7. Anak Baru

11 1 0
                                    

•BAV 7•
Anak Baru

SELAMAT MEMBACA

Hari ini Rakha menepati janjinya kepada Saka. Yaitu pergi ke pet shop dan mengadopsi anak kucing. Karena ini hari Jumat, dan SMA Cendrawasih pulang lebih awal di hari Jumat, keduanya langsung ke pet shop setelah bel pulang sekolah berbunyi.

"Lebar banget senyumnya," celetuk Rakha melihat senyum Saka yang menurutnya terlalu beda dari biasanya. Saka mendongak, "Kan mau punya anak."

"Anak gundul mu," cibir Rakha. Saka hanya merespon dengan nyengir kuda. Orang-orang yang melihat mereka langsung takjub. Saka tidak pernah tersenyum selebar itu. Jangankan senyum lebar, senyum biasa aja jarang jika tidak bersama Rakha atau Hanna.

Saat keduanya hampir sampai di parkiran, Dido menghentikan langkah mereka.

"Lo mau kemana, Rak?" tanya Dido. Raut wajahnya terlihat ingin berbicara sesuatu yang sangat penting.

"Ke pet shop, adopsi kucing." jawab Rakha singkat. Dia sadar ada yang aneh dari sahabatnya, "Kalo mau ngomong nanti aja, Do. Dateng aja ke rumah."

"Oke lah. Nanti aja," kata Dido kemudian meninggalkan keduanya. Setelah dirasa Rakha dan Saka tidak melihat wajahnya, alis Dido menukik tajam. Dido marah. Entah apa alasannya. Hanya dia dan Tuhan yang tau.

"Kalian ada janji?" tanya Saka setelah melihat kepergian sahabat pacarnya.

"Nggak ada. Udah yuk jalan," ajak Rakha. Mereka kembali berjalan. Sebenarnya Saka masih penasaran. Tingkah Dido tadi membuatnya berpikir keras.

Mungkinkah Dido marah kepadanya karena akhir-akhir ini Rakha selalu bersamanya?

"Ya kali anjir. Hanna aja gak segitunya," celetuk Saka ngomong-ngomong sendiri. Rakha menoleh, "Kenapa Hanna?"

"Eh? Nggak."

Sampai di parkiran, Rakha langsung menaiki motornya. Dia memakai helm kemudian memasangkan helm dengan pelan-pelan di kepala Saka. Di perjalanan hanya suara Rakha dan bising nya lalu lalang kendaraan yang terdengar. Saka tidak merespon ucapan pacarnya. Dia masih memikirkan tingkah laku Dido tadi.

Hampir tiga tahun Rakha dan Saka berpacaran, baru kali ini Saka melihat Dido yang bertingkah seperti menganggap keberadaannya mengganggu. Karena ini juga pengalaman pertamanya berpacaran, dia jadi tidak tau. Apakah wajar jika seorang laki-laki tak suka sahabatnya terlalu lengket dengan pacarnya?

Maksud Saka, mungkinkah Dido cemburu kepada dirinya?

Ash. Saka bisa stres memikirkan itu. Yang benar saja.

"Saka? Mikirin apaan sih?" tanya Rakha dengan sedikit berteriak. Dia membenarkan letak kaca spion agar memudahkannya melihat ekspresi Saka.

"Menurut Kamu Dido aneh gak sih, Rak?" Saka balik bertanya. Sudah cukup dia berasumsi yang tidak-tidak. Lebih baik bertanya ke Rakha yang notabene sahabat Dido. Pasti lebih tau bagaimana Dido yang sebenarnya.

"Aneh gimana?" Rakha balik bertanya lagi.

"Masa Kamu gak ngerasa?" lagi-lagi Saka balik bertanya. Benar-benar pasangan yang serasi. Ditanya malah nanya balik.

"Kayaknya dia marah ke Aku. Mukanya kayak gak suka gitu liat Aku," sambung Saka menjelaskan opininya.

"Emang Kamu salah apa ke Dido? Nggak ada kan?"

"Ya mungkin Dido ngerasa Aku memonopoli waktu kalian berdua. Bisa aja kan?"

"Ngaco ah. Aku yang mau sama Kamu kenapa Dido harus marah?"

RAKSAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang