8. Hari Pertama Merawat Rasa

12 1 0
                                    

•BAB 8•
Hari Pertama Merawat Rasa

SELAMAT MEMBACA

Rakha pulang ke rumahnya setelah mengantar Saka. Dia masuk ke dalam dengan wajah datarnya. Di rumah yang tidak terlalu besar ini Rakha hanya tinggal berdua dengan papanya. Rakha adalah anak tunggal. Mamanya bercerai dengan papanya saat usianya 12 tahun.

Melangkahkan kaki ke kamar, Rakha menimang-nimang apa yang akan dilakukan kedepannya. Dia tidak mungkin hidup dalam kebohongan selamanya.

Rakha memilih untuk mandi terlebih dahulu. Setelah itu dia ke dapur untuk membuat telur dadar ala kadarnya. Cowok itu makan dalam diam. Merenungi hidupnya yang tidak semulus jalan tol. Dia berdecak pelan. Mana ada kehidupan yang mulus seperti jalan tol?

Matanya teralihkan ke ponselnya yang berdering. Terpampang nama Saka disana. Dia menghela nafas sebentar sebelum mengangkat telfon dari pacarnya.

"Halo Rakha?" tanya Saka diseberang sana.

Rakha menelan telur yang telah dikunyah nya, "Iya cantik. Kenapa?"

"Rasa kok bandel ya? Lari-larian terus dari tadi," suara Saka terdengar kesal di telinga Rakha.

"Kan tadi mbaknya udah bilang kalo kucing Persia lebih aktif daripada yang anggora," ucap Rakha mengingatkan.

"Aku gak tau bakal seaktif ini," terdengar helaan nafas Saka.

Rakha terkekeh kecil. Dia bangkit sambil membawa piring kotornya dan meletakkan di wastafel.

"Terus Kamu maunya gimana? Kan tadi Kamu yang ngotot mau ambil Rasa. Terima resikonya dong," ujar Rakha sedikit menggoda Saka.

"Coba Kamu ngomong sama Rasa. Siapa tau dia diem abis Kamu bilangin," ucap Saka.

"Kok gitu?"

"Ya kan Kamu papanya Rasaaa."

Rakha melipat bibirnya. Gemas sendiri dengan pacarnya. Sayang sekali mereka sedang tidak di tempat yang sama. Dia jadi tidak bisa mencubit pipi Saka.

"Coba sini mana Rasa nya?"

"Bentar ya itu Rasa barusan masuk ke kamar Mama. Gatau sekarang ada dimana," setelah Saka mengatakan itu, yang terdengar oleh Rakha hanya suara kresek-kresek tidak jelas. Entah apa yang sedang dilakukan Saka.

"Rasaaaaa!" terdengar teriakan Saka.

"Kamu dimana sih? Gak Mama kasih whiskas ya kalo nakal!" ancam Saka.

Rakha tak bisa menahan senyumannya lagi. Bibirnya tertarik lebar. Sangat lebar malah. Siapapun ingatkan Rakha untuk menghabisi pipi Saka besok.

"Meow!" kali ini Rasa yang bersuara. Rakha masih diam menantikan apa yang akan dilakukan Saka selanjutnya.

"Kamu tuh ya! Baru sehari disini udah bandel banget. Besok-besok Mama kurung aja ya di kandang. Bandel!"

Wah jiwa emak-emak Saka sudah terlihat rupanya. Rakha semakin gemas mendengarnya.

"Meow," suara Rasa terdengar melemah. Seolah tau dia sedang diomeli majikannya. Ralat mamanya.

"Apa meow meow!" sentak Saka.

Rakha langsung ngakak. Pacarnya benar-benar ajaib.

"Meow."

"Saka udah itu kasian Rasa nya Kamu bentak-bentak hahahaha," Rakha masih ngakak.

"Woah langsung diem, Rak. Berati kalo nanti Rasa bandel Aku bentak aja ya biar nurut."

"Kayak ibu tiri hahaha!"

RAKSAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang