Extra Bonus Lagi

2.2K 204 20
                                    

Warn!
Ini cuman nyritain si Yuan yang ketembak...




16 tahun itu umur dimana seseorang sudah mulai menjadi remaja. Jiwa nakal dalam diri seorang remaja mulai tumbuh. Mendominasi untuk mencari jati diri. Namun untuk Wang Yuan sendiri dia masih sama. Pribadi yang sopan, sayang keluarga, dan masih dingin. Namun perhatian.

Berbeda dengan anak yang cantik, adiknya, berumur 11 tahun. Anak itu seperti anak pada umumnya. Bermain bersama teman di taman. Sesekali jahil menjambak rambut temannya. Itu sudah biasa. Atau membully seseorang dengan menjodoh-jodohkan temannya. Pak Taemin. Guru yang menjabat menjadi wali kelasnya sampai memanggil orang tua Meiling.

"Sudah berapa kali Daddy bilang. Jangan memaksakan perasaan Ling"

Yang dinasehati hanya memutar matanya malas. Mobil yang mereka tumpangi berhenti di kediaman Wang. Rumah keluarga kecil mereka.

Meiling menutup pintu setelah keluar dari mobil. "Daddy.. Kata siapa mereka terpaksa. Aku hanya membantu JinLing menyatakan perasaannya pada Fanxing."
Anak itu melangkah lebar ke dalam rumah. Sementara Yibo sudah pasrah akan terkena marah nyonya rumah.

"Mooommmm!!"
Teriak Meiling.

Waktu makan siang sudah tiba, Xiao Zhan sedang menyiapkan masakan bersama bibi Jun di dapur. "Dapur Ling"

Satu asisten rumah tangga diberikan oleh Sehun agar lebih mudah mengurus rumah. Apalagi ada si manis Wang Xianxian. Masih berumur 3 tahun, namun masih manja pada ibunya. Meminta gendongan ketika mengantuk.

"Ssttt. A-Xian tidur digendong mommy, Jie" munculah anak laki-laki tampan setampan gegenya. Tapi masih tampan gegenya. Haha

"Oo. Sorry."

Meiling segera mengendap untuk mengintip sang mommy. Perlahan namun pasti kakinya menapaki lantai dapur sampai tangannya merentang akan memeluk ibunya. Wajahnya sudah berseri kemenangan karena berhasil membuat kejutan

"Heh anak nakal"

"Anjing!"

Suara berat berhasil membuyarkan rencana Meiling mengageti ibunya. Justru dia yang terkekut mendapati sang sulung dengan seragam SMAnya.

Yuan masih bersikap tenang meski ingin tertawa.

"Ei kalian sudah pulang?" Zhan menoleh dibelakangnya ada Meiling yang masih melotot tajam pada kakaknya. "Mengumpat lagi A-ling?" tanya Zhan

"Hehehe. Salahkan saja Gege biadap ini. Dia datang dan mengejutkanku"

"Pandai bersilat lidah." Yuan membuka kulkas dan mengambil air mineral. "Papa masukan saja dia ke kandang kelincinya. Biar dimakan kelinci" Yuan pergi begitu saja dari hadapan si gadis.

"Aishh! Yak!" Meiling tidak terima. Dia harus memberi pelajaran pada gegenya.

"Tuan Zhan. Masakannya sudah selesai"

Zhan tersentak dari lamuannya. Gadis cantik digendongannya menggeliat di dadanya. Mencari leher hangatnya untuk tidur lebih nyaman.

"Iya, Bi Jun. Mari kita makan bersama."

"Baik Tuan"
Bibi Jun segera membawa masakannya di meja makan.

..................

Siang hari itu memang paling pas untuk menikmati santai. Meiling tidak mau melewatkan musim panasnya di dalam kamar. Dia ingin yang sejuk di tenggorokannya. Akhirnya dia memilih mematikan laptopnya. Melaju turun ke lantai dua dan melihat asistennya sedang menggendong adik kecilnya.

Waktu itu juga hanya ada mereka bertiga, Gegenya pulang sore dari SMA, Mommy-nya sedang keluar meet time bersama temannya, Paman Zhanjin. Yixiao tentu saja ikut.

Sweet Lao Gong (Yizhan)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang