[1] Pertemuan

2.2K 330 33
                                    


Seekor rubah putih seumuran remaja keluar dari sebuah goa. Sebuah goa tempat tinggalnya, dimana di dalam sana terdapat banyak rubah sepertinya. Nampak luar mungkin hanya terlihat seperti goa menyeramkan di tengah hutan. Tapi percayalah didalam sana bahkan terdapat sebuah kerajaan rubah yang dihuni ribuan bangsa rubah ajaib. Dan bukan rubah sembarangan.

Renjun, atau lebih akrab disapa injun, nama rubah itu. Kakinya melangkah ke pintu keluar goa berniat mencari makanan sembari jalan-jalan di hutan. Namun sebuah teguran menahan langkahnya.

"Mau kemana, injun?" Itu suara ayahnya.

Si rubah sedikit terkejut, lalu menoleh ke sumber suara dimana seekor rubah putih berukuran tiga kali lipat lebih besar darinya berdiri memandangnya curiga.

"Hanya ingin jalan-jalan, ayah, sambil mencari makanan," kata injun.

"Injun lupa, keluar siang hari sangat berbahaya. Banyak pemburu berkeliaran." Rubah putih besar itu mencoba mengingatkan putranya agar tidak keluar ke hutan saat hari masih terang, karena berisiko berbahaya karna banyak pemburu berkeliaran.

"Injun sudah mengecek tadi, seperti nya hari ini tidak banyak pemburu karena hujan turun. Injun lapar, ayah." Alasan, Renjun berbohong ingin mencari makanan karena tujuan sebenarnya hanya ingin jalan-jalan melihat dunia luar. Selama ini ia selalu dikurung didalam goa karena takut akan para pemburu. Renjun bosan. Ia penasaran dengan dunia luar dan bertemu hewan-hewan lainnya.

"Jangan membantah, raja akan marah jika sampai kau tertangkap pemburu dan menyusahkan kerajaan." Tegas sang ayah.

Renjun menunduk seketika. Jika ayahnya berkata tidak, maka selamanya tidak. Renjun tidak ingin membantah. Apalagi peraturan kerajaan yang sangat ketat. Akhirnya ia pun pasrah dan kembali masuk. Meskipun dalam hatinya, rubah manis berakal cerdik itu tengah memikirkan cara untuk bisa keluar dari goa. Karena demi apapun renjun penasaran dengan dunia luar.

***

Hari ini di kerajaan sedang mengadakan acara perayaan atas lahirnya bayi rubah yang ke tujuh dari sang ratu rubah. Para rubah sibuk meramaikan acara. Renjun yang melihat kesibukan itu pun memanfaatkan kesempatan untuk pergi ke hutan secara diam-diam.

Begitu berhasil keluar dari goa, renjun yang terlampau senang mengibaskan ekornya lucu. Mata bulatnya berbinar cerah melihat indahnya dunia luar meski ini bukan pertama kalinya. Dulu Renjun pernah sekali ikut ayahnya keluar ke hutan untuk mencari obat saat anak dari raja rubah mengalami sakit serius. Saat itu renjun masih kecil dan belum begitu mengamati dengan detail keindahan dunia luar. Dan sekarang.. Rasanya Renjun tidak ingin kembali ke kerajaan karena ia rasa lebih menyenangkan hidup diluar, di hutan.

"Dunia luar seindah ini kenapa kami tidak boleh menjamahnya. Sayang sekali." gumam Renjun.

"Ah, pemburu. Ya, pasti gara-gara para pemburu sialan itu makanya kami dilarang keluar." gerutu Renjun.

Usai mendumel-dumel seorang diri, Renjun pun mulai ber jalan-jalan menyusuri hutan. Rumput basah akibat guyuran hujan membuat renjun harus melangkah dengan hati-hati. Berisik suara hewan hewan lain seakan menjadi hiburan tersendiri bagi renjun. Merdunya kicau burung, Renjun tersenyum damai. Rasanya damai sekali jika saja tidak ada pemburu di dunia ini.

Krak!!

Renjun berhenti sejenak saat mendengar ranting kayu seperti patah. Matanya menajam, menatap sekitar dengan waspada, khawatir itu adalah suara pemburu.

Krak!! Brukk!!

Dan tanpa disadari ternyata kayu patah tersebut berasal dari pohon diatasnya sehingga tak sempat Renjun menghindar karena tidak menyadarinya, kayu itu pun jatuh menimpanya. Renjun langsung memekik kesakitan saat tubuhnya yang tak bisa bergerak tertimpa kayu.

"Argh!"

"A-ayah..." Rintih Renjun. Tubuhnya yang tak bisa bergerak membuatnya panik. Bagaimana dia menyelamatkan diri?

Srekkkk!!

Shoot!!

Tap!!

"Ck!"

Seorang pemburu berdecak kesal saat lagi-lagi anak panah nya melesat dari sasaran nya hingga buruan nya lolos. Hari sudah mulai siang, bahkan matahari yang muncul setelah hujan terlihat sudah condong ke barat dan si pemburu belum juga mendapat hewan buruannya.

Mark, nama pemburu tersebut pun mencoba mengeluarkan anak panah nya lagi. Namun pergerakan nya terhenti saat mendengar suara rintihan kesakitan. Bukan, bukan suara rintihan manusia tapi hewan. Hewan yang seperti nya mark kenal.

Pemburu itu pun mencoba mencari sumber suara tersebut hingga sampailah ia di sebuah pohon rindang yang hampir mati. Kayu-kayunya sudah rapuh, daunnya sudah lenyap meninggalkan sebatang pohon tua nan rapuh. Di bawah nya, dapat mark lihat seekor rubah berukuran sedang terlihat tertimpa kayu dari pohon tua tersebut. Suara rintihan lemah itu, tidak salah lagi memang suara rubah malang itu.

Mark berjalan mendekat, berjongkok menghampiri rubah yang terlihat ketakutan begitu melihat nya. Rintihan tadi kini tergantikan dengan geraman galak sambil menatap mark tajam.

Seharusnya.. Mark senang menemukan rubah tersebut tanpa repot-repot diburu sebab rubah tersebut sudah lemah karena tertimpa kayu. Mark bisa menjual rubah tersebut di pasar hewan karena yang dia tau hewan rubah cukup populer sebagai hewan peliharaan. Orang-orang kota kerap mencari rubah di pasar hewan tersebut untuk mencari hewan peliharaan.

Tapi.. Entah kenapa mark justru merasa iba dan tidak tega melihat rubah lucu tersebut. Rasanya.. Ia justru ingin merawatnya dan menjadikan nya teman hidup sebab selama ini mark kesepian hidup sendirian.

Dengan hati-hati mark pun menyingkirkan kayu yang menimpa rubah itu. Karena terluka rubah tersebut tidak bisa kabur saat kayu nya berhasil disingkirkan. Mark mengangkat tubuh mungil itu dalam gendongan nya sambil mengelus-elus bulu kepalanya, membuat rubah yang tadinya terlihat garang kini perlahan melemah dan jinak.

"Rubah lucu." gumam mark.

Melihat ke langit, hari terlihat sudah mulai sore, mark pun memutuskan untuk menyudahi memburu nya dan pulang. Padahal mark belum menemukan hewan buruan, tapi sepertinya merawat rubah malang yang terluka ini jauh lebih penting sekarang.

Disisi lain, Renjun sedikit menahan takut saat mark membawa nya pergi. Renjun jelas tau bahwa yang tengah membawanya sekarang adalah seorang pemburu. Renjun takut. Takut mark membunuh nya untuk dijadikan santapan, atau dijual ke warga kota dan dijadikan budak manusia.

Ayah.. Tolong injun.

Hai Hai Hai... Book baru lagi astaga 😭 maafkan aku yang maruk ini. Tiba-tiba kepikiran bikin ginian, bayangin injun jadi rubah ucul banget ih, terus mark jadi tuannya, gemessss huhu... Semoga lancar book ini.

Lanjut gaaaa??????

Pemburu dan Manusia Rubah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang