"Mau sampe kapan?"
"Gatau, gue rasa kaya gini aja lebih baik"
"Kasian anak orang lo gantungin mulu"
"Gue gak gantungin, kita emang sahabat. Lagian dia juga lagi anget-anget nya sama kakak kelas itu"
"Tau deh Ra. Tapi nanti jangan nyesel kalo Mira beneran diambil sama orang lain"
"Lo jangan terlalu kaku. Narik ulur seenaknya. Kasian Mira bingung harus gimana sama kakak kelas itu"
"Ya suka-suka Mira lah Dey, kalo Mira mau milih si kakak kelas juga biarin. Apa urusannya sama gue"
"Ini terakhir ya gue bilang. Nanti lo jangan nyesel kalo Mira udah beneran pergi, udah berapa kali kesempatan yang lo tolak? Jadi gue harap lo siap sama rasa sakit yang bakal dateng ke lo"
"Bodo ah, mau balik"
Ara. Gadis cantik yang tengah bingung dengan masalah perasaan dan persahabatannya.
Hendak melangkah maju namun satu alasan yang berhasil menahannya dibelakang.
Hendak mundur tapi dia adalah satu alasan besar nya untuk bahagia selama ini.
Kata orang jika mau bahagia egoislah sedikit tapi apa ada jaminan setelah ia egois orang itu akan bahagia bersamanya? Atau hanya dirinya sendiri yang merasakan kebahagiaan itu? Entahlah.
Beberapa kali Ara menghela nafas beratnya. Melajukan mobil dengan kecepatan sedang dan semakin menuntunnya untuk terus berfikir.
Jika dilihat dari arah pandang persahabatan, memang, ia dan Mira selalu tampak bahagia. Selalu bisa mengisi kekosongan antara satu dan lainnya. Tapi jika arah pandang di rubah ke sebuah hubungan yang lebih apakah mereka masih bisa mempertahankan kebahagiaan yang sama saat keduanya masih berstatus sahabat? Belum ada jaminan pasti untuk saat ini.
Entah sadar atau tidak tapi kali ini mobil Ara berhenti di depan gerbang rumah Mira.
"Gila ngapain ke sini?!" Geram Ara pada dirinya sendiri.
Ara mengacak rambutnya dan menyandarkan kepalanya pada kemudi mobil.
Tok.. tok.. tok..
Ketukan dari kaca mobilnya pun menarik perhatian Ara. Ia mengangkat wajahnya dan melihat ke arah luar mobil. Matanya menangkap sosok Mira yang berdiri dengan baju putih serta celana pendek nya.
Ara menurunkan kaca mobilnya dan menatap Mira yang kini juga menatap dirinya.
"Ngapain?" Tanya Mira heran.
"Siapa?"
"Elu bego!"
"Oh gue, ah anu tadi apa ya gue lupa"
"Dih ga jelas, bilang aja si kalo kangen ga usah malu-malu"
"Najis banget sik kangen sama lu"
"Alah Ra jangan sok deh"
"Kagak, oh ya lo mau kemana nih?"
"Ke mini market depan"
"Jalan kaki?"
"Iya, deket juga"
"Yakin pake baju sama celana pendek gitu?"
"Iyalah, biasanya juga gini"
Ara membuka pintu mobil nya dan berjalan menuju pos satpam rumah Mira.
"Bro masukin mobil Ara ya, Ara mau nemenin Mira ke mini market depan" Ara memberikan kunci mobilnya pada satpam Mira.