Jangan lupa Vote and Comment untuk membangun cerita ini~
.
.
.
Suasana rumah siang ini terbilang hening. Sepasang suami istri sedang menikmati waktu bersama di dalam kamar. Sang kepala keluarga sedang asik tertidur di paha sang istri yang sedang sibuk membaca buku novel yang baru saja ia beli.
Hobi membaca wanita ini bahkan membuat sang suami heran, di era yang serba digital seperti ini ternyata istrinya lebih memilih untuk membaca banyak buku dan dapat membuat satu ruangan menjadi sebuah perpustakaan.
Pria bernama Dong Sicheng atau biasa dipanggil Winwin ini baru saja menjadi seorang suami dari wanita kutu buku bernama Kim Naeun sekitar satu minggu yang lalu. Pasutri yang masih hangat-hangatnya.
Saat sedang asik-asiknya membaca buku, tiba-tiba Naeun tersentak kaget karena tiba-tiba suaminya bangun begitu saja dan kepalanya membentur buku novel yang tebalnya hampir 300 halaman.
Winwin yang meringis kesakitan membuat sang istri menutup buku miliknya lalu meletakkannya diatas nakas.
"Sakit banget ya? Maaf dehh," ucap Naeun sambil mengusap dahi sang suami yang terlihat kemerahan.
Winwin yang diperlakukan seperti itu hanya diam sambil tersenyum.
'Jadi gini rasanya punya istri? Aku harus kasih tau yang lain biar pada cepet nyusul.'
Sekiranya itulah pikiran Winwin saat itu.
Naeun menjauhkan tangannya dari dahi sang suami lalu mellihat wajahnya dengan seksama.
"Masih sakit gak?" tanya Naeun sambil mengelus dahi Winwin lagi.
Bukannya lebay atau apa, buku yang diadu dengan kepala Winwin merupakan buku dengan Hard Cover, maklum saja jika Winwin akan merasakan pening sedikit.
Winwin tersenyum lalu mengangguk.
"Kamu sihh.. kalo mau bangun tuh liat-liat dulu makanya," ucap Naeun dengan nada kesal.
'Wanita selalu benar'
Teman-temannya sering mengatakan itu saat ia belum mengenal yang namanya cinta-cintaan dikampusnya. Winwin tidak setuju dengan pernyataan yang dilontarkan oleh teman-temannya.
'Gak bisa begitu dong, salah ya salah, mana ada salah tapi bener.. Aneh aja orang-orang,' ucap Winwin waktu itu.
Namun sekarang pernyataan yang ia koarkan beberapa tahun lalu menjadi tidak ada harganya karena ia merasakannya sendiri.
Apa ini? Bukannya seharusnya Winwin yang marah? Mengapa Winwin yang dimarahi?
Jadi 'Wanita selalu benar' itu benar adanya?
Winwin memperhatikan wajah sang istri dengan seksama. Membuat Naeun terheran-heran.
"Kenapa ngeliatin aku kayak gitu?" ucap Naeun sambil membuka buku untuk melanjutkan acara membacanya yang sempat terganggu tadi.
"Aku laper," ucap Winwin sambil merebahkan dirinya.
"Bikinin aku ramen dong," lanjut Winwin.
Tidak ada respon dari Naeun, wanita itu terlampau fokus dengan setiap kata yang tertera di dalam buku itu.
Winwin memberanikan diri untuk menggoyang-goyangkan tubuh istrinya sepelan mungkin.
"Naeun ayo dong bikinin aku ramen."
Naeun menutup bukunya lalu beranjak dari kasur lalu berjalan keluar kamar dengan buku yang ada di genggamannya.
Winwin yang melihat sang istri keluar kamar dengan wajah yang tidak enak pun merasa merinding dibuatnya, ia memutuskan untuk ikut keluar kamar menyusul Naeun.
Sesampainya di dapur Winwin melihat Naeun sedang disibukan dengan bahan untuk membuat ramen. Yang dimasak memang ramen instan, tapi Naeun menambahkan beberapa bahan seperti irisan sosis dan sayuran.
Winwin mendudukan dirinya di kursi meja makan, ia memerhatikan setiap gerak gerik yang dilakukan oleh Naeun. Entah mengapa Naeun terlihat lebih cantik saat memasak seperti ini. Lengan baju yang digulung sampai sikut dan rambutnya yang dikuncir tinggi, menambah kesan yang berbeda dimata Winwin.
"Cantik banget," celetuk Winwin yang membuat Naeun memusatkan atensinya kepada lelaki itu.
"Makasih."
Berselang beberapa menit Naeun sudah menyajikan ramen yang ia buat. Tampilan dan aroma dari ramen tersebut pasti akan membuat siapa yang melihat dan menciumnya ingin memakannya juga, Winwin berani bertaruh untuk itu.
"ENAK BANGET!!!" seru Winwin sesudah menyicip kuahnya.
Naeun tersenyum, "Makan yang banyak ya," ucap Naeun sambil mengelus rambut suaminya.
Tidak butuh waktu lama bagi Winwin untuk menghabiskan makanannya. Winwin melahapnya dengan semangat yang membara. Saking semangatnya, ia sempat tersedak saat menyeruput kuah dari mangkuknya langsung.
"Liburan yuk."
Ucapan Winwin barusan sukses membuat sang istri menatapnya dengan tajam, "Yang bener aja, baru dua minggu yang lalu kita liburan, masa mau liburan lagi?!"
"Aku dapat jatah cuti lagi dari kantor minggu depan, jadi bosen klo di rumah aja."
"Emangnya harus banget liburan? Kenapa gak main aja ke rumah ibu."
"Liburan dulu, baru ke rumah ibu."
"Kenapa harus liburan dulu? Kan liburan di ruah ibu juga bisa," ucap Naeun heran.
.
.
.
"Biar pas main ke rumah ibu kita udah bertiga."
BRAKKK
Buku melayang tepat mengenai kepala Winwin.
END
KAMU SEDANG MEMBACA
Neo Culture Terbucin // NCT Married Life
Fanfic[ONESHOOT] Berperan sebagai seorang istri memanglah bukan hal yang mudah, apalagi jika sang suami BUCIN nya gak ketulungan~ "Berakit-rakit ke hulu Berenang-renang kita ke Palu Sudahi saja galau mu Mari kamu jadi istriku." - NCT 2020 -