Happy reading~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
-----------(。•́_ก̀。)----------Hal yang selama ini kukira mimpi, ternyata pecahan memoriku sendiri.
Saat kid mengejar dan meminta 'seseorang' untuk berhenti, atau saat kid meminta maaf sampai berlutut kepada 'seorang perempuan'. (Ch.8, Ch.13, Ch.22)
Ternyata orang itu adalah aku, flashlight girl.
Dulu, ketika aku masih menjadi flashlight girl, tubuhku sepenuhnya dikendalikan. Aku di data untuk menjadi 'penolong' kid secara tidak langsung, dan mati demi dirinya. Salah satunya seperti; senter milikku akan menjadi milik kid begitu aku tiada. Pokoknya, katakan saja aku seperti pahlawan tersembunyi.
Kid yang sadar bahwa aku dikorbankan untuk keuntungannya, merasa bersalah. Akhirnya, setiap kami berpapasan, dia selalu mengejarku dan berteriak 'Berhenti!'. Sementara itu-seperti yang kubilang tadi-tubuhku dikendalikan sehingga aku tidak bisa berhenti semauku.
Kecuali jika seseorang mengacaukan alur gamenya sampai hologram bertulisan error muncul.
Kid pernah bercerita. Suatu hari, six melakukan kesalahan. Dia tergelincir saat dikejar para koki berbadan besar di kapal, lalu terbunuh. Seperti itulah alur game melenceng dan hologram error muncul pertama kalinya. Setelah mendengar itu, kid langsung mengerti bagaimana semuanya (sistem) berjalan.
Kurang lebih seperti ini;
Alur game dikacaukan => pelaku yang mengacaukan dibunuh/mati ditempat => terdapat 'jeda' beberapa hari sebelum semuanya diulang dari awal. (Saat 'jeda' terjadi, semua karakter bebas dari pengendalian sistem)
Nah, karena kid adalah anak yang terlampau jenius-entah bagaimana caranya-dia menggunakan salah satu monster disana untuk memancingnya mengacaukan alur game. Jadi, monster itulah yang seakan-akan mengacaukan alurnya dan dibunuh sistem sebagai hukuman. Dengan kata lain, kid menjadikan monster itu sebagai penggantinya.
Lalu, terjadilah 'jeda' sebelum semuanya dikembalikan dari awal.
Kid memanfaatkan waktu yang terhenti itu untuk bertemu denganku. Makanya, memoriku (Ch.13) terwujud seolah itu adalah mimpi. Saat itulah hari terakhir kami berbincang santai, karena aku melarangnya melakukan sesuatu seperti ini lagi.
Siapa yang menduga, kalau itu benar-benar menjadi pertemuan terakhir kami, sekaligus hari terakhir dimana kakiku berpijak di dunia itu.
Setelah waktu 'jeda' habis, kami dibunuh oleh sistem sebelum dikembalikan ke tempat awal.
Tempat sesudah aku mati, bukan ditempat putih yang dipenuhi hologram (tempat rain dll), tapi diruangan hitam tanpa gravitasi dan tanpa hologram. Aku sempat menceritakan hal ini pada kid. Dia bilang, kemungkinan ruangan hitam itu adalah tempat 'buangan', karena ruangan itu tidak terikat dengan sistem. Aku tidak tau bagaimana dia mengetahuinya, tapi kid memang terlalu jenius sehingga aku tidak merasa heran lagi.
Jadi, singkatnya ruangan setelah kematian ada dua;
=> Pertama, ruangan putih yang dipenuhi hologram. Ruangan para tokoh utama seperti mono, six, kid, dan rain.
=> Kedua, ruangan hitam tanpa gravitasi. Ruangan para tokoh sampingan sepertiku. Tempat 'pembuangan', kata kid.
...Sialan. Mentang-mentang aku bukan karakter utama, sistem seenaknya melemparku ke tempat 'buangan' itu setiap aku mati.
Hah... Baiklah, kembali ke topik awal.
Saat itu-setelah aku dan kid mati dibunuh hologram-aku kembali dilempar ke ruangan hitam tanpa gravitasi. Mendadak, aku teringat perkataan kid tentang tempat 'pembuangan' itu. Alhasil, aku menjadi sangat, sangat, sangat kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm With U (Little Nightmares x Reader)
Fanfiction[Name], seorang gadis berumur 15 tahun yang mengidap sebuah penyakit mematikan. Umurnya divonis tidak lama lagi. Ia membenci dunia. Ia membenci fakta bahwa ia telah dilahirkan. Karena alasan itu, sejak dulu dunianya berpaku hanya untuk bermain game...