"Would you mind, if I ask you to a date night?" Jacob memberanikan dirinya mengajak Irene.
Irene terkejut senang. Selama empat tahun, itu pertama kalinya Jacob mengajaknya kencan. "Tentu saja tidak." sahutnya dengan senang.
Matahari sudah terbenam sejak tadi. Lampu-lampu jalanan menyala, menghiasi kota Cliffbourne dan menawarkan keindahan malam hari yang begitu cerah. Malam itu ada sebuah festival kecil di salah satu sudut kota. Seorang kaya raya merayakan ulang tahunnya.
“Yes.” jawab Jacob semangat.
"Lalu, ke mana kita pergi, Mr?” Irene ikut riang melihat Jacob senang.
"How if … bar? Like the day when we met.” Jacob tersenyum, lagi-lagi ia membuat wanita itu mabuk kepayang, dan sejenak melupakan segala ketakutan yang menghantuinya.
Irene senang kala ia melihat pria satu itu berusaha membuatnya bahagia. Di satu sisi, ia bersyukur mengenal Jacob. Di sisi lain, ia gila karena misi yang diembankan padanya. Ketika Jacob membuatnya tertawa, terkadang hatinya menjeritkan kepahitan. 'Bagaimana aku harus membunuh seorang sepertimu, Jacob. Aku tidak bisa.' rintihnya lirih dalam hati.
“Agreed, Mr.” jawabnya menyetujui pilihan Jacob. Keduanya begitu mesra di mata orang yang menyaksikan. Dan ketika Jacob melihat masa depan yang cemerlang, apa yang Irene lihat adalah kegelapan.
"Tuhan, apa yang harus ku lakukan?"
***
Ini adalah hari terakhir. Batas waktu misi yang Irene tunda selama empat bulan. Ia duduk di tepi ranjang, menatap dua benda di depan tualet, yang menggusar hatinya.
"Jangan pernah percaya pada seorang pun dari klan Raven! Atau kau akan mati dibunuh mereka." Irene mendengar jelas pesan ayahnya beberapa tahun silam. Tetapi, kenyataannya berbanding terbalik dengan apa yang ia dapati dari Jacob.
Ayahnya adalah salah satu bawahan Balthazar. Sebagai seorang prajurit, ia memiliki sifat keras, bahkan terkadang terbawa pada istri dan anak-anaknya. Irene jarang sekali mendapat waktu bersama ayahnya, selalu saja ada pertarungan yang diikutinya entah sampai mana. Hanya sebuah kenangan di suatu sore, kala ayahnya mengajarinya menggunakan pedang, dan memberikan pesan tegas itu yang senantiasa terngiang.
Irene tahu ayahnya mencintainya, begitu juga saudaranya. Hanya saja, cinta itu tak pernah ditunjukkannya terang-terangan. Ketika ayahnya terluka parah dalam suatu pertarungan melawan pasukan klan Raven, ia dibawa pulang ke keluarganya dalam keadaan sekarat. Ayahnya yang di atas tandu bersimbah darah, meminta Irene untuk mendekat. Tetapi ia sudah tak berdaya, tak ada satu kata pun yang mampu ia ucapkan lagi.
Itulah terakhir kalinya Irene menatap wajah ayahnya. Tatapannya begitu hangat, di ujung kelopaknya muncul bulir air mata kala tangannya berusaha mengelus pipi putrinya. Irene menggenggam erat tangan itu, telapak tangannya begitu kasar, ia tempelkan pada pipinya sambil bercucuran air mata. Sementara ayahnya mengembuskan napas terakhir, ia melepas teriak tangisnya sekuat-kuatnya.
Delapan tahun kemudian, selama itu ia telah dididik oleh bawahan Balthazar. Didoktrin sebagai musuh Raven, dan bahwa sang Naga di pegunungan timur adalah kekuatan milik Serpent. Untuk menguasai tanah Grimmire, dan memenangkan pertarungan atas Raven, Irene dididik dengan tujuan mencari gulungan mantra Stone of Prime. Benda itu direbut oleh klan Raven, disimpan mereka, dan untuk mendapatkannya kembali, sebagai prajurit Serpent ia harus bertarung dan membunuh mereka.
Ketika ia telah dewasa, Balthazar memberinya tugas untuk menjadi mata-mata baginya di ibukota kerajaan--Capitol. Dan di sanalah ia bertemu dengan seorang Jacob. Irene mengira ia hanyalah pemuda biasa. Ketika ia tahu bahwa Jacob adalah prajurit Raven, ia berniat membunuhnya, tetapi hatinya menolak. Bahwa ia jatuh cinta pada Jacob, itulah yang mencegah tangannya mencabut belati malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stone Of Prime (Versi 0.2)
FantasyJacob Hayden adalah salah seorang prajurit Raven yang bertugas melindungi kerajaan Grimmire dari ancaman Balthazar yang hendak membebaskan seekor naga api untuk mengacau. Jacob yang memiliki keturunan penyihir segel Stone of Prime mencoba untuk meng...