Bab 19

32 11 24
                                    

Hujan cukup deras tiba-tiba mengguyur, namun sebentar lagi perjalanan pulang ini akan segera sampai. Tiba di Cliffbourne, mereka langsung menuju markas. Phillips segera disambut dan digiring oleh para prajurit medis, bersama dua pengawalnya yang terluka cukup parah. Sementara Jacob pergi mencari komandan Eric, ia sedang menunggu di ruangannya bersama beberapa kapten. Ketika Jacob masuk, nampak jelas dari rautnya, sesuatu yang genting telah terjadi. Wajahnya pucat akibat kedinginan, juga kekhawatiran dan rasa takut, ia berkata dengan suara yang dalam dan gemetar, “It was Balthazar, Sir.”

Serta merta Eric langsung bangkit. Setelah mendengar penjelasan singkat Jacob, ia segera pergi ke ruang medis, menilik kondisi pemimpin Phillips. Profesor Dokter mengatakan, “Semua lukanya dapat dipulihkan, hanya saja kesadarannya terjatuh begitu dalam. Mungkin membutuhkan waktu beberapa hari untuk bangun.” Para petugas sedang merawat lukanya, namun mereka tidak tahu bahwa sebuah informasi telah dicuri dari kepala Phillips. Trik sihir satu itu tidak meninggalkan bekas luka, namun bisa menyebabkan gangguan pada alam bawah sadar seseorang. Sementara itu, Jacob berdiri di samping Eric dengan penuh keresahan, ia menunggu-nunggu kesempatan untuk bicara.  

Ketika Eric telah mempercayakan semuanya pada Profesor, ia pun berpaling dan mengisyaratkan Jacob untuk mengikutinya. Belum sempat Eric menanyakan timnya, Jacob menyergah lebih dulu, “Sir!” Sambil berjalan cepat, ia melanjutkan. “Teman-temanku masih di sana. Balthazar masih di sana!” 

Serta merta Eric berhenti, ia langsung berpaling pada Jacob dan menatap dengan sanksi, menanyakan kebenaran ucapannya barusan. Sejak awal, ia salah mengira. Pikirnya Jacob kembali bersama timnya, itulah mengapa ia baru mau menanyakan mereka.

“Aku pulang untuk membawa Sir. Phillips. Dan meminta Anda untuk mengutus beberapa tim lagi bersamaku.” Suara Jacob bergetar, antara ketakutan dan marah.

Mendengar situasi teman-teman Jacob, Eric merasa kacau dan khawatir. Sesaat ia melirik tangan kiri Jacob yang terjuntai, tak berdaya, sepertinya ia juga sudah terluka dari pertarungan itu. Eric tahu, bahwa Balthazar bukan musuh yang sepele, namun musuh yang mengerikan. “Kau akan kembali ke sana?” tanyanya tegas.

“Aku yang akan memimpin, Sir. Aku membutuhkannya sekarang juga.” Sorotnya menatap tajam, bahkan pada Eric. Tak ada lagi waktu yang dapat ia lewati dengan tenang, sementara teman-temannya sedang bertaruh nyawa melawan Balthazar.

Eric pun segera menuju aula, berjalan dengan tergesa, diikuti Jacob di belakangnya. Di sana, masih berkumpul beberapa prajurit, mereka yang baru saja pulang bertugas, dan yang bekerja lembur. Beberapa di antaranya ada tim elit. “Attention, please.” seru Eric memanggil mereka, serentak mereka pun menghadapnya. Mulailah Eric menjelaskan dengan singkat, dimulai dari pemimpin Phillips yang terluka parah, lantas membuat ekspresi mereka serentak tegang. Namun, mereka lebih terkejut kala Eric mengatakan siapa musuh yang telah mencelakainya. 

“Sekarang ini, tim Jacob berada di hutan selatan, dan Balthazar juga berada di sana. Aku akan mengutus tim untuk menyusul.”

Serta merta suara gebrakan meja menghentak kesunyian suasana. Seorang prajurit berambut cepak berdiri dengan penuh keberanian, “Utus kami, Sir. Aku akan membawa timku bersamaku.” katanya begitu tegas dengan suara bergetar. Ia marah saat mendengar tentang pemimpin Phillips, dan teman-temannya yang sedang melawan Balthazar. Brody Callaghan, adalah seorang kapten salah satu tim elit, sekaligus teman Peter; tentu saja tanpa ragu ia maju paling depan.

Sejenak semua terdiam, lalu Eric mengonfirmasi permintaan Brody. Tepat sebelum ia menunjuk yang lain, seorang Warren Titus berdiri dan mengajukan dirinya. Ia juga merupakan seorang kapten tim elit, walau ia bukan lagi prajurit muda seperti yang lain, dengan tegas ia mengajukan diri untuk membawa timnya, padahal mereka baru saja pulang bertugas.

Stone Of Prime (Versi 0.2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang