Note : Itu bukan judul ceritanya ya, tapi itu nama yang inti di cerita kali ini. Ini panjang banget, harap dibaca saat good mood. Semoga menghibur di hari minggu nya, wkwk.
-
-
-
-
-"Aku capek banget ka" keluh Ara sembari menyandarkan tubuhnya di dinding.
"Minum dulu" Chika menyerahkan 1 botol air mineral pada Ara.
"Kamu udah?" Tanya Ara sebelum meneguk air itu.
"Udah, nih" Chika menunjukkan 1 botol lagi yang sudah berkurang isinya. Tanpa pikir panjang lagi Ara meneguk air pemberian dari Chika.
Hari ini latihan selesai pukul 01:20 malam. Karena sudah memasuki new era jadi manajement harus mempersiapkan idol nya untuk konsep yang 'new' mungkin.
"Mau pulang sekarang?" Tanya Ara pada Chika.
"Kalo kamu ngajak sekarang yah ayok"
"Tapi bentar aku mau ambil cas an aku dulu di dalem"
"Yaudah sana, aku tunggu di sini aja ya?"
"Iya ka" jawab Ara lalu beranjak pergi menuju salah satu ruangan yang biasa member gunakan untuk sekedar istirahat.
Saat Chika memainkan ponselnya ia teringat jika kotak bekal yang ia bawakan untuk Ara tadi masih berada di dapur. Jadi Chika mulai berdiri dan berjalan menuju dapur.
"Eh ka Mira, ngapain?" Kaget Chika saat melihat Mira tengah berdiri di atas kursi.
"Ambil sepatu tuh di atas" jawab Mira tanpa melihat Chika.
"Itu sepatu ngapain di taro atas lemari? Kurang kerjaan banget"
"Yang naro Olla sama Jessi tadi waktu gue lepas sepatu"
"Hobbi banget mereka jailin ka Mira"
"Emang dasar, anak durhaka" dengus Mira.
"Ngomong ngomong itu bisa ngga sih? Dari tadi juga" tanya Chika saat melihat Mira tak kunjung meraih sepatunya.
"Ga nyampe"
"Umur doang tua tapi masih kalah tinggi sama aku"
"Udah ka Mira turun biar aku ambilin" lanjut Chika.
"Lo mau nolong aja harus ngehina dulu ya Chik?" Decak Mira yang kini masih berdiri di atas kursi sembari berkacak pinggang menghadap Chika.
"Ya sori dah ka"
"Mau di bantuin ga nih?"
"Mau lah, gue mau pulang nih capek banget"
"Yaudah si turun dulu, ngapain masih berdiri di situ"
"Oh iya ya, lupa"
"Dih" Chika mendengus malas.
Saat Mira hendak turun tapi ia kehilangan keseimbangan. Chika yang melihat itu dengan segera menangkap tubuh Mira yang lebih kecil dari nya.
Dan, kini keduanya terbaring di atas lantai dengan Mira yang menindih tubuh Chika.
"Aduh gila, sakit" keluh Chika dengan mata terpejam.
Ia secara perlahan mulai membuka matanya dan detik itu matanya dan Mira bertemu. Tatapan keduanya sangat dalam, seakan saling memuja satu sama lain di dalam hati.
Rasa tertarik Chika terhadap Mira dulu sebelum ia menjalin kasih dengan Ara kini kembali ia teringat. Seakan ia dibawa menjelajahi masa lalu saat menginginkan sosok Mira.
