[15] Rindu..

210 37 2
                                    

Mark terbangun dipagi hari. Tidak seperti biasanya, mark merasa kedinginan pagi ini seperti ia kehilangan penghangat yang biasanya padahal menghangatkannya

Mark membuka matanya, langit biru dan kicau burung menyambutnya, namun ia merasa yang hilang.

Mark beranjak dari tidurnya dan melihat sekelilingnya yang terasa sepi dan hampa. Beberapa saat kemudian barulah ia sadar akan hilangnya sosok rubah yang beberapa hari ini menemani hari harinya.

"Injun?" Panggil mark seraya beranjak dan mengucek matanya pelan.

Berjalan ke dapur, kosong. Ke kamar mandi kayu, kosong. Ke gudang, kosong.

"Injun?"

Sekali lagi mark memanggil untuk memastikan bahwa renjun masih ada dirumahnya atau tidak. Kantuknya lenyap seketika, mark membuka pintu rumahnya dan melihat ke luar dimana beberapa penduduk telah beraktivitas.

Mark kembali masuk ke rumahnya, menggeledah sekali lagi ke tempat tempat tersembunyi mana tau Renjun bersembunyi ditempat tempat sempit dengan wujud rubah nya.

Mark mengecek lemari kayu penyimpanan baju bajunya, kolong ranjang, sudut gudang, namun tetap tak ada.

"Injun, kau dimana?" Panggil mark dengan suara agak meninggi.

Perasaan nya mulai panik, mark berpikir Renjun telah ditemukan oleh penduduk saat berwujud manusia rubah. Tapi mana mungkin juga mereka menangkap renjun tanpa sepengetahuan mark sedangkan renjun tidur dalam dekapannya.

Dengan panik mark langsung keluar dan menanyai beberapa penduduk yang lewat.

"Paman, apa kau lihat ada rubah putih di sekitar sini?" Tanya mark pada seorang paruh baya bernama donghae.

"Rubah? Aku tidak melihat nya, nak. Lagipula mana ada rubah berkeliaran disini, kalau ada pasti sudah ditangkap orang orang" jawab paman donghae.

"O-oh iya. Terimakasih paman,"

Mark mengacak rambutnya frustasi dan kembali ke rumahnya untuk mengambil peralatan berburu nya. Ini bahkan masih terlalu pagi untuk berburu tapi mark pergi bukan untuk berburu, melainkan mencari renjun di hutan.

Selesai bersiap, mark langsung bergegas masuk ke hutan, berjalan tergesa-gesa, menyibakkan rerumputan liar yang mungkin saja terdapat renjun bersembunyi.

"Injun! Injun! Kau dimana!?" Teriak mark.

Mark menghampiri tempat dimana pertama kali bertemu Renjun tertimpa kayu, namun tak ada disana. Kemudian berpindah ke tempat goa pohon besar dimana renjun bersembunyi saat madk mencarinya dulu, namun tetap juga tak ada.

"Injun.. kau dimana?"

Hari semakin siang, bahkan mark beberapa kali bertemu dengan teman sepemburuan nya, termasuk lucas.

Mark duduk di bawah pohon saat hampir menyerah mencari renjun. Ia tidak tau kemana perginya renjun, tapi dalam pikiran mark renjun hilang ditangkap warga atau sengaja kabur meninggalkannya.

"Oi mark," tegur salah satu teman nya yang tak sengaja lewat.

"Sudah dapat buruan?" Tanya temannya itu, namanya Jungwoo.

Mark menggeleng pelan. "Aku kesini bukan untuk berburu" jawab mark.

Jungwoo mengernyitkan wajahnya. "Bukan untuk berburu? Lalu?"

Tanpa menjawab lagi mark beranjak dari duduknya. "Aku pulang duluan," ucap Mark dan berlalu begitu saja meninggalkan Jungwoo yang terlihat bingung.

"Dia aneh," gumam Jungwoo.

Tak ingin terlalu memikirkan mark, Jungwoo pun melanjutkan berburunya.



Mark berjalan dengan lesu kembali ke rumahnya. Semangatnya seolah hilang bersama perginya renjun yang tanpa pamit. Beberapa hari ditemani Renjun, kini membuat mark terasa sangat kesepian dan hampa saat sosoknya tak ada.

Bahkan baru beberapa hari renjun tinggal dirumahnya Renjun sudah meninggalkan bekas kenangan di dalam rumah kayu milik Mark. Di dapur, ditempat tidur, di tempat duduk, semuanya terbayang bayang oleh keberadaan renjun.

Mark benar-benar merasa kehilangan, kesepian dan hampa..

Bahkan...

Hingga beberapa hari..

***

Sudah beberapa hati sejak kepulangan Renjun ke dalam goa yang dimana dibalik sana ada dunia lain yang di huni oleh bangsa rubah. Semua bangsa rubah menyambut kepulangan renjun dengan suka cita dan rada syukur sebab salah satu bagian mereka yang hilang kini telah kembali. Bahkan sang mama pun langsung sembuh setelah melihat kembali anak manis satu satunya.

Namun disisi itu, renjun justru merasa sedih karena harus berpisah dari mark bahkan tanpa pamit. Renjun tidak ingin terlalu percaya diri, tapi ia sangat yakin kalau Mark sedang mencarinya sekarang.

Renjun merindukan mark, si pemburu tampan baik hati yang berhasil menarik hatinya. Renjun bahkan tidak peduli lagi kalau perasaan itu dilarang, ia hanya egois dan menginginkan mark.

Renjun ingin kabur lagi, tapi sejak kejadian hilangny Renjun, kini pintu goa yang menghubungkan antara dunia manusia dan dunia rubah kini telah dijaga ketat oleh rubah kuat suruhan raja. Siapapun yang akan keluar melewati pintu tersebut harus menunjukkan ijin resmi dari raja bahwa rubah tersebut memang di tugaskan keluar, misalnya mencari makanan atau mencari tumbuhan obat obatan untuk keperluan bangsanya.

Dihari pertama renjun pulang, ia langsung dibawa menghadap raja untuk menjelaskan dan melaporkan apa saja yang dialami renjun selama hilang di dunia manusia. Apakah dia disakiti, atau sejenisnya. Namun renjun hanya mengatakan bahwa ia hanya dikurung selama berhari hari. Lalu dengan itu sang raja pun terlihat lega. Setidaknya fakta tentang keberadaan makluk istimewa rubah jadi jadian di dalam sini belum diketahui oleh manusia.

Ya.. itu yang raja tau.

"Injun," panggil winwin.

Renjun tersadar dari lamunannya dan menoleh pada sang mama. "Ya, Ma?"

"Haechan mencarimu. Kenapa kau jadi sering murung sejak kembali hm? Kau masih trauma, ya?" Ujar sang mama kasihan. Ia pikir renjun jadi pendiam dan suka menyendiri karena trauma.

"Tidak kok," Renjun berusaha tersenyum. "Kalau begitu Injun temui haechan dulu," kata Renjun dan keluar.

Di depan rumahnya Renjun sudah ada Haechan dan juga Jaemin.

"Pagi injun," sapa Haechan.

"Um, pagi Haechan. pagi jaemin." Balas renjun.

"Kau jadi jarang keluar sejak pulang
Kau tidak rindu dengan teman teman mu dan kehidupan disini?" ujar Haechan penasaran.

"Aku hanya... sedang merindukan rumahku saja," jawab renjun asal.

Haehan terkekeh. "Baiklah. Sekarang jangan murung lagi, ayo ikut kami ke suatu tempat, " ajak Haechan.

"Suatu tempat?"

"Ya. Kami kemarin keliling hutan sini dan menemukan sebuah danau bagus!" Kata Haechan antusias.

"Ayo kita kesana. Ada jisung dan juga jeno yang sudah menunggu," kta Haechan lagi.

Renjun tampak berpikir ragu. Ia bahkan tidak seantusias itu padahal dulu pun renjun senang sekali berkelana ke hutan hutan (dunianya), namun kali ini renjun tidak bersemangat.

"Aku.."

Jaemin mendekati renjun dan berkata.

"Ayo ikut, mungkin itu bisa membuatmu melupakan pemburu itu" ucap Jaemin lirih, membuat renjun sontak terkejut.

"Jaemin... kau..."

Si rubah berkepribadian unik itu tersenyum penuh arti. "Aku tau, injun.. kau menyukai pemburu itu."

Dan renjun pun semakin terkejut.



Kkeut......!

Wah, jaemin tau?! ><

Pemburu dan Manusia Rubah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang