“Why you never understand?!” William mengayunkan pedangnya dengan kekuatan penuh, tangan Balthazar sampai bergetar menahan serangan itu dengan tongkatnya.
Aula singgasana yang luas itu menggema dengan denting nyaring senjata tajam. Pertarungan antara keduanya begitu sengit. Kedua rival itu bertarung seolah mewakili perjumpaan setelah sekian lama tak bertemu. Balthazar bersungguh-sungguh membunuhnya, William pun tak lagi sama dengan belasan tahun yang lalu. Ia tidak lagi menahan pedangnya atas Balthazar, tak ada ragu, beralasan dengan persaudaraan yang pernah terjalin di antara mereka. Hal itu membuat Balthazar kesiap terperangah, dengan setiap serangannya yang menghantam keras.
Terakhir kali mereka bertarung, di pertempuran pembebasan wilayah utara Grimmire. Pertama kalinya bertemu setelah sekian tahun sejak hari itu di perkemahan, kini mereka berperang untuk pihak yang berlawanan. Dan setelah itu, tak pernah ada pertemuan kembali, setelah Richard gugur di sana, terbunuh oleh pihak musuh.
“Apakah itu aku? Ataukah kau? Yang tak pernah mengerti?!” sahut Balthazar tak kalah lantang.
"Jika kau datang dengan membawa pemikiran yang sama, untuk membangkitkan sang naga demi perang, maka kau tak pernah mengerti."
"Serahkan saja padaku, William!"
"Kau tak memiliki hak atasnya."
Pedang menandingi tongkat, mereka gencar menyerang satu sama lain. Balthazar tahu bahwa William tak kan bergantung menggunakan kekuatan sihirnya dalam duel. Setidaknya, pertarungan sampai detik ini, William belum menggunakannya. Ia adalah putra bungsu George XI, dan termasuk keturunan Arthurian yang leluhur mereka merupakan penyihir berdarah murni, dii mana kakek buyutnya masih sama dengan kakek buyut klan Raven.
Ketika Balthazar kesal mendengar sahut William, ia meledakkan sebuah serangan api saat dekat dengannya. Maka berkobar lah api itu di antara keduanya. "Jangan membuatku seolah melihatnya kembali hidup." katanya dengan napas terengah dan matanya menyorot tajam.
Kepulan api itu berasap, lalu tiba-tiba api biru menjalar dari tengah-tengahnya, melahap rata api merah, dan William berdiri memegang perisai biru dengan tangan kirinya. Kala semua api lenyap di udara, William berkata, "Sang naga tidak akan memihak siapapun, Balthazar. Ia akan menghancurkanmu beserta seluruh Grimmire."
"Tepat sekali." sahutnya dengan ngeri. Kedua matanya mulai bersinar kala melihat William menggunakan perisai api biru. Ia semakin bersungguh-sungguh untuk merebut gulungan mantra, dan membunuhnya. "Aku tak peduli sang naga berpihak pada siapa. Yang ku butuhkan hanyalah senjata untum masal, William."
Pernyataan rencana besar itu terlontar ringan dari mulutnya, membuat William semakin geram. “Kau tak punya hak terhadap Grimmire. Mengapa kau melakukannya?!"
"Kau, tak pernah tahu, William!" Ia melesat dengan serangan tajam menerjang ke depan. Seketika, mereka kembali beradu senjata tajam. Kini mereka menggunakan serangan yang diiringi kekuatan sihir masing-masing. Serangan yang meleset, menghantam dinding, meledakkan suara keras, dan membakar, membuat aula itu perlahan menjadi saksi kesengitan duel antara mereka.
"Aku terlahir seperti telah dikutuk.” ucapnya di sela-sela pertarungan. “Dari zaman di mana kalangan miskin adalah aib kehidupan, hingga klan Serpent yang dibenci karena api merah yang membakar. Kini beritahu padaku, apakah aku masih tidak berhak atas tanah kelahiranku?!"
"Lalu, apa yang kau inginkan, Balthazar?"
Serta merta mendengar itu, Balthazar meledakkan cincin api raksasa, ia berhasil mengejutkan William, yang mendadak membuat perisai, namun terlambat dan membuatnya terlempar hingga terjengkang ke belakang. "Aku katakan, mengapa?! Mengapa kau terus menghantuiku, Richard?!"
![](https://img.wattpad.com/cover/272557374-288-k210781.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stone Of Prime (Versi 0.2)
خيال (فانتازيا)Jacob Hayden adalah salah seorang prajurit Raven yang bertugas melindungi kerajaan Grimmire dari ancaman Balthazar yang hendak membebaskan seekor naga api untuk mengacau. Jacob yang memiliki keturunan penyihir segel Stone of Prime mencoba untuk meng...