Jangan lupa untuk Vote and Comment untuk membangun cerita ini~
.
.
.
Jam masih menunjukkan angka 10am dan Eunji baru saja menyelesaikan kegiatannya mencuci piring setelah sarapan usai. Meskipun perutnya sudah membesar karena kehamilannya yang memasuki bulan ke-9, tidak menghalangi Eunji untuk melakukan kegiatan rutinnya untuk mengurus rumah dan juga suami manisnya meskipun hanya menggunakan kaus putih polos lengan pendek kebesaran milik suaminya dan juga celana piyama miliknya.
Kalau berbicara tentang suami manisnya, Eunji dipastikan akan tersenyum lebar bahkan hanya dengan mengingat bagaimana suaminya itu merusak keran air di taman belakang rumah mereka yang menyebabkan dia demam selama semalam karena terlalu lama terkena air dengan alasan ingin membenarkan keran airnya, padahal ujung-ujungnya mereka memilih untuk memanggil tukang untuk membenarkannya. Waktu yang terbuang sia-sia bukan?
Setelah selesai mencuci piring dan keluar dari dapur, Eunji berniat mencari suaminya di ruang keluarga namun yang ia temukan hanya TV yang menyala tanpa ada yang menontonya. Eunji yang melihat itu pun menggelengkan kepalanya lalu berjalan ke arah sofa untuk mengambil remot TV dan mematikannya.
Dan sekarang Eunji berjalan menaiki anak tangga dengan hati-hati dan perlahan untuk menuju kamarnya. Dengan sangat hati-hati Eunji menaiki satu persatu anak tangga sambil memegang erat pegangan tangga.
Setelah sampai di depan kamar, Eunji langsung membuka pintu kamar tersebut dan melihat suaminya yang sedang bergelut dengan smartphonenya di atas kasur, sepertinya suaminya sedang mengerjakan pekerjaannya dengan serius sampai-sampai tidak menyadari kedatangan nya.
Eunji masuk kedalam dan menutup pintu kamar, lalu berjalan mendekati suaminya sambil mengelus perutnya dan duduk di tepi kasur. Suaminya pun tersadar dan menoleh kearahnya.
"Eunji-a, kau naik tangga sendirian?" tanya suaminya dengan khawatir dan meletakkan smartphonenya di atas nakas.
"Tidak, aku naik ditemani ini, Johnny-a," ucap Eunji sambil menunjuk perutnya.
Membuat Johnny melihat sebentar ke arah perut istrinya yang membesar karena benihnya sedang tumbuh disana.
"Aaa~ Eunji-a, kan sudah ku bilang jangan menaiki tangga berdua dengannya saja, kau kan bisa teriak untuk memanggilku" ucap Johnny dengan wajah yang memelas.
Eunji terkekeh mendengar rengekan suaminya itu.
"Aigoo~ aku tidak apa-apa. Lihat, aku baik-baik saja kan? Lagi pula teriak itu membutuhkan tenaga yang cukup besar jika untuk memanggilmu," ucap Eunji dengan tangan yang mengusap kepala sang 'beruang' besar itu.
Sang 'beruang' besar itu hanya bisa mengerucutkan bibirnya dan membuat sang istri gemas sampai-sampai mencubit pelan pipinya.
Beruang? ya itu sebutan sayang dari Eunji selaku istri yang baik. Sebutan itu bermula saat waktu mereka awal menikah (meskipun masih sampai sekarang) Johnny selalu memeluk Eunji saat tidur, bahkan semalaman. Dia memeluk Eunji bagaikan guling, padahal pada saat Johnny masih melajang dia pernah bercerita kalau dirinya tidak terlalu menyukai tidur sambil memeluk sesuatu, tapi entah mengapa setelah menikah dirinya ingin terus menerus memeluk istrinya.
Johnny tidak bisa jauh-jauh dari Eunji. Valid. No Debat.
Seperti sekarang, Johnny sudah berbaring tepat di sebelah Eunji dan menghadapkan wajahnya kepada perut sang istri. Begitu pula dengan Eunji yang melakukan hal yang sama, membaringkan tubuhnya dan menghadap ke arah suaminya dengan satu tangan menyangga kepalanya dan satu tangan lainnya sibuk mengelus rambut halus berwarna hitam milik suami tercintanya.
Kedua tangan Johnny merengkuh tubuh sang istri posesif. Membuat sang istri merasa terlindungi karenanya.
"Kapan dia akan keluar dari dalam sini?" ucap Johnny sambil menggesekkan hidungnya di perut besar istrinya.
Eunji terkekeh.
"Memangnya kenapa? Kau sudah tidak sabar untuk melihatnya?" ucap Eunji sembari terus mengelus rambut halus milik suaminya tersebut.
Johnny mendongakkan kepalanya dan menatap mata Eunji.
"Tentu saja, aku sangat tidak sabar untuk melihatnya. Aku juga berharap agar aku bisa menemanimu saat berjuang melahirkannya nanti," ucap Johnny yang penuh dengan harap sambil memandang perut istrinya.
"Rasanya, jika aku tidak ada nanti aku akan menjadi ayah yang jahat," ucap Johnny sambil mengelus perut besar Eunji
Eunji yang mendengar penuturan sang suami pun tersenyum lalu tangannya tergerak untuk mengacak rambut sang suami.
Hal itu pun diikuti dengan suara tawa Johnny yang sangat sopan masuk ke telinga siapa saja yang mendengarnya.
Sebenarnya ia sudah tidak kaget lagi jika nanti dia melahirkan tanpa ditemani Johnny. Suaminya saat ini sedang berkerja keras untuk memperluas perusahaannya. Johnny adalah tipikal orang yang harus menyelesaikan pekerjaan di bawah pengawasannya, ia tidak akan mudah percaya dengan orang lain untuk menggantikannya. Jadi Eunji sudah sangat paham dengan sifat sang suami. Dan Eunji tidak masalah dengan itu.
Mereka sangat romantis, kan?
"Sepertinya aku akan sangat marah jika kau tidak ada," ucap Eunji yang membuat Johnny menatap mata Eunji dengan sendu.
Johnny mengeratkan pelukannya.
"Aku akan menemanimu, jadi kamu tenang saja. Tolong jangan marah padaku," ucap Johnny yang sukses membuat Eunji menahan tawanya.
Ahh... Memang Johnny Suh, dia sangat manis.
"Janji?" tanya Eunji yang direspon oleh Johnny dengan anggukkan.
Eunji mengusap rambut Johnny dengan gemas.
"Ok, kalau kamu langgar ada hukumannya," ucap Eunji yang membuat Johnny menatapnya dengan heran.
"Apa hukumannya?" tanya Johnny sambil bangkit dari duduknya.
.
.
.
.
.
"Jangan deket-deket sama aku selama satu minggu."
DAMN.
.
END
#StayHealthy
KAMU SEDANG MEMBACA
Neo Culture Terbucin // NCT Married Life
Fanfic[ONESHOOT] Berperan sebagai seorang istri memanglah bukan hal yang mudah, apalagi jika sang suami BUCIN nya gak ketulungan~ "Berakit-rakit ke hulu Berenang-renang kita ke Palu Sudahi saja galau mu Mari kamu jadi istriku." - NCT 2020 -