Jangan lupa Vote and Comment untuk membangun cerita ini!
Happy Reading~
.
.
.
"Adek.. semua barangnya udah di packing? Jangan lama-lama, nenek udah nunggu nih," ucap seorang perempuan dengan suara yang agak keras dari ruang tamu.
"UDAH BUN!" teriak sang anak dari kamarnya yang berada di lantai atas.
Perempuan itu tersenyum mandengar teriakan sumringah dari sang anak.
Terdengar suara langkah kaki menuruni anak tangga, dilihatnya seorang anak laki-laki berusia 6 tahun dengan tas yang terisi penuh di gendong di punggungnya.
"Hyo, dia ngerapihin semuanya sendiri?" tanya wanita paruh baya yang sedari 2 jam yang lalu duduk dan mengobrol bersamanya di ruang tamu.
Hyorin melihat ke arah sang mertua lalu tersenyum, "Dia bahkan sudah pintar menata baju di lemarinya sendiri, Bu."
"Pintarnya cucu ku."
Hyo pun sama bangga nya dengan anak sulungnya.
"Nenek~" ucap sang cucu sambil mendekati sang nenek lalu memeluknya erat.
"Aigoo, tampannya cucu ku," ucap sang nenek sambil mengusap rambut halus sang cucu.
Hyorin hanya tersenyum melihat kedekatan sang anak dengan ibu mertuanya. Hyorin mengusap perut nya yang sudah membesar karena tengah mengandung anak keduanya.
"Yasudah, kalau begitu kita bisa berangkat sekarang kan?" tanya kepada cucunya sambil tersenyum hangat.
Anak laki-laki itu pun mengangguk, "Ayo kita berangkat sekarang, Nek," ucapnya sumringah.
Anak laki-laki itu pun menghampiri sang bunda lalu memeluknya, "Bunda, aku berangkat sekarang ya, Bunda sama adik baik-baik ya di rumah."
"Iya, bunda pasti jaga diri di rumah, Yoonjun baik-baik ya di rumah nenek, jangan nakal ,Ok?" ucap Hyo sambil pengusap kepala sang anak dengan sayang.
Yoonjun mengangguk lalu tersenyum. Ahh, anak itu manis sekali seperti-
"Ayah pulang!" seru seseorang pria yang baru saja tiba.
Yoonjun pun mengalihkan pandangannya menuju pria itu dan berlari ke arahnya lalu memeluknya dengan hangat.
"Aigoo, anak ayah sudah mau berangkat ya?" tanya pria itu kepada sang anak yang berada di gendongannya.
Yoonjun mengangguk, "Iya, ayah."
Hyo tidak bisa menahan senyumnya kala ia melihat kedekatan suami dan anaknya.
"Yaudah kalo gitu, hati-hati di jalan ya jagoan," ucap pria itu sambil menurunkan sang anak dari rengkuhannya.
"Ayo berangkat sekarang, Renjun-a, jaga Hyo baik-baik," ucap ibu Huang sambil mengusap lengan pria itu.
"Pasti, Ma, hati-hati di jalan ya," ucap Renjun lalu memeluk sang ibu.
"Mama sama Yoonjun berangkat sekarang ya, dah!" ucap ibu Huang sambil berjalan keluar rumah di ikuti sang cucu.
"Dadah, ayah.. bunda," ucap Yoonjun sambil melambaikan tangannya ke arah orang tuanya.
Renjun dan Hyo pun membalas lambaian tangan sang anak, "Hati-hati di jalan," ucap Hyo yang di balas acungan jempol oleh sang anak.
Setelah pintu utama tertutup rapat, hanya ada Renjun dan Hyo di rumah tersebut.
"YES!!!" seru Renjun tiba-tiba yang sukses membuat Hyo terkejut.
"Astaga, kenapa sih, Ren?" tanya Hyo yang terheran-heran dengan tingkah suaminya.
Renjun tersenyum sambil memandangi wajah Hyo yang sedang menatapnya dengan heran.
"Kenapa sih?" tanya Hyo lagi.
Renjun tidak menjawab pertanyaan Hyo, melainkan mendekati sang istri dan memeluknya.
Hyo pun makin heran, tidak biasanya Renjun seperti ini.
"Udah lama banget kita nggak kayak gini," ucap Renjun yang masih mendekap tubuh Hyo dengan erat.
Ah, Hyo paham sekarang.
Hyo pun membalas pelukan Renjun dan mengelus perlahan punggungnya.
"Kangen ya?" tanya Hyo diikuti suara tawa dari keduanya.
Renjun semakin mempererat rengkuhannya, "Banget."
Bahkan Renjun sampai menenggelamkan wajahya di ceruk leher Hyo dan sesekali mendaratkan kecupan yang membuat sang istri reflek memukul punggungnya.
Waktu untuk mereka habiskan berdua saja memang tidak banyak setelah mereka memiliki Yoonjun. Baik Renjun maupun Hyo, mereka berdua sibuk mengurus urusan masing-masing. Di mulai dari Renjun yang jadi lebih sering lembur dan Hyo yang sibuk mengurus Yoonjun dan juga kuliahnya.
Renjun melepaskan dekapannya dan memegang kedua bahu istri terkasihnya, menatap tepat di mata sang istri, "Kamu makin cantik nggak sih?" tanya Renjun yang membuat Hyo mengerutkan dahinya.
"Aku itu setiap hari pasti tambah cantik," ucap Hyo sambil mencubit hidung suaminya.
Mereka lagi-lagi tertawa, seakan-akan sangat bahagia karena sedang melepas rindu.
Di keadaan rumah yang sepi seperti ini sangat amat menyenangkan untuk Renjun, bahkan ia berharap sang anak akan betah berlama-lama di rumah sang nenek.
"Besok kamu udah di rumah sakit ya?" tanya Renjun sambil memandangi perut istrinya.
Hyo mengangguk, "Iya."
"Aku malam ini tidur peluk kamu ya?" tanya Renjun masih sambil melihat perut sang istri.
Hyo berusaha untuk mengulum senyumnya. Suaminya ini memang kadang suka gemes berlebihan, bikin pengen gigit.
"Harus izin dulu emangnya?" tanya Hyo sambil berusaha menahan tawanya.
Renjun menatap Hyo, "Nggak sih, tapi udah terlanjur.. Udahlah jadi ngaco gini aku nya."
Hyo tertawa lumayan keras. Suaminya ini aneh.
Melihat istrinya asik menertawakannya Renjun dengan otak cerdasnya memikirkan cara untuk membalas ibu hamil sembilan bulan itu.
Renjun mendekatkan dirinya kepada sang istri yang masih tertawa.
"Hyo!" panggil Renjun yang membuat Hyo menengok ke arahnya dan..
.
.
.
"Ayah.. Bunda.. Buku adek ket- ayah sama bunda ngapain?"
END
KAMU SEDANG MEMBACA
Neo Culture Terbucin // NCT Married Life
Fanfic[ONESHOOT] Berperan sebagai seorang istri memanglah bukan hal yang mudah, apalagi jika sang suami BUCIN nya gak ketulungan~ "Berakit-rakit ke hulu Berenang-renang kita ke Palu Sudahi saja galau mu Mari kamu jadi istriku." - NCT 2020 -