Jangan lupa buat vote and comment untuk membangun cerita ini~
.
.
.
Cuaca sudah mulai dingin, membuat orang-orang harus memakai pakaian hangat untuk menghangatkan tubuh mereka saat keluar rumah. Sore ini Kun sedang menemani istrinya untuk berjalan santai di taman kota. Kun menggenggam erat tangan kanan sang istri yang berjalan berdampingan dengannya.
Sebenarnya Kun tidak mengijinkan sang istri yang merengek ingin berjalan keluar rumah karena cuaca sedang dingin. Istrinya sedang mengandung anak pertama mereka, usia kandungannya sekitar 6 bulan setengah. Namun karena tidak tega karena mungkin ini bawaan dari sang bayi, jadi Kun akhirnya mengajak istrinya berjalan sore ini.
"Duduk dulu yuk," ucap Kun yang dibalas anggukan oleh sang istri.
Mereka berjalan mendekati kursi taman lalu duduk di sana.
"Dingin ya?" tanya Kun sambil menatap sang istri dengan mata teduhnya.
Gyeoul tersenyum lalu menggeleng.
"Enggak, malah jadi seger," ucap Gyeoul sambil merapihkan rambut Kun yang tertiup angin menggunakan tangannya.
Kun meraih kedua tangan sang istri dan menggenggamnya dengan erat lalu meniupnya guna menghantarkan rasa hangat.
Gyeoul pun dibuat terkekeh dengan apa yang dilakukan sang suami.
"Masih dingin ya?" tanya Kun yang dibalas dengan gelengan oleh istrinya.
"Udah nggak dingin, Kun. Makasih ya," ucap Gyeoul
Kun tersenyum manis sambil menatap istri cantiknya.
"Kita pulang sekarang aja ya, aku khawatir banget sama kamu," ucap Kun seraya memohon untuk segera pulang.
Gyeoul, artinya musim dingin. Gyeoul lahir saat salju pertama turun, jadi itu lah alasan orang tuanya memberinya nama Gyeoul. Namun saat musim dingin tiba, fisik Gyeoul akan melemah. Tidak tahu pasti apa penyebabnya, Gyeoul sudah sering berkonsultasi dengan banyak dokter guna mengetahui penyakit apa yang sebenarnya ia derita. Namun hasilnya nihil hingga akhirnya ibu dan ayahnya meyakinkan Gyeoul bahwa itu adalah sebuah anugerah yang diberikan oleh Tuhan.
"Sebentar lagi aja, ya? Sebelum salju turun mau nikmatin waktu di luar, kan kamu tau sendiri aku kemusuhan sama musim dingin," ucap Gyeoul diikuti dengan kekehannya.
Kun benar-benar khawatir karena cuaca di luar saat ini sudah terasa sangat dingin.
Kun meraih kedua tangan istrinya lalu menggenggamnya dengan kedua tangannya, "Lima menit lagi, abis itu kita pulang. Ini udah dingin banget cuacanya, Sayang."
Gyeoul melihat wajah suaminya yang menggambarkan kekhawatiran, "Aku gak apa apa, gak usah khawatir gitu."
"Gak bisa."
"Gak bisa kenapa? Kita ini udah lama bareng loh, Kun. Kamu tau aku orangnya kuat kan?"
"Iya, kamu itu orangnya kuat.. Tapi gak berlaku kalo musim dingin udah dateng, Yang," ucap Kun yang berhasil membuat sang pujaan hatinya tertawa.
"Aku gak bisa ngeliat kamu sakit, Gyeoul."
Gyeoul memegang kedua pipi Kun lalu mengelusnya dengan lembut, "Aku gak bakal ninggalin kamu sendirian, Kun. Trust me."
"It works~" celetuk Kun yang membuat istrinya reflek menabok pipinya.
"Aduhh."
"Bercanda terus.. Lagi serius juga," ucap Gyeoul sambil mengusap pipi Kun yang tadi dia tampar pelan.
Kun tertawa, "Yaudah.. Ayo pulang, nanti kamu sakit," ucap Kun sambil memegang kedua tangan sang istri lalu menariknya agar bangun dari duduknya.
"Yaudah iya.. Ayo pulang.. Bawel banget nih calon ayah," ucap Gyeoul sedikit menggerutu.
Kun terkekeh lalu bercalan sambil menggandeng tangan Gyeoul.
.
.
.
"Apa kita pindah ke negara tropis dulu ya selama musim dingin ini?"
"HEHHH?! SEMBARANGAN!!"
END
KAMU SEDANG MEMBACA
Neo Culture Terbucin // NCT Married Life
Fanfic[ONESHOOT] Berperan sebagai seorang istri memanglah bukan hal yang mudah, apalagi jika sang suami BUCIN nya gak ketulungan~ "Berakit-rakit ke hulu Berenang-renang kita ke Palu Sudahi saja galau mu Mari kamu jadi istriku." - NCT 2020 -