[12] Pencarian

317 59 5
                                    

Kaget tiba-tiba ini update ya wkwkw xD makasih yang masih nungguin ♡

Sore hari, sepulangnya dari berburu mark pun pergi ke pasar untuk menjual hewan buruannya bersama renjun tadi siang. Seperti biasa, renjun mengenakan jubah babi ngepet yang dipinjamkan oleh mark untuk menutupi telingan dan juga ekor rubah nya.

Awalnya mark melarang renjun ikut karena renjun mungkin lelah habis berburu, tapi renjun yang antusias pun membuat mark tidak bisa menolak keinginan renjun. Renjun memang suka jalan jalan, sih. Baginya, melihat dunia manusia itu menyenangkan meskipun juga membahayakan.

"Terimakasih, paman." ucap mark begitu menerima uang hasil jual hewan burunya.

"Bagaimana? Apa dapat uang banyak?" tanya Renjun pada mark yang sedang menghitung uangnya.

Mark menyimpan uangnya ke dalam kantong, lalu menoleh pada renjun dan tersenyum. "Lumayan. Hewan buruan kita banyak hari ini. Itu juga berkat injun," jawab mark sambil mencubit hidung si rubah manis.

Renjun memekik senang . "Yeay! Bisa makan enak?" tanya renjun girang.

Mark tertawa gemas. "Bisa. Injun mau makan apa?"

"Injun sedang ingin makan daging! Daging kelinci! Ummm, yummy!" Girang renjun.

"Boleh. Ayo kita beli daging." ajak mark kemudian menggandeng tangan renjun agar renjun tidak hilang.

Mereka pun mencari penjual daging yang renjun inginkan.

Pasar yang cukup luas membuat Renjun memperhatikan sekitarnya dengan binar senang. Banyak penduduk yang sedang melakukan transaksi jual beli, ada anak kecil dan juga ada hewan hewan peliharaan para penduduk yang berkeliaran di pasar.

Mark berhenti di sebuah penjual daging yang renjun inginkan.

"Aku mau daging kelinci satu ya, paman, " ujar Mark pada si penjual.

Si penjual mengangguk dan menyiapkan pesanan Mark. "Tumben Mark, biasanya kau hanya beli daging yang umum dimakan," kata si penjual.

Mark tertawa pelan. "Oh, aku membelinya untuk hewan peliharaan ku paman," balas Mark yang langsung mendapat tatapan galak dari Renjun serta cubitan kesal di lengannya. Tentu ia tersinggung karna di sebut hewan peliharaan oleh Mark.

"Oh ya? Sejak kapan kau punya peliharaan."

"Aku menemukan hewan menggemaskan di tengah hutan, karna kasihan jadi aku membawanya pulang dan merawatnya," jawab Mark.

Tak ambil pusing si penjual hanya mengangguk dan memberikan pesanan Mark. "Baiklah, ini pesanan mu,"

"Terimakasih paman. Kalau begitu aku pamit, "

"Iya"

Mark kembali melangkah meninggalkan stan penjual daging dan berpindah membeli keperluan lainnya.

"Kau menganggap ku hewan peliharaan?!" Protes Renjun begitu menjauh dari penjual tadi.

Mark tertawa gemas. "Lalu aku harus bilang bahwa daging itu untuk rubah jadi jadian sepertimu?" Balas Mark.

Renjun mengerucutkan bibirnya kesal. Benar juga yang dikatakan Mark, tapi tetap saja ia tak terima. Daripada dianggap hewan peliharaan, Renjun lebih suka dianggap teman.

"Sudah jangan merajuk. Itu hanya alasan untuk menyembunyikan identitas mu, Injun, " kata Mark tak ingin membuat renjun salah paham

"Eum, aku mengerti. " balas Renjun pasrah.

Mark mengusap kepala Renjun gemas.

"Kau mau beli apa lagi?" Tanya Mark menawarkan

"Sudah cukup Mark. Lebih baik uangnya disimpan untuk kebutuhan besok lagi," tolak Renjun halus.

"Kau yakin?"

"Iya."

"Baiklah. Kita beli sayuran setelah itu pulang." Putus Mark kemudian kembali berjalan sambil menggandeng tangan Renjun.

Tanpa mereka sadari, tiga sosok misterius berjubah persis seperti Renjun tengah memperhatikan renjun dari jauh.

****

"Itu injun, kan?" Tanya seorang pemuda berjubah yang tampak seusia anak remaja belasan tahun. Namanya Jisung.

"Kau pikir injun memiliki kembaran? Jelas jelas itu injun " balas Jaemin.

"Dia melawan aturan raja. Berbaur dengan manusia sangat dilarang dan membahayakan, " ujar Haechan, pemuda berjubah lainnya.

Jaemin mengangguk membenarkan. "Benar. Jika raja tau injun akan terkena hukuman, "

"Yang lebih parah jika sampai manusia mengetahui bangsa kita dari injun, maka injun bisa dikutuk akan menjadi rubah selamanya (maksudnya tidak bisa merubah diri menjadi menusia)" timpal Jisung.

"Kita harus selamatkan injun sebelum manusia itu melakukan niat jahatnya, "

"Pertama, Kita harus tau dulu dimana rumah pria pemburu itu membawa injun tinggal, " ujar Jaemin.

Kedua temannya mengangguk dan kemudian kembali melanjutkan misinya untuk menyelamatkan injun yang mereka anggap sedang di sandra oleh manusia. Padahal kenyataannya injun bahkan tidak ingin kembali ke dunianya yang terbatas. Ia ingin selamanya tinggal di dunia manusia yang luas dan bebas.


Pemburu dan Manusia Rubah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang