[5] Ketahuan? (2)

1.1K 225 11
                                    

Hari ini mark pergi berburu, meninggalkan Renjun dirumah untuk mencari hewan buruan agar bisa dijual atau di olah sendiri untuk makan dirinya dan Renjun. Mark tidak mau memberikan makanan injun seperti makanan rubah normal lainnya. Karena Renjun adalah rubah jadi-jadian yang bisa berubah menjadi manusia, mungkin saja Renjun tidak mau diberi makanann hewan.

Tadinya Renjun memaksa ingin ikut mark pergi berburu, namun mark menolak dengan alasan luka Renjun belum sepenuhnya pulih. Dan juga mark tidak mau pemburu lain melihat mark membawa rubah atau pemburu lain akan mengincar Renjun pula. Dengan itu Renjun menurut dan setuju untuk tetap tinggal dirumah. Mark berpesan agar Renjun tetap berada didalam rumah dan jangan membuka pintu dan jangan menampakkan diri didepan penduduk. Bahkan mark mengunci pintunya dari luar. Yah.. Serempong itu mark hanya karena tidak ingin rubah manisnya dilirik orang. Jika dipikir pikir kenapa mark tiba-tiba bersikap posesif?

"Sepertinya aku harus membersihkan rumah yang seperti gudang ini. Mentang-mentang tinggal sendirian dia mengabaikan kebersihan dan kenyamanan tempat tinggal nya." Renjun menggerutu. Ia berniat membersihkan tempat tinggal mark yang kini menjadi tempat tinggal nya juga. Lantas dengan tiba-tiba ia berubah menjadi manusia. Merubah dirinya sendiri dengan kekuatannya.

Dia berdiri kemudian, memperhatikan rumah mark yang terlihat kacau. Renjun pikir dia bisa membersihkan rumah mark sebagai tanda terimakasih nya karena sudah dirawat dah diijinkan tinggal dirumah mark.

Cukup lama Renjun membersihkan rumah mark karena memang seberantakan itu hingga memakan waktu berjam jam. Hingga sore hari Renjun baru selesai. Setelah selesai, kini Renjun berniat memasak sesuatu untuk mark, agar tuannya itu tidak repot memasak lagi sepulang berburu karena mark tentu saja lelah.

Renjun pun mulai memasak setelah menyiapkan bahan makanannya. Namun saat sedang memasak tiba-tiba terdengar suara panggilan dari luar. Renjun yang terkejut langsung reflek menjatuhkan peralatan masaknya hingga menimbulkan suara gaduh didapur.

Prang!!

"Mark?! Kau didalam? Bukankah kau pergi berburu? Aku mencium aroma masakan didalam." kata seseorang dari luar. Renjun yang panik pun langsung kebingungan. Ia takut orang itu tiba-tiba masuk kerumah dan melihat nya. Tapi beruntung mark mengunci pintunya dari luar sebelum pergi ke hutan tadi.

"Bagaimana ini?! Orang itu akan melihat ku!" Panik Renjun sambil memundurkan tubuhnya. Dapat ia lihat gagang pintu itu bergerak gerak seakan dipaksa terbuka. Dengan panik dan terpaksa Renjun berjongkok, mengubah dirinya menjadi rubah lagi agar lebih mudah bersembunyi dipojokan.

"Hei, siapa didalam?! Maling, ya? Aku melihat mark pergi berburu tadi." seru orang itu dari luar.

Si rubah menggeram tertahan. Bulu-bulu ekornya mengembang dan berdiri tegak, sebuah gelagat saat dirinya tengah dalam bahaya atau dalam situasi terancam. Matanya menyorot tajam ke arah daun pintu itu dengan perasaan takut. Memang setakut itu seekor rubah dengan manusia, sebab selama ini mereka hanya berdiam didalam goa menghindari pemburu.

Rubah renjun semakin terpojok di sudut ruangan, matanya melirik jam tradisional unik yang menunjukkan pukul lima sore. Biasanya mark akan pulang di jam jam segini, tapi entah kenapa mark pulang terlambat hari ini.

"Mark, pulanglah!" Batin Renjun takut.

Cklek~~~

Renjun sudah memejamkan matanya pasrah jika saja penduduk itu langsung menerjang nya. Namun yang terjadi justru suara yang sangat diharapkan itu terdengar memanggilnya.

"Injun?"

Itu Mark!

"Mark?!"

Grep!

"Wow!"

Renjun yang dengan reflek langsung melompat ke mark pun langsung ditangkap oleh mark karena terkejut. Renjun menduselkan diri di leher mark. Rasanya sangat melegakan melihat mark kembali dan datang disaat yang tepat.

"Hati-hati, manis. Kenapa hm? Kau baik baik saja, kan?" tanya mark sambil mengelus kepala si rubah.

"Aku takut!" erang renjun.

Mark berjalan ke kursi, duduk mengistirahatkan dirinya yang lelah berburu seharian sambil memangku rubah nya dan dielus-elus lembut.

"Ada apa? Terjadi sesuatu? Aku melihat tetanggaku Lucas didepan rumahku tadi. Ku kira dia melihat rubahku ini." ujar mark.

"Dia tidak melihatmu, kan?"

Mendengar itu renjun langsung mendusel manja seakan menyampaikan ketakutan nya. Jadi orang tadi adalah tetangga mark. Renjun menggeram pelan.

"Tenanglah, aku sudah mengusir kingkong itu." Mark tertawa geli mengundang pandangan bingung dari si rubah.

"Julukannya kingkong." kata mark memberitahu.

Pandangannya mengedarkan ketika indera penciuman nya mencium aroma masakan dari dapur, Mark menatap Renjun sambil mengernyitkan keningnya. Dia bahkan baru menyadari rumahnya terlihat bersih dan lebih nyaman dari sebelumnya.

"Kau yang melakukannya?" tanya mark. Renjun menggeram pelan sambil memainkan ekornya.

"Memasak juga?" kini mark sampai didapur, mendapati masakan yang sudah jadi namun masih berada di tempat masaknya karena renjun belum sempat memindahkan nya di mangkok atau piring saat ada penduduk diluar rumah mark tadi.

"Dalam wujud rubah?" Mark semakin tak percaya menatap rubah manis itu dalam gendong nya.

Lalu si rubah menggeram sesaat sebelum ia melompat turun dari dekapan mark, berjongkok didepan mark dan berubah menjadi sosok Renjun dalam wujud manusia.

Mark sempat terkejut saat melihat itu karena ia melupakan fakta bahwa renjun bisa merubah wujudnya sendiri dengan kekuatan nya. Karena yang mark ingat Renjun hanya bisa berubah otomatis saat jam 12 malam.

"K-kau mengejutkan ku, injun!" kaget mark.

Renjun memutar matanya jengah. "Kan sudah ku katakan aku bisa merubah wujud ku kapanpun." ujarnya.

"Jadi kau..."

Si manis mengangguk sebelum mark menyelesaikan ucapannya. "Iya. Aku yang melakukan nya. Rumahmu sangat berantakan."

"Kenapa?"

"Anggap saja bentuk balas budi ku atau abdiku karena diperbolehkan tinggal bersamamu." jawab renjun. Mark tersenyum, mendekat ke Renjun untuk menepuk pucuk kepala si rubah.

"Rubah tau diri."

Renjun berbinar senang, mengibas-ngibaskan ekornya sambil menjilat tangan mark, membuat mark merasa geli.

"Oww~ jangan dibiasakan menjilat saat sedang berwujud manusia, injun." kata mark tertawa. "Dan jangan merubah wujudmu sembarangan. Aku tidak mau orang-orang melihat wujud manismu." Mark cubit hidung mancung renjun dengan gemas yang mana membuat empunya tersipu dengan wajah yang sudah memerah sempurna. Mark semakin gemas.

"Wajahmu merah."

"Diam atau aku akan menggigitmu." Geram renjun setengah menahan malu.

"Lucu." Mark tertawa. "Aku mandi dulu."

Renjun mengangguk. "Ya, aku akan menyiapkan makan malam." katanya.

"Setelah itu aku akan ke pasar untuk menjual hasil buruan ku hari ini."

"Aku ikut.." pinta Renjun.

"Kau yakin?"

"Aku tidak mau tetangga mu masuk secara tiba-tiba dan melihat ku." ujar Renjun. Mark tertawa geli.

"Kau benar, dia memang suka seenaknya sih. Kalau begitu nanti ikut dengaku."

Renjun mengangguk patuh setelah mark masuk ke bilik kamar mandi yang terbuat dari kayu. Setelahnya renjun menyiapkan makanan untuk Mark dan dirinya. Entah mengapa renjun tiba-tiba berpikiran bahwa dia seperti sedang melayani suaminya. Dan sekarang wajahnya kembali memanas.

"Tidak. Aku tidak boleh menyukainya."

To be continued..

Pemburu dan Manusia Rubah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang