17 - Setelahnya

587 136 24
                                    

[17]

Hal yang tak terduga.

Taehyung tak menyangka, bahwa semua penghuni rumah akan datang.

Yoongi menarik koper, dan membawanya menuju kamar. Tak ada sapaan untuk kali bertemu. Taehyung dilewati tanpa dilirik sama sekali.

Taehyung paham, dia tak mungkin diterima lagi mengingat apa yang telah dilakukannya.

Melihat bagaimana sikap Yoongi meyakininya bahwa mereka tak perlu mencari tersangka, sebab Taehyung lah akhir dari keputusan mereka.

Tapi begitu pandangannya bertemu akan netra Seokjin. Pemuda berbahu lebar itu memberikan senyuman termanis yang pernah Taehyung lihat.

Membuat pemuda itu tertegun, hatinya menghangat merasa baik.

Seokjin letakkan koper di samping pintu, mendekati Taehyung yang berdiri kaku di dekat ruang dapur.

Yang kemudian pelukan erat ia dapatkan. Seolah menyiratkan rasa rindu yang akhirnya terbalas.

"Abang kangen" ujar Seokjin melontarkan isi hatinya.

Interaksi itu jelas dilihat oleh semua orang, tak terkecuali Yoongi yang sudah kembali keluar kamar. Berdiri dengan pandangan datar.

Jungkook yang sedikit memberikan senyuman tipis. Semua orang dalam raut yang sama.

"Udah makan?" pertanyaan Seokjin terlontar begitu pelukan terlepas.

Taehyung mengangguk sebagai tanggapan.

Hatinya kelu melihat wajah tulus ini, ketulusan yang bahkan tak mampu ia sadari.

Ada rasa sesal yang membludak. Rasa marah kepada dirinya sendiri karena menyia menyiakan kasih sayang yang super besar dan tak pantas ia dapatkan ini.

Taehyung akui.

Dia bertindak jahat.

Membalas dendam untuk orang orang yang sudah menerima kembarannnya dalam tangan terbuka.

Namun ia balas dengan hancurkan kepercayaan itu dan meninggalkan rumah.

Siapa yang pantas menerima perlakuan baik untuk dirinya yang mengecewakan.

"Abang sendiri?" Taehyung bertanya. Wajahnya nampak murung.

Seokjin tertegun menatap penuh sedih ekspresi sesal luar biasa Taehyung.

Selanjutnya tampak senyum cerah menjadi jawaban untuk hati Taehyung memutuskan.

Hatinya kembali dipukul kenyataan bahwa dia benar benar bertindak kelewatan.

Orang sebaik ini, mengapa disangkut pautkan untuk balas dendamnya.

Seokjin sama seperti dirinya, ditinggalkan oleh seorang saydara yang begitu disayangi.

Bukankah Jeon Taehyung memiliki tempat khusus di hati abang tertua di depannya ini.

"Udah makan abang. Makan siangnya di rest area"

Mereka menjadi diam, bukan karena tak ada yang ingin dibicarakan.

Memilih untuk saling memandangi dengan perasaan yang sama, rindu akan keberadaan satu sama lain yang baru disadari Taehyung betapa berharganya memiliki orang orang di sisi.

Sebelum pada akhirnya Taeyung membuka suara, menggigit bibirnya gugup dengan genggaman getar.

"Papaku lagi di rumah sakit"

Memberikan senyuman pahit yang semua tangkap dan pahami hal itu.

Hening mengelilingi mereka, mendominasi Taehyung agar lebih leluasa diperhatikan.

Bukan Keluarga?! 2 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang