Episode 43

7.6K 707 61
                                    

Happy reading...

---o0o---

Setelah seminggu Taehyung mendekam di kamar. Akhirnya pria berwajah cantik nan manis itu mau keluar dan melakukan aktivitas seperti biasanya. Ia juga sudah mulai mau berbicara lagi dengan Suho dan yang lainnya.

Suho bersyukur akhirnya adiknya kembali seperti semula. Itu semua berkat Jungkook, ia jadi tak meragukan lagi jika Taehyung berpacaran dengan pris tampan bergigi kelinci itu.

Maka dari itu ia memberikan restu kepada Jungkook untuk menjalin hubungan dengan adiknya. Asalkan dia tak menyakiti sang adik atau bertindak kasar padanya, Suho tidak masalah. Hal itu langsung disetujui dengan semangat oleh Jungkook.

Ya setidaknya Jungkook lebih baik dari Jaehyun, bukan?

Ngomong-ngomong soal Jaehyun. Pria itu sudah berada di penjara sejak seminggu lalu. Setelah perdebatan antara Suho, Jungkook dan Jaehyun. Jungkook langsung melaporkan Jaehyun ke polisi atas tindakan kekerasan.

Ia tidak terima saat melihat tangan Taehyung terdapat tulisan nama pria itu! Ia sangat ingin memotong tangan Taehyung. Jungkook tak masalah jika mempunyai kekasih yang cacat. Yang penting hatinya tak terbakar api cemburu saat melihat tangan itu.

Namun aksinya digagalkan oleh Sehun. Ia memarahi habis-habisan putranya yang bodoh ini. Bahkan tak segan-segan ia memukulnya. Apa Jungkook gila hingga ingin memotong tangan seseorang hanya karena alasan cemburu?!!

Jungkook sebenarnya kesal dengan sang Papa yang menggagalkan rencananya. Namun ia juga tidak berani untuk memarahi Sehun.

Akhirnya Jungkook tidak jadi memotong tangan Taehyung dengan gergaji mesin yang ia bawa. Ia hanya menutup luka itu dengan perban agar matanya tidak melihat nama si bajingan sialan itu. Jika itu sampai terjadi, Jungkook pasti akan mengamuk lagi.

"Jung, ayo berangkat," ucap Taehyung kepada Jungkook.

"Kamu yakin mau masuk sekolah hari ini? Kenapa tidak besok saja, atau seminggu lagi?" tanya Jungkook sedikit membujuk.

Taehyung hari ini memang akan masuk sekolah lagi. Ia bosan jika hanya berdiam diri di rumah. Lagipula ia sudah seminggu tidak masuk sekolah.

"Tidak! Aku maunya sekarang. Sudahlah, ayo berangkat saja!" kesal Taehyung menarik tangan Jungkook.

"Tapi..."

"Antar aku atau aku akan berangkat sendiri ke sekolah!" ancam Taehyung.

Jungkook menatap tajam Taehyung. Lalu berkata dengan nada datar. "Sudah berani mengancamku?"

Taehyung sedikit takut dengan tatapan itu. Namun ia tidak mau menyerah. "Berani!"

"Ya sudah berangkat saja sendiri," kata Jungkook dingin.

"Oke!"

Taehyung melangkahkan kakinya, saat sampai di depan pintu, Jungkook berucap dengan nada mengancam.

"Jika kamu berani keluar dari sini, aku tidak akan segan memotong kaki kamu!"

Taehyung menghentikan langkahnya, tetapi tidak menoleh ke belakang. Hanya diam berdiri seperti patung. Jungkook bangkit dari duduknya ia berjalan perlahan menuju ke arah Taehyung. Ia memeluk pinggang rampingnya.

"Kamu mau kakimu yang cantik itu aku potong?" bisik Jungkook di samping telinga Taehyung, membuat pria manis itu meremang seketika.

"Jawab, Sayang, kamu mau kakinya dipotong hm?" bisik Jungkook lagi. Taehyung menggeleng pelan.

"Kamu masih ingat dengan perjanjian kita?" tanya Jungkook yang diangguki oleh Taehyung.

"So, kamu mau menurut atau--"

"Iya-iya aku akan menuruti ucapanmu! Aku tidak jadi berangkat ke sekolah sendiri! Maka dari itu ayo kita berangkat!" potong Taehyung.

"Aku belum selesai berbicara, kenapa kamu memotong ucapanku? Kamu mau dihukum?" tanya Jungkook dingin.

"Hukum saja terus!" sewot Taehyung.

"Buat aku kesal saja terus!" balas Jungkook tak kalah sewot. Namun pelukannya pada pinggang Taehyung semakin mengerat.

Taehyung menggembungkan pipinya kesal. Jungkook melirik pipi Taehyung yang mengembung. Secepat kilat ia mengecup pipi tembam itu.

"Jungkook!" kesal Taehyung saat Jungkook tiba-tiba mengecup pipinya.

Jungkook terkekeh singkat, ia melepaskan pelukannya pada pinggang Taehyung. "Ayo berangkat, takutnya nanti ketinggalan bus."

Taehyung mengangguk dengan pipi yang masih memerah samar. Jungkook menggenggam tangan kecil Taehyung dan membuka pintu kamar pemuda manis tersebut. Lalu mereka berjalan keluar.

Saat di bawah mereka berpapasan dengan Suho. "Lho, kamu mau sekolah?" tanya Suho pada sang adik.

Taehyung mengangguk. "Iya kak. Tae mau sekolah."

"Memangnya kamu sudah sehat?"

 "Sudah, kak."

"Ya sudah." Suho melirik ke arah Jungkook.

"Kook, jaga Taehyung ya, jangan sampai lecet!"

"Kak, kau tenang saja, aku pasti akan menjaga calon Istriku," balas Jungkook dengan nada yakin.

Tak!

"Aduh, sakit Kak!" ucap Jungkook mengelus keningnya yang dijitak oleh Suho.

"Sekolah dulu yang benar, bocah!"

"Aku bukan bocoh!"

Taehyung memutar bola matanya jengah. "Berisik!" ketusnya

"Ayo berangkat," ucap Taehyung pada Jungkook yang diangguki olehnya.

"Kak, Taehyung berangkat dulu ya," pamit Taehyung pada Suho.

"Iya, hati-hati."

Taehyung mendekat hendak memberikan kecupan di pipi Suho seperti biasanya. Namun tangannya ditarik kuat oleh Jungkook.

"Mau apa kamu?!" tanya Jungkook dengan nada galak.

"Mencium kakakku. Memang apa lagi?" balas Taehyung santai.

"Tidak! Tidak boleh!"

Alis Taehyung bertaut bingung. "Memangnya kenapa?"

"Tidak boleh mencium siapapun selain aku! Aku cemburu!"

Jawaban Jungkook membuat Taehyung dan Suho cengo. Cemburu katanya? Jungkook cemburu pada kakaknya sendiri? Heh, yang benar saja!

"Dia kan kakakku, Jung. Kenapa kamu harus cemburu?" tanya Taehyung.

"Pokoknya aku cemburu! Mau itu kakak kandung kamu sekalipun!"

"Sudahlah ayo berangkat, nanti kita terlambat!" lanjut Jungkook dan menyeret Taehyung.

Suho hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Jungkook. "Benar-benar bocah," gumamnya.

Bersambung...  

You Are Mine [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang