[6] Pergi ke pasar

1.1K 208 24
                                    

Mark keluar dari kamarnya selepas berganti baju. Entah sejak kapan dia mendadak jadi rajin mandi. Padahal biasanya ... Jangankan mandi dihari libur berburu, terkadang pulang berburu yang sudah jelas-jelas blusukan di tengah hutan pun mark malas mandi sebab sudah terlalu lelah berkelana seharian. Dia selalu berakhir ketiduran dan bablas sampai hari berikutnya. Tapi lihatlah sekarang siapa yang terlihat rapih hanya karena hendak pergi ke pasar untuk menjual hasil buruannya kemarin. Mark jadi terlihat seperti orang kota saja.

"Pagi, rubah manis." sapa mark menghampiri teman hidup nya yang baru. Ia berjongkok hanya untuk mengusap bulu kepala si rubah lucu yang duduk diatas kursi rotan, menunggu tuannya selesai bersiap.

Omong-omong Renjun sudah bilang kemarin bahwa dia ingin ikut mark pergi ke pasar. Tujuannya hanya ingin melihat lebih luas dan jelas bagaimana itu dunia luar dan aktivitasnya. Apakah sama dengan dunianya yang terdapat dibalik goa? Sepertinya berbeda.

Sang rubah berdiri kemudian, menyambut tangan mark yang mengusap kepalanya. Sambil mengibaskan ekornya dan menjilat tangan si tuan seperti biasanya. Kepala rubah berbulu lebat itu mendongak menatap mark dengan bola mata bulatnya dan sorot girang sehingga membuat mark lagi-lagi gemas.

"Kenapa kau menggemaskan sekali dalam wujud rubah maupun manusia, hm? Aku jadi ingin menggigitmu." kekeh mark yang langsung mendapatkan gigitan geram dari si rubah.

Mark kembali tergelak pelan. "Ow, kau mendahuluinya, manis. Seharusnya aku yang menggigitmu duluan." Katanya.

Geraman kesal kembali terdengar disertai sorot mata garang si rubah. "Kau menyebalkan!"

"Baiklah, ayo pergi ke pasar." Mark berdiri kemudian, hendak melangkah keluar untuk berangkat ke pasar. Namun tiba-tiba si rubah menahan langkahnya dengan menggigit celana panjang mark.

"Ada apa?" tanya mark.

Tidak ada jawaban dari sang rubah saat tiba-tiba hewan manis itu merubah wujudnya menjadi manusia. Jelmaan rubah tadi berjongkok di bawah mark dan mendongak menatapnya.

"Kenapa merubah wujudmu?" Tanya mark bingung. Bukannya apa, tapi renjun itu kan meskipun wujudnya berubah menjadi manusia tapi kuping dan ekornya tetap tidak berubah. Lalu bagaimana dia menyembunyikan itu dari warga penduduk.

"Aku ingin ke pasar dengan wujud ini," Kata Renjun.

"Kau gila!? Bagaimana tanggapan penduduk jika melihat bentuk kupingmu dan ekormu?" Kejut mark.

Renjun berdecak kesal. "Cari cara untuk menutupinya!"

Mark menggaruk kepalanya bingung. "Cara apa?"

Renjun mengendikan bahunya, terlihat tak peduli melihat mark yang kebingungan. Rubah manis itu justru bersedekap tangan dengan angkuh menunggu hasil pikiran mark. Mark pun sibuk berpikir hingga akhirnya ia menemukan jalan keluar.

"Oh! Kau tunggulah disini." kata mark kemudian masuk ke kamar.

"Kuharap caramu normal, tuan pemburu." gumam renjun.

Beberapa saat kemudian mark kembali keluar dengan membawa kain berwarna hitam seperti jubah. Dengan tanpa permisi mark memakaikan jubah tersebut pada renjun dan memasang tudungnya untuk menutupi telinga rubah nya. Mark tertawa geli melihat renjun yang mungil tenggelam di dalam jubah tersebut.

"Ah.. ini jubahnya yang terlalu besar atau kau yang terlalu mungil, ya?" kekeh mark. Renjun mengerucutkan bibirnya.

"Kau memiliki jubah seperti ini?" Tanya Renjun heran.

"Ya, aku punya ini dulu saat main babi ngepet babi ngepetan sama Lucas." jawab mark santai.

"Babi ngepet?!" kaget Renjun.

Pemburu dan Manusia Rubah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang