Hari ini Mark tidak pergi berburu karena hewan buruannya kemarin sudah cukup untuk kebutuhannya hingga beberapa hari kedepan. Selain itu Mark juga berniat untuk istirahat dan berencana ingin tidur lebih lama dari biasanya. Namun, ia lupa bahwa dirinya sekarang tidaklah sendiri lagi. Pagi pagi Renjun sudah merengek membangunkannya dan mengajaknya ke pasar. Rubah itu sangat antusias untuk ke pasar karena menurutnya itu menyenangkan untuk cuci mata.
Mark sudah menolak dengan halus bahwa ia masih lelah, tetapi Renjun tetap tak menggubris. Dengan segala caranya Renjun mengganggu Mark agar segera bangun.
"Tuan, ayo bangun tuan, kita harus ke pasar menjual hewan buruan kemarin!" Renjun mengguncang guncang badan Mark dengan semangat agar Mark bangun.
"Tuannnn..."
"Sebentar lagi, Injun." Mark sedikit mengabaikan Renjun dan kembali meringkuk kan badannya. Ia masih sangat mengantuk, sungguh.
Tanpa diketahui Renjun mengerucutkan bibirnya kesal sekaligus sedih. Padahal dia sudah semangat sekali pergi ke pasar, selain itu Renjun juga sudah merasa lapar ingin makan tetapi makanan semalam sudah habis. Renjun sempat mengecek dapur untuk melihat apakah ada sisa makanan semalam yang bisa dimakannya, tetapi ternyata tidak ada.
Beberapa menit Renjun hanya diam dengan ekspresi melas memperhatikan Mark yang kembali tertidur dengan pulas, sementara Renjun memegangi perutnya yang lapar.
Suara burung dan sinar matahari mulai nampak. Suara aktivitas manusia mulai terdengar. Renjun turun dari ranjang, mengintip dari dari jendela melihat para manusia itu berlalu lalang.
Ada yang pergi ke hutan, ada yang pergi ke pasar sambil membawa hewan buruan, ada pula yang berjalan sambil membawa kayu bakar. Macam-macam aktivitas manusia itu membuat Renjun terhanyut selama beberapa menit, hingga akhirnya suara Mark membuyarkan keasyikan Renjun yang sedang terbengong menikmati pemandangan diluar.
"Injun.."
Renjun menoleh ke Mark yang terlihat baru bangun dengan muka bantal nya.
"Tuan sudah bangun?" Renjun menghampiri Mark yang kini terduduk sambil mengucek matanya.
"Kau sedang apa?" Tanya Mark.
"Mengintip keadaan luar. Lihat, kau bangun terlalu siang tuan!" omel Renjun sambil menunjuk keluar, dimana sinar matahari telah menyorot masuk ke dalam rumah.
"Hmm?"
"Ishh!" Renjun mengerucutkan bibirnya. "Injun---"
Krukkk.... Belum sempat Renjun menyelesaikan ucapannya, suara bunyi perut langsung membuat keduanya terdiam. Mark melihat ke arah perut Renjun, sementara Renjun terlihat malu karena ketahuan menahan lapar. Aish, memalukan!
"Kau lapar?" Tanya Mark dengan bodohnya.
"Tidak!" Ingin sekali Renjun memukul kepala Mark karena pertanyaan bodoh tersebut. Bisa-bisanya masih bertanya Renjun lapar saat sudah jelas-jelas suara cacing perut Renjun meronta keras. Dasar tidak peka.
"Tapi perutmu bunyi." Mark masih dengan tampang bodohnya saat berujar demikian.
"Ish, Mark!" Marah Renjun. Ia dengan iseng mengeluarkan taringnya diikuti kilatan merah menyala di mata Renjun, membuat Mark langsung mundur ketakutan.
"I-injun... Kau..."
Renjun menghela napasnya. Ia kembali ke mode normal, kemudian mengerucutkan bibirnya kesal. "Injun lapar tuan. Tuan menelantarkan injun, huh!"
Merasa takut akan kemarahan Renjun, Mark pun langsung beranjak dari tempatnya. "Kita ke pasar."
"Yeay!!" Renjun langsung berseru girang. Ia terkikik geli karena berhasil mengerjai Mark dengan mode rubahnya tadi. Padahal ia hanya bercanda.
![](https://img.wattpad.com/cover/272664637-288-k668174.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemburu dan Manusia Rubah
Randommark x renjun semua bermula dari saat Mark menyelamatkan seekor rubah malang yang tertimpa kayu ditengah hutan, hidupnya jadi berubah. [bxb] [fantasi] mungkin... original story by @lionhuang 2021