3. Nisaka Maulida

28 10 5
                                    

BAB 3
Nisaka Maulida

SELAMAT MEMBACA

"Sa, nanti Lo ikut futsal Rakha?" tanya Hanna dengan mata yang fokus menatap layar ponselnya. Saat ini, kelas XII IPA 3 sedang menunggu bel pulang berbunyi. Guru yang mengajar di jam terakhir sudah keluar sejak sepuluh menit yang lalu. Saka menyudahi kegiatan menonton drakor nya kemudian menatap Hanna, "Nggak. Mama di rumah sendirian. Gue takut abang Gue dateng lagi gangguin mama."

"Eh?" kaget Hanna merasa bersalah sudah mengungkit masalah keluarga Saka. Saka hanya menggeleng pelan, kembali fokus menatap layar ponselnya yang sedang menayangkan drama Korea kesukaannya.

"Sabi lah Gue main ke rumah Lo," ujar Hanna mengalihkan pembicaraan. Saka kembali merespon hanya dengan gerakan kepala. Dia mengangguk. Kedua gadis itu kembali sibuk dengan kegiatannya. Hanna yang asik dengan tiktok nya, dan Saka yang hanyut dalam alur drama yang dia tonton.

Saking seriusnya mereka, mereka tidak sadar jika bel pulang telah berbunyi. Sampai semua orang di kelas mereka pulang, mereka masih saja tidak sadar. Hingga akhirnya Rakha datang menyadarkan mereka.

"Hmm pantes anteng. Nonton drakor gitu loh," cibir Rakha yang sudah berganti seragam futsal sekolah mereka. Saka masih tak sadar, berbeda dengan Hanna yang langsung kaget melihat kondisi kelasnya yang sudah sepi. Hanna langsung keluar entah ingin pergi kemana.

"Saka?" panggil Rakha masih tak mendapat respon dari pacarnya. Cowok berkacamata itu menaikan kacamatanya yang sedikit merosot dengan mata yang masih fokus ke arah Saka.

"Nisaka?" ulang Rakha masih berusaha menarik perhatian sang pacar. Suaranya naik satu oktaf tetapi tetap saja Nisaka masih tidak sadar. Merasa kesal tak kunjung direspon, Rakha berkacak pinggang kemudian berteriak, "Nisaka Maulida?!"

"Eh? Saya Bu, hadir!" kaget Saka. Rakha langsung terbahak melihat muka kocak pacarnya. Saka langsung tersadar, lantas memukul lengan kanan pacarnya dengan keras, "Nyebelin!"

"Hahahaha. Kamu sih Aku panggil gak jawab-jawab," ucap Rakha membela diri. Saka bangkit sambil menggendong tasnya. Matanya menatap bingung ke arah kursi Hanna yang sudah tidak ada orangnya.

"Hanna mana?"

"Udah keluar tadi. Gak tau mau kemana," jawab Rakha. Cowok jangkung itu menggandeng tangan pacarnya sambil berjalan keluar dari kelas XII IPA 3. Rakha menoleh, "Tungguin aku futsal aja ya? Kamu gaada temen pulang. Nanti ilang gimana?"

Saka memutar bola mata malas, "Aku udah gede kali, Rak. Ya kali ilang."

"Ilang gak mandang umur cantikkkk."

"NISAKAAAA!" panggilan melengking itu sukses membuat Rakha dan Saka menoleh ke sumber suara. Diam-diam Saka mengucap syukur saat melihat Hanna di ujung koridor sana. Dia jadi ada alasan untuk tidak menunggu Rakha. Badan Saka sudah sangat merindukan pulau kapuk miliknya.

"Tuh kan Rak. Aku ada temen buat pulang. Udah sana Kamu futsal aja!" usir Saka. Rakha berdecak pelan, lantas mengusap surai indah Nisaka. Cowok berkacamata itu menatap dalam mata sang pacar, "Hati-hati di jalan. Kalo ada cowok iseng, langsung telfon Aku aja. Langsung pulang! Jangan mampir-mampir. Kalo mau main nanti aja sama Aku, kapan-kapan. Oke?"

"Oke!" 

Setelah itu Rakha berlalu meninggalkan Nisaka. Tepat saat Rakha pergi, Hanna berdiri di samping Saka dengan wajah iri. Saka mengernyit heran, "Kenapa Lo?"

Hanna berdecak dengan wajah tertekuk nya, "Cowok Lo sweet banget anjrit! Pengen!"

"Makannya cari pacar yang satu kota aja! Mamam tuh LDR!" ejek Saka sambil tertawa. Kedua gadis cantik itu berjalan beriringan menuju gerbang. Menunggu angkot datang dan mengantar mereka berdua sampai ke rumah Nisaka. Sesampainya di rumah Saka, mereka langsung ke kamar Saka setelah Saka memastikan mamanya sudah makan dan pintu utama sudah terkunci kembali.

RAKSAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang