16 - Tulus (1)

618 131 19
                                    

[16]

Taehyung terbangun, tak merasa terganggu sebenarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taehyung terbangun, tak merasa terganggu sebenarnya. Tapi yang pertama kali ia rasakan adalah pelukan.

Pelukan dari dua sisi tubuhnya, samping kanan dan kiri.

Tak perlu ia menoleh untuk tau siapa mereka, karena dia ingat jelas apa yang terjadi semalam.

Dia sadar sampai Jimin selesai membersihkan dirinya dan ia dapat tidur dengan nyaman.

Satu yang Taehyung sesalkan, kenapa dia tidak mengendalikan emosinya semalam. Kenapa sampai membeberkan hal yang sudah selesai pada Jungkook.

Kenapa ia mengatakan yang jujur pada orang asing.

Dan sekarang, apa yang harus dia lakukan agar Jungkook melupakan hal itu.

Rengahan terdengar di kirinya, Taehyung tak juga menoleh. Tapi matanya terbuka.

Merasakan ranjang kiri tergerak, sebelum suara datang. "Bangun dari kapan?"

Jungkook sadar sepenuhnya, lekas mengusap dahi Taehyubg bersamaan pemuda itu menoleh.

Taehyung tersenyum kecil "Barusan"

Helaan nafas lega dirasakan Jungkook begitu sadar bahwa Taehyung tak demam.

"Mau makan apa? Gue beliin di luar?" ujarnya menawari. Taehyung menggeleng, bukan tak mau merepotkan. Tapi dia memang tidak lapar.

"Bubur aja ya.  Gue beli bentar" Jungkook lekas beranjak. Tak peduli akan penolakan dari gerak kepala Taehyung tadi.

Tak boleh menuruti gerangan hal yang tidak baik tentunya, sekaligus menoleh pada Jimin yang masih tertidur pulas.

Tak menapik ia juga merasa sedih, Jimin mencari Taehyung berjam jam tanpa istirahat semalam.

Agaknya merasa bersalah, Tapi Jungkook akan kena marah jika mengungkapkan rasa sedihnya. Karena ini menyangkut hilangnya Taehyung.

"Tunggu bentar ya" ungkapnya, mengusap sekali lagi dahi Taehyung hingga rambut depan tersisir kebelakang.

Taehyung tak memberikan senyum, hanya melihat sampai pintu kamar tertutup.

Meninggalkan dirinya yang tersenyum pahit, menatap langit langit kamar.

Lalu memposisikan tubuh menghadap Jimin. Dan memeluknya erat.

Entah kenapa tangis itu datang, membasahi pakaian dengan Jimin yang entah sejak kapan pemuda itu terbangun.

Entah kenapa tangis itu datang, membasahi pakaian dengan Jimin yang entah sejak kapan pemuda itu terbangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bukan Keluarga?! 2 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang