17 🔞

5.3K 415 139
                                    

Hmmm..  Biasanya kalo kasih tanda ginian paling cepet. Wkwkwk canda elah.


.
.
.
.

Sesekali Wang Yibo memijat keningnya guna meredakan pusing yang mencekam. Tumpukan dokumen menghiasi meja sang direktur. Dia bahkan bisa lupa dengan kesehatannya. Bahkan sang suami kecilnya sering memarahi apabila sebentar saja Wang Yibo lupa istirahat.

Ya, akhir-akhir ini dia sering pulang larut untuk bekerja. Sungguh, dia memang bekerja.

Dan sekarang kepalanya serasa dihantam oleh puluhan batu granat yang seolah memecahkan kepalanya.

"Presdir? Apa sakitmu kambuh?" Haikuan sang teman pun berbicara.

"Ugh," menghela nafas, Wang Yibo mengalihkan kursinya dari hadapan meja. Disa sama sekali tidak menjawab karena pusing yang mendera.

"Jika kau butuh istirahat kita bisa lanjutkan setelah makan siang"

Wang Yibo tampak lebih pucat, semburat merah menerpa wajahnya. Matanya sembab karena berair.

"Bisakah kau panggilkan Xiao Zhan?"

Haikuan berpikir sejenak setelah itu mengangguk affirmative.

"Baiklah."



















"Sudah ku katakan berapa kali? Jangan sampai terlambat meminum obatmu!"

Desahan menyesal beberapa kali Yibo keluarkan. Dia memanggil Xiao Zhan karena merindukannya, berharap bisa meredakan rasa pusing yang menghantuinya kini.

"Sudah"

"Tck. Obatmu utuh bagaimana kau bisa berkata jika sudah meminum?"

Wang Yibo melengos marah, dia bukan anak kecil lagi yang akan mendapatkan omelan jika tidak meminum obatnya.

Xiao Zhan yang merasa bersalah pun mencoba merangkulnya.

"M-maafkan aku."

Wang Yibo menyentak lalu pergi menjauh.

Hati Xiao Zhan mencelos ketika tangan yang biasa menahannya, menggenggamnya, merangkulnya kini tidak seperti itu lagi.

Katakan Wang Yibo yang kekanakan. Xiao Zhan mulai berpikir dirinya terlalu keras padanya.

Hei ayolah itu salah pria besar itu yang terlalu tergila dengan dokumen ternyata.

Zhan mengikuti suaminya keluar gedung. Matanya menatap punggung lebar itu di loby sedang menerima panggilan.

Dia pun menunggu hingga panggilan itu tertutup. Laju kakinya kembali menapak.

"Presdir. Kau akan kemana?" tanya Zhan yang melihat mobil berbenti di hadapan mereka.

"Aku ada urusan, kau bisa pulang dengan sopir ayah." Wang Yibo melihat suami mungilnya bertanya dalam hati.

"Hanya sebentar. Aku janji tidak akan pulang terlambat."

Tangan pria besar itu merangkul kepala yang lebih rendah dari wajahnya lalu mengecupkan bibir tebalnya ke kening suaminya.

Cup

Zhan hendak menimpali tapi tubuh kekar itu sudah memasuki mobilnya. Helaan nafas pun terealisasikan. Tubuhnya memang berjalan masuk ke kantor namun pandangannya tetap pada mobil yang jelas-jelas tidak lagi tanmpak.

"Zhan, ada apa?"

"Oh, Liu Haikuan, b-bukan apa-apa."
Zhan

"Apa kau ada masalah dengan Wang Yibo?"

Sweet Lao Gong (Yizhan)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang