Mandi - Yuta

340 29 0
                                    

Jangan lupa vote dan comment untuk membangun cerita ini!

Happy Reading

.

.

.

Aku Nakamoto Akari, jujur saja menjadi seorang ibu di usia yang masih tergolong muda yaitu 25 tahun adalah sesuatu yang cukup sulit. Pada awalnya aku merasa khawatir dengan hasil test kehamilan yang menunjukkan hasil positif. Bahkan saat aku ingin memberi tahu Yuta tentang hasilnya, aku sempat merasa ragu. Usia kami yang terpaut 7 tahun membuat ku terkadang merasa canggung dengannya. Di usia Yuta yang menginjak kepala tiga, ia sudah sangat siap jika menjadi seorang ayah. Bersyukurnya dari kedua pihak keluarga tidak ada yang mempermasalahkan perbedaan usia kita yang jauh. Yuta juga berkata bahwa aku selalu terlihat lebih dewasa dibandingkan dengannya. 

Aku selalu berusaha untuk mengimbanginya.

.

.

.

Hari ini adalah hari sabtu.

Di akhir pekan seperti ini biasanya kami sekeluarga akan pergi keluar rumah tanpa memikirkan ingin pergi kemana. Aku, Yuta dan juga putra tercinta kami Rian, biasanya pergi keluar rumah dengan mobil kesayangan Yuta. Kami pergi entah nantinya akan pergi ke pusat perbelanjaan, taman hiburan, kedai ramen, restoran di sekitar rumah yang menjadi langganan Yuta saat ia masih remaja dulu atau kemanapun tanpa direncanakan.

Tapi kali ini kami tidak bisa bebas memilih destinasi seperti biasanya, karena hari ini Daegang, anak pertama Taeyong berulang tahun.

Jam sudah menunjukkan pukul 10, namun Yuta masih setia dengan guling yang ada di dekapannya. Padahal acara akan di mulai pukul 12 siang nanti. Aku menaiki ranjang lalu merebahkan diriku menghadap Yuta yang sedang memeluk guling.

Lucu sekali.

"Yuta," panggil ku sambil mengusap lembut pipi kanannya.

Yuta tidak merespon apa-apa.

"Yuta, bangun yuk, udah jam setengah sebelas. Jam 12 kan kita mau ke ulangtahunnya Daegang. Dia bakalan ngamuk kalo tahu paman kesayangannya gak dateng," ucap ku yang direspon hanya dengan eluhan kemalasan lalu dia membalik badannya memunggungi ku.

Aku hanya menghela nafas. Kalau sudah seperti ini aku harus melakukan jurus rahasia.

Aku mendekatkan diri lalu melingkarkan tanganku di pinggangnya diikuti dengan bibirku yang ku tempelkan di tengkuknya.

"Ayolah, kau tidak mau aku menyuruh Rian untuk membangunkanmu kan?" ucapan itu sukses membuatnya duduk terbangun.

Aku hanya terkekeh melihatnya.

"Jangan kau coba-coba menyuruhnya membangunkanku, anakmu itu akan membuatku jadi gila," ucap Yuta dengan suara parau khas bangun tidurnya.

"Makanya kalau aku bangunin langsung bangun," ucap ku lalu tertawa.

Muka Yuta masih terlihat sangat mengantuk, entah jam berapa kemarin ia tidur karena aku selalu tidur duluan.

"Mandi sana, aku akan menyiapkan bajumu dan memandikan Rian," ucap ku sambil bangkit dari ranjang.

Langkahku terhenti saat sebuah tangan menahan tanganku.

Aku melihat ke arah pemilik tangan tersebut dan menatapnya heran.

"Ada apa?" ucap ku dengan tatapan heran ke arah Yuta yang sedang melihatku tanpa ekspresi.

"Aku juga mau?" ucap Yuta masih dengan suara paraunya.

Aku mengernyit.

"Mau juga apa?" ucap ku heran.

Yuta memang suka aneh kalau baru bangun tidur.

"Hey... Kamu mau apa?" ucap ku sambil mendudukkan tubuhku di pinggir ranjang.

.

.

.

"Mandikan aku juga."

END

Neo Culture Terbucin // NCT Married LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang