"Bisa ga sehari aja gak bikin masalah?"
"Enggak, kenapa? Ga terima? Suka-suka gue dong."
"Lo tuh ada dilingkungan sekolah yang punya peraturan, jadi ga bisa buat sesuka lo sendiri!"
"Biasa aja kali ga usah ngegas emang ga bisa?"
"Enggak! Sekarang lo berdiri di bawah tiang bendera dan hormat sampe jam istirahat nanti!"
"Males ah."
"Shania Gracia!"
"Apa sih?"
"Jalanin hukuman lo!"
"Gue ga mau."
"Lo tau ga gara-gara ngurusin lo yang telat gue jadi ketinggalan ulangan jam pertama. Dan gue mau lo jalanin hukuman lo sekarang!"
"Ya siapa suruh ngurusin gue, gue aja ga diurus sama– ga jadi."
"Jalanin hukuman lo sekarang!"
"Iya anjing elah bawel amat, baru juga jadi Ketos laga nya kek apaan aja."
"Hukuman bisa bertambah kalo lo pergi sebelum waktunya."
"Iya, mending lo pergi. Bawel banget, gue pusing."
"Lo kira gue ga pusing?!"
"Tau dah, mang gue pikirin? Kagak!"
"Lo–"
"Diem atau gue ga mau jalanin hukuman."
"Yaudah sekarang lo ke lapangan."
"Ini juga mau jalan."
Gadis pendek itu berlalu menuju lapangan dengan langkah malasnya. Hampir setiap hari ia selalu berdiri di bawah tiang bendera, dan ia tak menyukai hal itu. Pasalnya ia selalu menjadi pusat perhatian oleh para murid yang tengah berolahraga atau yang dengan sengaja keluar kelas saat jam pelajaran untuk memandanginya.
Maklum orang cakep.
Dia bisa cantik dan tampan dan satu waktu, dan hal itu lah yang membuat Gracia menjadi incaran banyak siswa maupun siswi. Kabarnya ia memilih banyak kekasih padahal ia adalah seorang jomblo sejak lahir, semua murid yang mengaku sebagai pacarnya hanya ia diamkan. Ia tak mau berurusan dan biarlah jika mereka mau menganggapnya pacar, selagi tidak mengganggunya ia tak masalah.
Shania Gracia. Gadis yang hari ini dihukum untuk kesekian kalinya. Entah karena hobi atau karena apa tapi Gracia tak pernah melewatkan satu hari pun tanpa hukuman dari Ketua Osis sekolahnya.
Dan gadis kelas 10 di SMA 48 Jakarta itu selalu membuat pengurus Osis dan para guru pusing dengan kelakuannya yang tidak mencerminkan seorang manusia yang baik. Tidak pantas ditiru.
"Ketos kek apaan anjing tiap hari ngehukum mulu." Gerutu Gracia yang kini sudah meletakkan tangannya di kening untuk hormat pada bendera itu.
Shani Indira. Gadis cantik, cool, dan teladan itu mampu menarik perhatian para murid. Apalagi setelah ia menduduki posisi Ketos, ia menjadi semakin digilai oleh siswa-siswi.
Baru 3 bulan ia menjadi siswi kelas 11 dan baru 3 bulan pula ia menjadi ketua Osis. Ia sedikit merasa menyesal karena mengajukan diri menjadi Ketos, karena ia harus mengurusi 1 murid yang tidak pernah absen membuat masalah di sekolah itu.
Semua anggota Osis sudah angkat tangan dan menyerahkan gadis itu pada Shani. Karena hanya ucapan Shani lah yang gadis itu dengar. Bahkan guru BK sekalipun tak ia hiraukan, dan mau tak mau Shani harus menanggung beban itu.
"Gila!" Decak Shani pelan sebelum meninggalkan lapangan untuk kembali ke kelas.
Ia sudah kehilangan 30 menit waktunya untuk ulangan matematika hari ini. Hanya karena seorang manusia bernama Shania Gracia, ah ingin rasanya Shani meminta pada kepala sekolah untuk mengeluarkan gadis bandel itu. Tapi semua akan gagal karena orang tua nya adalah donatur tetap di sekolah itu sejak bertahun-tahun yang lalu.