[14] Pergi

182 37 5
                                    

Sejak makan malam tadi Renjun terus merasa gelisah dan takut saat berfirasat bahwa beberapa rubah dari bangsanya datang untuk mencarinya. Renjun sangat hafal aroma itu, yaitu aroma Haechan dan beberapa teman seumuran nya di dunia rubah.

Jujur Renjun tidak ingin pulang, tapi ia pun sangat yakin bahwa menghilangnya Renjun dari dunianya tentu membuat mereka merasa kehilangan dan berusaha mencari. Mereka khawatir tentu saja, tapi disisi lain Renjun sudah nyaman dengan dunianya sekarang, bersama seorang manusia pemburu yang Renjun yakini orang baik.

Mark itu ... manusia baik, kan?

Kedua orangtuanya dan seluruh bangsa rubah tak pernah lelah mengatakan bahwa manusia adalah makhluk paling licik dan manipulatif yang mampu menjerat mangsanya dengan segala cara liciknya. Namun entah mengapa Renjun sangat yakin bahwa mark tulus. Entah keyakinan Renjun memang tepat sasaran atau justru ia sedang hanyut dalam manipulasi nya mark. Renjun bimbang.

Pukul 12 malam, seperti biasa Renjun berubah menjadi manusia secara otomatis. Ia yang semula tidur di dekapan mark dalam wujud rubah pun kini berubah menjadi manusia dan tengah memeluk mark.

Perlahan lahan Renjun melepaskan diri dari rengkuhan mark yang sedang terlelap. Ia duduk memandangi mark yang terlihat damai ketika tidur. Benar-benar sepolos dan setulus itu wajah mark, membuat Renjun tak sampai hati untuk berprasangka buruk pada mark. Lagipula selama ia tinggal bersama mark, mark selalu memperlakukan renjun sangat baik, bahkan sampai rela membelikan daging kesukaan Renjun.

"Aku percaya kau orang baik, mark." Ucap renjun lirih.

Pada jam 12 malam renjun memang biasa terbangun saat dirinya berubah wujud. Ia lalu hanya terjaga sambil menunggu waktu perubahannya wujudnya berakhir dan ia kembali menjadi rubah. Namun malam ini, tak hanya sekedar terjaga, renjun tiba tiba memikirkan keluarganya yang sudah lama ini ia tinggalkan lantaran renjun lebih memilih tinggal bersama manusia daripada pulang ke asalnya.

Skskksksks.....

Renjun menoleh reflek saat telinga lancipnya mendengar suara gemerisik di dekag rumah Mark. Hidungnya mengeryit tajam begitu aroma khas temannya terendus semakin kuat.

Renjun berpikir mereka semakin mendekati rumah Mark untuk menghampiri renjun pulang. Namun lebih dari itu renjun justru khawatir mereka malah akan menyakiti Mark karena menganggap Mark manusia jahat yang telah menculik Renjun.

Enggan itu terjadi, renjun pun memutuskan untuk keluar pelan pelan dan menemukan sosok rubah temannya itu.

Renjun memainkan indera penciumannya untuk menemukan letak temannya, dan tak butuh waktu lama renjun melihat tiga rubah bersembunyi dibalik semak semak dekat rumah Mark.

Ketiga rubah itu pun telah menyadari keberadaan renjun, mereka pun langsung merubah diri menjadi manusia rubah.

Renjun menghampiri.

"Kalian?!" Kaget renjun.

"Injun, kau baik-baik saja? Manusia itu menyakiti mu? Biar ku bunuh dia," ujar Haechan khawatir dan marah sekaligus pada Mark karena telah menculik Renjun.

"T-tunggu!" Tahan renjun.

"Aku baik-baik saja, kalian bisa melihatku. Jadi jangan sakiti Mark.." ucap renjun.

"Mark?" Beo Haechan dan Jisung bersamaan.

"M-maksudku manusia itu, namanya Mark,"

Jaemin memandang renjun aneh. "Kau bahkan mengetahui namanya? Kalian berkenalan? Dia juga tau kau manusia rubah?" Tanya jaemin beruntun.

"Iya.." gugup Renjun.

"Jadi selama ini kau tingga bersama manusia itu dan mengetahui kau manusia rubah?" Jaemin bertanya memastikan. Sedikit aneh karna manusia tidak takut pada makluk jadi jadian seperti Renjun.

Pemburu dan Manusia Rubah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang