!!Chapter kali ini mengisahkan dari sudut pandang six, bukan nem!!
Happy reading~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
-----------٩(//˙Π˙//)۶----------Music box adalah benda yang pertama kali terlihat saat aku sadar.
Selanjutnya ruangan yang tidak asing menarik perhatianku. Tidak memerlukan banyak waktu untuk mengetahui bahwa aku tengah berada dirumah seorang pemburu.
Jadi, apakah sebelumnya sama seperti biasa?
...Tentu saja. Pasti perempuan itu jatuh tenggelam didepan mataku lagi.
Memuakkan sekali.
Dengan sisa tenaga, aku berdiri. Berjalan dengan lesu untuk mengambil kapur berwarna putih.
Srett...
Satu garis kembali tertulis, diantara ratusan garis yang ada didinding.
Sebenarnya aku sendiri tidak tau kenapa aku melakukan ini. Untuk apa aku menorehkan satu garis setiap kami mengulangi kejadian ini?
Entahlah, tidak ada gunanya memikirkan hal seperti itu. Membuang waktuku saja.
Karena bosan, aku pun duduk ditengah ruangan dan mulai memainkan music box.
Aku jadi teringat. Kata mono, lagu ini membuatnya merinding. Mono terang-terangan mengatakan kalau dia tidak menyukai lagunya karena menyeramkan. Aku juga ingat, setelah itu aku memukulnya.
Baru saja aku ingin memutar benda ini, tiba-tiba telingaku berdenging. Sontak, aku menutup kedua telingaku walaupun tau itu percuma. Rasanya sangat tidak nyaman.
Tidak lama kemudian, muncul suara-suara aneh didalam kepalaku. Seperti suara seorang perempuan, tapi aku tidak tau apa yang sedang dia bicarakan, karena suara dengingan ditelingaku lebih mendominasi.
Untungnya, suara dengingan ini berangsur-angsur hilang. Dan membuat suara perempuan itu semakin terdengar jelas.
"Six~!!!"
Oh, ternyata dia memanggil namaku. Tapi siapa dia?
"Bantu aku, menghindari mono."
Untuk apa? Sebenarnya apa yang sedang kudengar ini?
"Mono- dia menyerang jantungku."
Tanpa kusadari, air mataku jatuh.
Siapa... perempuan ini? Kenapa rasanya dadaku sakit saat aku berusaha mengingatnya?
Siapa...?
Aku merasa kalau aku tidak boleh melupakannya. Dia orang penting. Perempuan... itu... penting?
Ada yang salah denganku.
Bagaimana bisa aku menganggap penting seorang perempuan yang bahkan wajahnya tidak kuingat?
Tidak boleh. Aku tidak boleh kehilangan kendali hanya karna seorang perempuan asing.
Aku harus fokus. Sekarang tugasku adalah bermain music box sampai mono datang menyelamatkanku. Kalau aku tidak melakukannya, maka layar merah akan membunuhku.
Aku mengusap wajahku dengan kasar, menyapu air mata yang membekas diwajah. Kemudian memutar benda berwarna abu-abu ini dengan perlahan. Sesekali aku bersenandung kecil mengikuti iramanya, berusaha mengalihkan pikiranku agar menjadi tenang.
Namun-tak berapa lama-setetes air mata kembali jatuh ditanganku.
---٩(//˙Π˙//)۶---
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm With U (Little Nightmares x Reader)
Fanfiction[Name], seorang gadis berumur 15 tahun yang mengidap sebuah penyakit mematikan. Umurnya divonis tidak lama lagi. Ia membenci dunia. Ia membenci fakta bahwa ia telah dilahirkan. Karena alasan itu, sejak dulu dunianya berpaku hanya untuk bermain game...