Jangan lupa buat Vote and Comment untuk membangun cerita ini~
Suasana ruang keluarga kali ini terasa sedikit mencekam. Jangan salah paham dulu. Penyebabnya bukanlah sesuatu yang 'serius' hanya saja karena pasutri tersebut terlalu terbawa suasana dengan drama yang sedang mereka tonton.
"Look at the girl, she so crazy right? gak tahu diri banget," ucap sang wanita dengan mata yang masih setia memegang sebungkus snack berukuran besar yang sudah tidak diketahui lagi bentuk aslinya.
Snack itu remuk didalam bungkusnya seakan-akan menjadi pelampiasan kemarahannya terhadap tokoh antagonis di drama tersebut.
Sedangkan sang suami hanya bersandar pada kepala sofa dengan gitar yang sedari tadi berada di dalam rengkuhannya dengan jari-jari panjangnya yang lihai memetik senar dengan nada yang bisa diterima dengan telinga siapa saja yang mendengarnya.
"She is look great," suara berat nan serak itu mampu mengalihkan atensi yang istri yang sedari tadi terfokus kepada layar LED yang berjarak 3 meter dari tempat mereka duduk sekarang.
Sang istri memicingkan matanya.
"Siapa yang terlihat cantik?" tanya sang istri mengintimidasi sang pasangan.
Hal itu mampu membuat sang pria melirik lalu tersenyum sampai memperlihatkan gigi-giginya.
"Mark.. who?"
Mark selaku orang yang sedang 'terintimidasi' pun menelan ludahnya terlebih dahulu guna mengumpulkan keberaniannya.
"Aku tidak bilang dia cantik, I just thing, her acting is so good," ucap Mark membela diri.
Sang istri pun memutar bola matanya seakan tidak perduli dengan pernyataan sang suami.
Sang istri pun langsung memfokuskan diri kembali ke layar LED yang sedari tadi memutarkan drama yang sedang hangat dibicarakan seantero Korea Selatan.
Saat kurang lebih dari 1 jam drama tersebut diputar, akhirnya berakhir juga episode hari ini dan para penonton harus menunggu sampai minggu depan untuk menonton drama yang depat menguras tenaga penontonnya serta melatih kesabaran para penonton agar tidak berkata kasar.
Saat sedang mencari-cari film yang bagus untuk ditonton di waktu luang seperti ini seketika yang istri teringat akan drama china yang belum ia selesaikan, padahal tingga 3 episode lagi yang belum ia tonton tapi belum sempat melanjutkannya.
"Mark, drama china yang waktu itu kita tonton di Canada judulnya apa?" tanya sang Istri kepada yang suami yang sedang memetik gitarnya memainkan lagu Best Part dari HER.
Mark pun menghentikan permainan gitarnya dan terlihat berfikir.
"A love so beautiful seingatku terakhir kita nonton itu udah lama banget kan, Ra? Seminggu sebelum kita nikah kan?" ucap Mark sambil meletakkan gitar kesayangannya di sofa tunggal yang ada di sampingnya lalu Mark mendekatkan tubuhnya dengan sang istri.
"Udah hampir sebulan berarti, padahal tinggal 3 episode lagi," ucap sang istri sambil sibuk mencari drama china yang ingin mereka tonton.
Setelah menemukannya, Haera langsung memutarnya dan kembali menyandarkan tubuhnya ke kepala sofa.
Mark yang melihat celah untuk merengkuh tubuh Haera pun dengan cepat mendekatkan tubuhnya lalu menyusupkan tangannya ke pinggang sang istri dan menyandarkan kepalanya di bahu sang istri.
"Aduh mulai lagi deh," ucap Haera yang diikuti decak sebalnya.
Mark yang mendengar istrinya sedang misuh-misuh hanya tersenyum, bahkan ia malah mencari posisi terenak di bahu sang istri yang membuat Haera menghela pasrah.
Keduanya terhanyut dalam drama yang sedang mereka saksikan. Hanya suara TV yang sekarang terdengar dirumah besar itu. Tidak ada yang bersuara seakan-akan kedua mulut mereka terkunci.
"OH MY GOD!" seru Mark tiba-tiba ambil menutup matanya dengan bantal sofa saat adegan ciuman sang pemeran utama ditayangkan.
Haera hanya tertawa kecil melihat kelakuan suaminya.
"Kau ini, ini hanya adegan ciuman biasa tapi kenapa sampai berteriak seperti itu?" ucap Haera sambil diikuti dengan kekehannya.
Mark mendongak melihat ke arah Haera sambil mengerucutkan bibirnya.
"Adegan seperti ini tidak baik jika ditonton laki-laki tau gak," ucap Mark lalu memfokuskan diri lagi ke televisi lebar itu.
Haera mengerutkan keningkan lalu melihat ke arah Mark heran.
"Bahaya dari mananya?" tanya Haera penasaran karena dia berpikir, apa yang tidak baik untuknya? Memangnya dia masih kecil?
Masih dengan mata yang terfokus ke layar Mark menjawab pertanyaan Haera.
"Kalau tiba-tiba aku ingin bagaimana? Aku tau kau sedang halangan jadi, jangan buat aku bermain sendirian."
Skak mat.
Haera terdiam, bahkan mematung karena jawaban suaminya.
Jadi itu alasannya? Dasar laki-laki.
Haera pun menghela nafasnya dan memfokuskan kembali pandangannya.
Namun tiba-tiba Mark menegakkan tubuhnya dan memegang kedua bahu istrinya.
Ia mengambil nafas sambil memejamkan mata, lalu menghembuskannya sambil membuka matanya. Perlahan.
Haera yang merasakan atmosfer sekitarnya menjadi negatif hanya mampu menelan ludahnya sambil menatap sang suami tidak percaya.
"A-Ada apa?"
Sh*t, kenapa Haera gugup sekarang?
Mark menatap tepat di kedua mata Haera dengan intens, seolah-olah ingin membuat Haera tenggelam ke dalamnya.
"Ku rasa... aku ingin sekarang," ucap Mark sambil melihat sang istri dengan serius.
Haera yang sedikit terkejut itupun berusaha menormalkan nafas serta debaran jantungnya.
"Kau kan tau aku sedang tidak bisa," ucap Haera yang mampu membuat Mark berdecak sebal.
Mark kembali ke posisi semula dimana dia merengkuh tubuh istrinya.
Haera yang melihatnya hanya tertawa lalu membawa kepala Mark ke rengkuhannya dan mengelusnya.
"Uhhh... kasiannya bayi besar aku, tunggu ya, sayang," ucap Haera lalu tertawa setelahnya.
Mark hanya mampu berdecak sebal dan misuh-misuh dalam hati.
'Awas aja nanti, ku habisi kamu,' ucap Mark dalam hati karena melihat Haera yang sedang asik tertawa.
END
KAMU SEDANG MEMBACA
Neo Culture Terbucin // NCT Married Life
Fiksi Penggemar[ONESHOOT] Berperan sebagai seorang istri memanglah bukan hal yang mudah, apalagi jika sang suami BUCIN nya gak ketulungan~ "Berakit-rakit ke hulu Berenang-renang kita ke Palu Sudahi saja galau mu Mari kamu jadi istriku." - NCT 2020 -