"Kau... Siapa?"
Renjun memundurkan tubuhnya perlahan saat mark menatapnya bingung. Panik bukan main, renjun takut mark mengiranya pencuri atau penyusup dan mark akan menyakitinya.
"A-aku..." Renjun bahkan bingung harus berkata apa.
Mark mengucek matanya saat mengira penglihatannya tak beres. Melihat sosok lain di dalam rumahnya padahal dia tinggal seorang diri. Mark melirik balutan tangannya yang terbuka saat merasakan hawa perih pada lukanya. Keningnya pun semakin berkerut dalam.
"Jadi kau yang melakukan nya?" tanya mark bingung. Tapi.. Siapa sosok manis yang tengah panik itu?
Renjun masih geming. Ingin kabur tapi tubuhnya seolah kaku hanya untuk bergerak mundur. Jantung nya berdegup kencang.
Pandangan mark lantas tertuju pada tempat si rubah yang ia sediakan untuk tidur rubahnya. Namun tempat itu nampak kosong, menyisakan kain yang mark gunakan untuk menyelimuti rubahnya. Mark mengalihkan perhatian lagi pada sosok di depannya, memperhatikan detail penampilan orang itu dengan seksama. Sekilas penampilannya cukup normal seperti orang pada umumnya. Memakai baju dan celana, wujud seperti manusia biasa dan.. Tunggu... Mark menyadari sesuatu asing yang bergerak gerak di belakang orang itu. Sebuah ekor rubah berbulu lebat yang bergerak gerak dibalik sosok itu. Menyadari itu renjun segera menyembunyikan ekornya, membuat mark semakin memandangnya horor. Kupinglnya yang berbentuk kuping rubah pun tampak bergerak kecil dan mark memperhatikan itu. Renjun semakin panik.
Kini gantian mark yang terlihat takut. Dia bergerak memundurkan tubuhnya panik seakan menghindari sosok aneh didepannya. Makhluk apa yang sedang ia lihat sekarang?
"H-hei.. Jangan takut. A-aku bukan hantu " ujar renjun yang melihat gelagat ketakutan mark terhadapnya.
Renjun mencoba mendekat ke mark, namun mark semakin mundur ketakutan. "Hei.."
"Siapa kau? Makhluk apa?" tanya mark gemetar.
Sebenarnya mark berpikir bahwa sosok itu jelmaan rubah yang ia rawat beberapa hari ini ketika menyadari tidak adanya rubah itu ditempat nya, juga wujud aneh sosok itu. Tapi... Mark hanya terlalu terkejut dan masih tak percaya kalau rubah yang ia selamatkan ternyata rubah jadi-jadian.
"Tuan, tenanglah, jangan takut." ujar renjun mencoba menenangkan mark.
"Kutanya kau siapa?" tanya mark lagi.
Renjun menghela napas lelah. "Aku adalah injun."
****
.
Setelah mencoba menjelaskan kebenarannya, kini mark sudah sedikit tenang meskipun ia masih tak percaya akan kenyataan yang dijelaskan sosok bernama injun tadi. Rasanya seperti mimpi, tapi ini nyata.
"Jadi kau benar-benar jelmaan rubah manis yang kutemukan di hutan dua hari yang lalu?" tanya mark memastikan lagi entah sudah yang ke berapa kalinya. Dia hanya ingin benar-benar tidak merasa tertipu akan kenyataan aneh ini.
Mendengar mark mengatakan dirinya manis membuat renjun sedikit bersemu merah namun ia sembunyikan dengan baik dibalik wajah jengahnya atas pertanyaan mark yang tidak berubah sejak tadi.
"Kau sudah bertanya itu puluhan kali, tuan. Dan ya, aku adalah wujud lain dari rubah yang kau rawat." balas renjun jengah.
"Bagaimana bisa?"
"Karena aku bukan rubah sembarangan."
"Maksudmu rubah jadi-jadian?"
"Aku bukan siluman!" Renjun mendelik tak Terima disebut rubah jadi-jadian oleh mark. "Sebut saja rubah ajaib? Entahlah, tapi aku memang istimewa."
"Tetap saja namanya rubah jadi-jadian," Keukeuh mark membuat renjun menggeram kesal dan mengangkat tangannya yang menampakkan kuku-kuku tajam dari jari-jarinya.
"Seperti nya kau ingin ku cakar lagi, hah?" kesal renjun.
Namun bukannya takut, mark justru melihat renjun tampak lucu dengan raut marah yang sama sekali tidak terlihat seram. Untuk sesaat mark melupakan perasaan syok nya atas fakta mengejutkan ditengah malam begini. Sedikit terasa horor. Rubah jadi-jadian itu tenyata tidak hanya manis saat menjadi rubah, tapi justru jauh lebih manis saat berubah menjadi manusia.
"Lalu kenapa kau berubah menjadi manusia?"
"Itu sudah takdir. Setiap pukul 12 malam wujud ku akan berubah sendiri menjadi manusia." jelas renjun.
"Sebenarnya aku bisa merubah wujud ku kapanpun, tapi aku mana mungkin melakukan itu nanti penduduk yang melihat akan memburuku jika melihat wujud anehku. Kau lihat, meskipun aku berubah menjadi manusia tapi ekor dan telingaku tetap berwujud telinga rubah." tutur renjun panjang lebar.
Mendengar penjelasan itu mark langsung melihat kepada ekor dan telinga renjun yang bergerak gerak lucu sehingga membuat mark tanpa sadar memegang ekor berbulu lebat itu gemas. Namun renjun dengan reflek mencakar tangan mark yang kurang ajar itu.
"Hei itu daerah sensitif, jangan dipegang!" omel renjun.
Mark tertawa geli mendapat respon galak renjun. "Haha maaf tapi itu lucu, aku jadi gemas. Padahal saat kau berwujud rubah kau senang ku peluk dan ku elus-elus." kata mark yang sontak membuat renjun tersipu malu. Wajahnya kembali memanas seketika.
"Ya kan berbeda kalau wujud ku rubah, tau!" kesal renjun.
"Ya ya ya. Ini mustahil tapi benar-benar nyata aku menemukan rubah jadi-jadian yang berwujud manis sepertimu." ujar mark tak percaya.
"Apa kau berniat untuk pergi setelah lukamu sembuh?" tanya mark.
"Umm.. Terimakasih sudah menyelamatkan ku dari timpahan kayu kemarin, tuan. Dengan itu aku akan tetap hidup bersamamu dan menemanimu." jawab renjun. Lagipula dia sudah betah hidup di dunia luar dan memutuskan untuk tinggal bersama pemburu baik hati yang sudah menyelamatkan. Renjun juga tidak perlu takut karena ada mark yang melindungi nya, bukan?
"Bukan masalah rubah manis. Dan jangan panggil aku tuan. Namaku mark." kata mark.
Renjun menatap mark dengan bola mata bulatnya. "Mark?"
Mark mengangguk. "Ya, panggil aku mark. Mengerti, injun?" sambil mengusap pucuk kepala renjun gemas.
Renjun mengangguk patuh dengan reflek menjilat tangan mark seperti kebiasaannya saat memberikan respon baik. Namun mark justru mengeryit jijik mendapat perlakuan itu.
"Oww~ menjijikan injun, kau tidak sedang berwujud rubah, hm." ucap mark.
Renjun justru menyengir lebar. Dan dalam sekejap sinar terang kembali menutupi tubuh renjun hingga beberapa detik kemudian sosoknya berubah menjadi rubah lagi. Rubah manis itu lantas mendekat ke mark dan menduselkan diri ke mark sambil menjilati leher mark. Sedangkan mark yang melihat perubahan wujud tersebut awalnya cukup terkejut namun ia mencoba untuk terbiasa. Ia sambut rubah manis itu datang padanya, lalu dipeluk gemas sambil memainkan bulunya.
"Rubah menggemaskan. Mulai sekarang tidur satu rajang denganku, oke?" Katanya. Melihat jam dinding yang masih menujukan pukul 2 pagi, mark pun melanjutkan tidurnya bersama renjun dalam dekapannya.
"Selamat tidur, injun." ucap mark. Renjun mengaum pelan sebagai balasan dan menyamankan posisi tidurnya dalam dekapan mark.
Selamat tidur, mark
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemburu dan Manusia Rubah
Randommark x renjun semua bermula dari saat Mark menyelamatkan seekor rubah malang yang tertimpa kayu ditengah hutan, hidupnya jadi berubah. [bxb] [fantasi] mungkin... original story by @lionhuang 2021