Chapter 15

1.1K 293 32
                                    

Happy reading~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

-----------_(:з」∠)_-----------

BRAK! BRAKK! PRANG!!

Astaga!

Apa-apaan cicak gemuk itu?! Kenapa larinya sangat cepat?!

Tunggu- memangnya dia lari?

Arhgg!! Kenapa juga aku harus memikirkan itu disaat seperti ini?!!

'The doctor' mengejar kami sekarang. Sial, kurasa ini lebih mengerikan dari pada dikejar si guru berleher jerapah. Aku bisa saja mati ditimpa rak-rak yang jatuh kalau salah langkah!

"[Name]! Cepat!" teriak mono yang melihatku tertinggal dibelakangnya.

Tanpa aba-aba, mono menggenggam tanganku. Ia menarikku agar berlari lebih cepat. Mati-matian aku berusaha mengimbangi langkahnya yang lebih lebar dariku.

Sampai pada akhirnya kami tiba di tempat tujuan. Aku dan six segera menepi ke samping, sedangkan mono masuk ke tempat pembakaran. Diikuti the doctor yang menyusulnya.

Tidak lama kemudian, mono keluar melalui bawah tempat pembakaran. Dan dengan sigap, six menutup tempatnya.

Lalu aku, menyalakan apinya.

...Maunya sih begitu. Tapi aku takut kalau itu dianggap mengacaukan alur gamenya. Aku tidak mau hologram kembali muncul dengan tulisan 'pemusnahan karakter asing' lagi. Rasanya sakit, tau.

Klakk!

Mono menyalakan apinya.

BRAK! BRAKK! BRRAK!!

Terdengar teriakan 'the doctor' dari dalam, yang kemudian berangsur-angsur hilang. Tiba-tiba rasa penasaran-yang entah datang darimana-muncul. Bagaimana ya kondisi 'the doctor' setelah ini?

Tentu saja, aku tidak berniat membuka tempat pembakarannya kembali. Aku tidak se-gila itu.

"[Name]," panggil six. Setelah itu ia hanya menatapku, seolah-olah berkata, sini, duduk.

Tanpa pikir panjang, aku pun duduk disampingnya. Lalu six mengangguk dan tersenyum kecil.

Anak ini... Bicaranya irit sekali. Untung aku paham hanya dari caranya memandangku.

Tiba-tiba six mengangkat kedua tangannya, menghangatkan diri seolah-olah tempat pembakaran dihadapannya sekarang adalah perapian.

Wow, six, kau serius? Tempat yang kau anggap perapian itu, sebenarnya tempat kremasi, tau. Ditambah lagi, didalamnya ada tubuh monster yang sudah tidak bernyawa.

Tapi aku tidak bisa menyalahkan six sepenuhnya, sih. Cuaca di LN 2 tidak pernah berubah. Hanya hujan, hujan, dan hujan lagi. Membuat suhu di sini sangat dingin. Ckck, pasti pembuat game ini alergi dengan matahari.

Beberapa menit berlalu, dan keadaan menjadi hening. Six masih duduk disebelahku, ia melamun. Aku yakin, saat ini six sedang memikirkan sesuatu. Karena itulah aku tidak mengajaknya bicara, aku tidak mau mengganggunya.

I'm With U (Little Nightmares x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang