[13] Injun tidak mau pulang

197 33 10
                                    

Ini update lanjutannya ya :"D gpp telat

Sepulangnya dari pasar, Renjun akan memasak daging yang di belinya tadi. Ia membuka jubahnya yang membuatnya tak bisa bergerak bebas. Begitu jubahnya terlepas, ekornya langsung goyang goyang lucu, membuat Mark yang gemas pun iseng menyentuh bulu ekor tersebut.

Renjun sontak terkejut dan reflek hampir memukul mark dengan wadah sayuran yang di pegangnya. Ia melotot galak pada si iseng.

"Mark! Sudah kubilang jangan sembarangan sentuh ekor! Itu daerah sensitif tau!" Omel Renjun.

Mark terkekeh jahil. "Oooh.. sensitif, ya?" Goda Mark.

Renjun merona seketika saat pikirannya melayang kemana mana, dengan segera ia mengelak. "Ish! Sudah jangan ganggu aku, aku mau masak. Lebih baik kau cari kayu bakar sana, kayu nya sudah habis tuh!" Ujar Renjun mengalihkan pembicaraan.

"Oh, baiklah. Kalau begitu aku akan ke hutan dekat rumah untuk cari kayu kabar." Balas Mark.

"Ya, sana. Aku akan masak untuk mu saat pulang dari hutan,,"

Mark ke dapur kembali setelah mengambil sebuah golok dan menghampiri Renjun sembari tertawa menggoda.

"Kau jadi seperti seorang istri yang melayani suaminya,"

"Jangan bicara aneh-aneh, sana pergi," balas Renjun berusaha menyembunyikan wajahnya yang memerah dan mengondisikan jantungnya yang berdebar debar.

"Baiklah, " Mark terkekeh kecil. "Hati-hati, biasanya ada penduduk yang tiba-tiba datang," pesan Mark.

Renjun mengangguk. "Ya, aku akan hati hati. Kau juga hati hati, jangan terlalu jauh masuk ke hutan, seperti nya di pinggiran juga banyak kayu bakar yang kering," pesan Renjun pula..

"Siap, manis."

Lagi lagi Renjun merasa wajahnya panas, namun ia tetap fokus mengurus daging yang dibelinya tadi untuk di olah. Sementara mark sudah pergi mencari kayu bakar.

Diam diam Renjun tersenyum malu malu mengingat ucapan mark.

Seperti seorang istri melayani suaminya..

Namun pada ujungnya senyum Renjun berganti senyum miris ketika mengingat kembali fakta bahwa ia dan mark tentu berbeda. Mark manusia biasa dan seutuhnya sedangkan Renjun rubah jadi jadian yang merupakan bangsa makhluk istimewa di bumi.

"Seandainya kita tidak berbeda, mark.."

****

Jisung, Haechan dan Jaemin bersembunyi di semak semak setelah berhasil membuntuti mark si pemburu yang sudah menculik Renjun. Mereka membuntuti mark untuk mengetahui tempat tinggal mark dan menemukan Renjun di sandera.

"Injun di dalam rumah itu," ujar Jisung sambil memperhatikan rumah kayu yang dilihatnya tempat mark berpulang dari pasar tadi.

Haechan mengerutkan hidungnya untuk menghirup aroma tubuh Renjun. Sebagai bangsa rubah istimewa yang bisa sebuh rubah sakti, setiap rubah memang memiliki aroma khas masing-masing untuk membedakan dan juga tanda pengenal.

Haechan sengaja mencoba mengendus aroma tubuh Renjun dari jarak nya untuk memastikan Renjun ada bersama perburu tadi.

"Tidak salah, injun disana," Haechan dengan gegabah hendak langsung bergerak keluar menghampiri Renjun, namun Jaemin segera menahan.

"Jangan sekarang bodoh," tahan Jaemin.

Haechan menatap protes. "Tunggu apa lagi? Kita harus segera membawa pulang Injun!"

Pemburu dan Manusia Rubah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang