Between Us 10

5K 1K 316
                                    

Ada yang suka naik bus?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang suka naik bus?







Sinar matahari sedang terik-teriknya hari ini. Seolah mampu menyayat kulit di balik kemeja putih polosnya. Semilir angin memang datang menyapa, namun itu tidak membuat kecamuk dalam perasaan Anne membaik. Kepalanya pusing, polesan hitam di bawah mata akibat kebiasaan begadang juga terlihat lebih buruk jika Anne tidak mendapatkan asupan tidur yang baik dalam satu malam.

Anne tidak bisa tidur.

Itu jelas. Kalimat Juliet tentu bukan satu hal yang ia harapkan merangkak ke dalam gendang telinga dan berdiam diri di dalam otak seperti penyewa gratis. Apa yang Anne lewatkan? Apa yang lolos dari pengamatannya? Bagaimana fotonya bisa berada di kamar Taehyung? Masih berdiri di bawah halte dan melewatkan dua bus yang menjemput penumpang, kedua mata Anne menyorot kosong minimarket di seberang jalan. Semua pertanyaan itu seakan carut marut bak badai yang mengamuk di atas samudra kala Anne memikirkannya. Seseorang menguntitnya? Taehyung? Tidak mungkin.

Anne meremat buku tebal yang ia peluk, menggigiti bibir bawahnya dengan ekspresi cukup kalut. Benar. Sekarang Anne juga menyadari sesuatu. Seokjin pasti memiliki sesuatu, keluarga itu tidak semerta-merta memanggil dirinya untuk masuk ke dalam kehidupan mereka. Suara desis suspensi rem bus ketiga terdengar kala Anne kembali dari lamunannya. Sedikit melirik jam tangan pada pergelangan, ia tidak boleh telat untuk pengumpulan beberapa berkas tugas akhir hari ini.

Namun, saat Anne sudah berdiri di belakang seorang pegawai kantor, menyiapkan kartu komuter, seseorang menepuk pundaknya hingga Anne sukses terjingkat.

"Apakah itu cukup untuk membayar tiket dua orang?"

Anne menahan napas dengan pupil membesar saat ia masih memaku. "Vante?" tanyanya memastikan. "Apa yang kau—"

"Ayo, aku ingin ikut pergi ke universitas bersamamu." Vante sudah berdiri di depan Anne, menahan pintu bus agar tidak langsung tertutup. "Oh, orang-orang biasanya menyebutnya kampus, kan?" Pribadi dalam setelan kaos dan jaket denim bertopi itu memamerkan senyum perseginya. "Bagus! Ayo, aku ingin pergi ke kampusmu dan melihat-lihat."

Dulu, Anne berpikir barangkali suster akan marah padanya sebab ia tidak menggosok gigi ketika malam hari. Anne juga sempat beranggapan jika vitamin yang diberikan setiap bagi setelah sarapan memiliki kandungan khusus yang membuatnya tetap tinggal di dalam panti asuhan. Nyatanya tidak, Anne yakin ada yang lebih parah dari pada itu. Anne cukup mengerti dan mengingat dengan baik kehidupan yang telah ia tempuh selama dua puluh empat tahun. Tidak semuanya buruk, namun Anne memang hanya menyimpan sedikit memori baik dalam kepalanya.

Oh, ya Tuhan. Bagaimana bisa? Bahkan Anne juga berpikir perpindahan karakter dalam tubuh Taehyung terkadang melampaui apa yang bisa dikatakan dengan 'sewajarnya'. Tapi entah kenapa itu seakan tidak menimbulkan intrik di antara ketiganya. Ya, tentu. Pasti seperti itu, mereka bertiga sudah 'lebih dari baik' dibandingkan apa yang ia pikirkan. Anne meremat kedua tangannya di atas paha sebab ia tidak ingin Vante melihat jemarinya bergetar. Jantung Anne berdebar gugup, kecepatan bus juga tidak kencang seperti biasanya. Bak kelinci kecil yang berpikir bisa lolos dari sebuah lubang yang terasa aman, nyatanya lubang itu adalah tempat yang paling membuat was-was, Anne berpikir ia terlalu naif.

Resilience-Between Us ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang