Mira tersenyum saat melihat Chika, gadis yang sudah menatap di hatinya kurang lebih 6 tahun terakhir ini tengah berjalan anggun menuju Altar.
Bahkan Mira bisa menjatuhkan air matanya karena melihat wajah bahagia yang dipancarkan oleh Chika.
Suara riuh tepuk tangan memenuhi ruangan ini. Semua orang memuja kecantikan seorang Yessica Tamara itu.
"Santai Mir" bisik Ara yang berdiri di sebelah Chika.
"Gue pengen nangis Ra, sumpah"
"Najis banget sih lu jadi manusia, nangis mulu idup lu isinya"
"Dasar setan, air mata gue tiba-tiba ketarik gara-gara lo"
"Kalo lu gue alus-alusin malah kejer, gue juga yang malu"
"Sialan"
Obrolan keduanya terhenti saat pendeta memulai acara hari ini. Pendeta itu menatap kedua mempelai secara bergantian, bahkan aura wajah pendeta itu terlihat sangat bahagia. Pasangan yang sungguh cocok.
Pendeta memulai ucapannya seraya meletakkan tangannya diatas tangan dari kedua mempelai itu. Hingga akhir dan kini dimulai lah pendeta mempersilahkan dari masing-masing mempelai untuk mengucapkan janji suci.
"Untuk saudara Alvito silahkan ucapkan janji suci"
Tak! Hati Mira tersentil begitu kuat saat nama orang lain disebutkan oleh pendeta.
"Yessica Tamara Alviansyah, aku mengambil engkau menjadi istriku, untuk saling memiliki dan juga saling menjaga dari sekarang sampai selamanya" ucap Vito tanpa ragu sedikitpun.
Chika tersenyum bahagia, sampai sang pendeta mempersilahkannya untuk mengucapkan janji suci.
"Alvito Fadrian Gunawan, aku mengambil engkau menjadi suamiku, untuk saling memiliki dan juga saling menjaga dari sekarang sampai selamanya" Chika menyelesaikan janji suci nya dengan aura bahagia yang tak pernah luntur dari wajahnya.
"Mulai saat ini kalian resmi menjadi sepasang suami istri" ucap pendeta itu.
Vito menatap Chika dalam, perlahan tangannya terangkat menuju kepala Chika. Mengusap pipi Chika lembut dan menarik Chika mendekat.
Vito menempelkan bibirnya pada kening Chika cukup lama sebelum menurunkan nya pada bibir Chika.
"Mir tutup mata" ucap Ara pada Mira.
Sedangkan Mira sudah menutup matanya sejak Chika mulai mengucapkan janji suci nya tadi. Menahan air matanya mati-matian agar tak turun saat ini.
Suara riuh tepuk tangan kembali Mira dengar dan kini ia yakin acara kiss di depan sana sudah selesai.
"Sabar ya Mir, gue tau sakit tapi seenggaknya jangan di tunjukkin di depan Chika" ucap Ara lagi.
Mira menghembuskan nafas panjangnya sebelum mengangkat wajahnya dan menatap Chika dan Vito.
"Santai, gue bisa kontrol diri gue" jawab Mira masih dengan menatap Chika dan Vito.
"Kasih selamat sekarang yuk Ra, gue mau langsung balik"
"Yuklah kawan" angguk Ara menyetujui.
Ara dan Mira berjalan berdampingan menuju Chika dan Vito yang kini tengah panen ucapan selamat dari para keluarga.
Mungkin ini sebuah kebetulan karena Ara dan Mira tepat pada barisan paling akhir. Para tamu lebih memilih menikmati hidangan lebih dulu dan memberikan waktu pada para keluarga dari masing-masing pengantin untuk menyelamati lebih dulu.
"Jangan nanges Mir, plis" ucap Ara lagi.
"Bacot lu setan!"
Keduanya hanya bisa maju secara perlahan karena ucapan dari orang-orang untuk pengantin baru itu sangat bervariasi.