•BAB 6•
Budak CintaSELAMAT MEMBACA
Sore ini Saka hanya bermalas-malasan di kasurnya. Biasanya, selepas pulang sekolah dan bersih-bersih dia langsung mengerjakan tugas sekolahnya. Dia terbiasa melakukan itu agar tugasnya cepat selesai. Agar dia bisa langsung istirahat ketika malam. Walaupun ia tetap belajar selama satu jam di malam hari sih.
Karena kebetulan hari ini tidak ada tugas, gadis bermata bulat itu bisa menonton drama Korea yang sedang ramai dibincangkan.
"Mabok Song Kang Gue lama-lama," celetuknya ditengah-tengah kegiatannya. Dengan posisi rebahan, kaki kiri gadis itu berada di atas kaki kanannya. Telinganya tersumpal headset dengan volume yang lumayan kencang. Kali ini dia menonton drama melalui ponsel, bukan laptop. Dia terlalu malas untuk sekedar menyalakan laptopnya.
"Anjir kok gitu aish!" kesalnya entah untuk siapa.
Lagi asyik-asyiknya menikmati alur cerita, notifikasi dari pacarnya yang menelfon langsung mendapat respon decakan darinya.
"Apa?!" sentak Saka yang kesal kegiatan me time nya diganggu.
"Woh kalem cantik. Galak banget," kekeh Rakha di sebrang sana.
"Hmm. Kenapa?" tanya Saka malas. Batinnya berteriak ingin protes ke Rakha yang sudah menganggu kegiatannya. Tapi dia tahan karena dia masih menghargai Rakha.
"Aku udah selesai futsal nih," jawab Rakha.
"Ya pulang lah. Ngapain malah telfon Aku?" kesal Saka. Rakha malah terkekeh lagi. Cowok itu belum menyelesaikan ucapannya tadi.
"Sabar dong cantik. Aku kan belom selesai ngomong."
Saka diam. Menanti ucapan Rakha selanjutnya.
"Aku mampir ke tempat biasa kita beli makanan nih. Kamu lagi mau apa?" tanya Rakha. Belum Saka menjawab, Rakha kembali berbicara.
"Kamu kalo lagi dapet kan selera makannya berubah-ubah. Seblak? Martabak? Boba? Ceker pedes? Atau mau snacks aja?"
Bibir Saka otomatis tersenyum lebar mendengar itu, "Aku mau sempol, maklor, risol, batagor, cireng di abang-abang yang biasa kita beli, cakwe, bakso bakar yang gerobaknya di sebelah abang cireng, capcin tapi gak pake cincau nya, sama leker," jawab Saka antusias.
Sedangkan di sebrang sana, Rakha menelan ludah sendiri mendengar banyaknya permintaan Saka. Biasanya, pacarnya yang menggemaskan itu hanya memesan dua makanan dengan satu minuman. Tapi ini? Wow. Rakha benar-benar speechless.
"Rakha kok diem? Gak mau ya?" tuduh Saka.
Rakha berdehem pelan, "Kata siapa gak mau? Udah itu aja atau mau tambah lagi yang lain?"
"Emmm." Saka berpikir lagi kira-kira apa yang dia inginkan. Setelah berpikir beberapa detik dia kembali bersuara, "Sama kebab juga deh, Rak. Nanti uangnya Aku ganti."
"Apasi ganti-ganti. Udah yang penting Kamu seneng Aku juga ikut seneng. Gak usah mikirin duitnya segala." protes Rakha.
"Ya udah udah dulu ya? Tunggu aja, gak nyampe sejam kok."
"Okeee." saut Saka bersemangat.
"Daaa cantik."
"Daaaaa."
Setelah sambungan telfon mereka terputus, Saka memilih menunggu Rakha di teras rumah sambil melanjutkan nonton drakor nya.
Disisi lain, Rakha yang masih berada duduk di atas motornya langsung turun mendatangi pedagang kaki lima yang berjejer di pinggir jalan. Pertama dia memutuskan untuk membeli leker karena posisinya yang paling dekat dengan dirinya saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAKSAKA
Teen FictionNisaka Maulida, gadis manis berwajah jutek yang biasa disapa Saka. Disaat remaja seumurannya menikmati masa muda mereka, Saka harus mengubur keinginan itu untuk melindungi keluarganya. Hingga suatu hari ia bertemu dengan Rakha Asad Haritsah. Pemuda...