri